Rabu, 08 Maret 2017

Tante Tante Tapi Masi Rasa Gadis

www.united4d.com

UNITED4D - sama seperti hari hari lain, sore itu terlihat aktifitas yg cukup di sandar labuh Muaro, Kota Padang. Sandar labuh itu adalah sarana perhubungan orang dan barang dari Padang ke Mentawai begitu juga sebaliknya.Senja itu orang orang akan berangkat ke pulau Mentawai yg berjarak 80 mil tenggara pantai barat Sumatera Barat. Sebelom semua penumpang naik ke kapal terlihat orang-orang bersileweran,ada yg dgn mimik sedih,bahagia bercampur baur.Diantara keramaian orang itu terlihat satu keluarga mengantar sanak familinya.
Baca Juga :

3 Wanita 1 Lelaki


Dgn memarkir mobil kijang dan memakai plat merah menandakan orang yg mengantar itu bukanlah orang sembarangan. Terlihat juga seorang bunda yg tak henti-hentinya memeluk anak perempuannya. Rupanya bunda itu merasa berat hati melepas anaknya itu.Lalu terdengar aba aba bahwa calon penumpang di persilahkan untuk menaiki kapal karena akan segera berangkat.

Perempuan itu berusaha melepaskan pelukan bundanya dan menuju kapal dgn ditemani bapaknya yg seorang pejabat didaerah tersebut.Tak lupa si perempuan meraih tangan seorang lelaki yg cukup tampan berdiri disampingnya waktu itu.Rupanya lelaki tersebut adalah kekasih si perempuan dan hubungan mereka sudah direstui oleh orang tuanya. Waktu itu si perempuan dgn ditemani bapaknya menaiki kapal dan sesekali melambaikan tangannya kearah pengantarnya. Terlihat juga si bunda dan si lelaki itu melambaikan tangannya. Tak lama kemudian kapal mulai bergerak perlahan meninggalkan sandar labuh Muaro Padang menuju ke Pulau Mentawai.
Perjalanan itu akan memakan waktu kurang lebih 12 jam pelayaran ke Mentawai malam itu dan bila cuaca memungkinkan maka akan merapat di sandar labuh Tua tepat kesokan pagina.Selama perjalanan si bapak tak henti-hentinya berbincang dgn perempuannya itu yg bernama Amanda. Umurnya waktu itu sudah menginjak 24 tahun. Amanda adalah seorang dokter yg akan di tugaskan PTT di pulau tersebut atau tepatnya di Pulau Sipora. Bapaknya sengaja ikut mendampingi putrinya ke pulau dgn harapan supaya bisa melihat bagaimana nanti lokasi tempat kerja anak kesaygannya itu.Apalagi dari kabar yg ia tahu selama ini,daerah itu masih terisolir dan terpencil.
Suara ombak Samudera Hindia sangat kuat menguncang kapal yg mereka tumpangi.Sebagai tenaga medis,Amanda tak terpengaruh oleh mabuk kapal waktu itu,padahal di sekitar mereka banyak penumpang lain yg terserang mabuk kapal.Dia hanya tertidur disamping bapaknya,begitu juga dgn bapaknya juga terlihat sangat ngantuk,untunglah mereka mendapat tempat di kelas yg cukup sederhana,karena hanya memang itu yg ada kalau ke Mentawai.Dgn beralaskan hanya sebuah bed cover yg dibawanya dari Padang,Amanda merebahkan badannya di kamar kapal itu,sementara bapaknya bersolonjor di atas ranjang yg ada di kamar itu.Goygan kapal membuat mereka merasa tak nyaman,maklum terjangan gelombang ombak yg sangat keras waktu itu.
Syukurlah mereka dapat memicingkan matanya beberapa waktu selama perjalanan yg melelahkan tersebut.Hingga kapal itu akhirnya merapat di sandar labuh Tua Pejat pulau Sipora .Pantainya sangat indah dan tak jauh dari situ bila ingin menikmati pemandangan dan selancar laut bisa dgn menaiki kapal yg bila ditempuh memakan waktu kurang lebih dua jam. Sesudah meSyifaunkan barang bawaannya, Amanda dan bapaknya sudah disambut oleh perangkat dusun tempatnya akan menetap. Orang itu adalah petugas kesehatan yg bertugas di puskesmas dusun tersebut bernama Pak Frans Sunggar, dia ditugaskan untuk menjemput Amanda dan bapaknya. Dgn sedikit basa basi, Pak Frans Sunggar mengemasi barang bawaan Amanda ke sepeda motornya, sedangkan Amanda dan bapaknya sudah disediakan dua buah ojek yg akan membawa mereka ke dusun yg akan di tuju.
Sesudah menempuh perjalanan yg cukup melelahkan dan jalan yg tak begitu mulus, sampailah mereka di dusun tempat Amanda bertugas. Di sana Amanda dan bapaknya di bawa ke rumah yg sudah disediakan. Terlihat rumah itu sangat bersih dan tertata dgn rapi. Rumah semi permanen itu terletak tak jauh dgn puskesmas yg akan ditempati Amanda. Dgn sopan Pak Frans Sunggar mempersilahkan Amanda dan bapaknya memasuki rumah itu. Pak Frans Sunggar membukakan pintu rumah itu yg masih terkunci.
Amanda dan bapaknya memasuki rumah dinas tersebut. Di dalamnya itu sudah tersedia semua perlengkapan yg dbundatuhkan termasuk isi kamar dan juga perabotannya. Tak lama kemudian datanglah istri Pak Frans Sunggar yg membawa air minum dan makanan kecil. Pak Frans Sunggar mengenalkan istrinya kepada Amanda dan bapaknya.Mereka terlibat obrolan yg mengasikkan dan ternyata istri Pak Frans Sunggar juga menguasai seluk beluk masalah kesehatan dan dialah yg akan membantu tugas-tugas Amanda selama disana. Terlihat Bapak Amanda sedikit lega melihat keramah tamahan yg di perlihatkan suami istri tersebut. Segala kekuatirannya selama ini,mulai berkurang sebab pulau itu sudah mulai maju dgn adanya sarana telekomunikasi selular. Jadi ia tak akan kuatir lagi meninggalkan anak perempuannya di pulau itu untuk selama beberapa bulan.
Malam harinya, bapak Amanda langsung mengabarkan bahwa mereka sudah sampai dgn selamat di tujuan kepada keluarganya di Padang. Begitu juga Amanda sudah menghubungi kekasihnya dan mengabarkan bahwa ia sudah sampai dgn selamat. Esok harinya mulailah Amanda masuk ke puskesmas dgn di dampingi oleh perangkat dusun termasuk kepala dusun dan bunda Frans Sunggar. Selama pengenalan kepada petugas puskesmas, Amanda sangat senang dgn sambutan yg begitu ramah selama ini.Apalagi dari kata kepala dusun tadi,bahwa hampir 2 tahun ini tak ada lagi dokter yg masuk di puskesmas itu.Dan kedatangan Amanda dianggap sudah membawa angin pencerahan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakatnya.
Sesudah melakukan ramah tamah maka mulailah Amanda melakukan tugas-tugasnya dgn sebaik mungkin.Ia banyak bertanya pada Bu Frans Sunggar tentang kendala dan masalah kesehatan di dusun itu selama ini.Amanda juga banyak bertanya mengenai bahasa yg kurang begitu ia pahami, dan sedikit demi sedikit iapun mulai paham dgn arti bahasa masyarakat situ.Melihat Amanda sudah dapat beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya di tempat itu,sesuai jadwal maka bapaknya kembali ke Padang.Sore itu terlihat Amanda mengantar bapaknya ke sandar labuh didampingi Pak Dan Bu Frans Sunggar. Bapak Amanda menitipkan putrinya kepada Pak dan Bu Frans Sunggar.Bapaknya pun selalu memberi nasihat tentang hidup dilingkungan baru itu kepada Amanda,Ia berpesan supaya Amanda bisa membawakan diri dan menjaga harkat sebagai perempuan, juga sebagai dokter.Pesan bapaknya itu di terima Amanda sembari menganggukkan kepalanya.Dgn sedikit mimik sedih ia lepas bapaknya menuju Padang.
Sesudah tak lagi terlihat kapal yg membawa bapaknya, Amanda kembali ke dusun dgn menumpang ojek karena pak dan bu Frans Sunggar naik sepeda motor berboncengan. Kini selama di pulau itu Amanda larut dalam aktifitasnya,tetapi komunikasi dgn keluarga dan kekasihnya tetap terjalin dgn baik.Malah kekasihnya akan datang suatu waktu ke pulau ini,Amanda bahagia saja. Setiap hari libur misalnya hari Minggu Amanda selalu diajak pak dan bu Frans Sunggar keliling pulau melihat keindahan pantai yg cukup terkenal itu.Amanda pun sangat menyukai pemandangan di pulau yg cantik tersebut.Biasanya mereka jalan pagi,sebelom pak dan bu Frans Sunggar melakukan ibadah kebaktian di gereja.Sedangkan Amanda yg seorang muslim hanya diam dirumah.
Banyak pekerjaan yg ia lakukan kadang mencuci pakaiannya yg kotor atau membersihkan rumah. Memang sebagian besar penduduk disitu memeluk agama Kristen.Amanda cukup melakukan ibadah di rumahnya saja. Selama melaksanakan tugas medis dan penyuluhan kesehatan terkadang Amanda tak hanya berada di puskesmas saja.Ada jadwal yg akan ia lakukan untuk masuk kedusun dusun di pelosok. Tak jarang ia melakukan perjalanan ke pedalaman dgn menggunakan perahu motor dgn di temani Bu Frans Sunggar. Awalnya ia cukup terkejut dan kuatir melihat hutan bakau dan suasana hutan yg tak biasa ia alami. Tetapi karena adanya semangat dan bantuan dari bu Frans Sunggar, ia pun bisa menerimanya sebab masyarakat yg berada di pedalaman juga butuh bantuan kesehatan yg memadai.
Suatu hari Amanda dan Bu Frans Sunggar masuk ke pedalaman, tetapi mereka dikejutkan oleh panggilan dari orang dusun bahwa,mereka sangat membutuhkan bantuan sebab baru saja seorang rohaniawan tertimpa sebuah pohon di sana. Dgn segera mereka menuju tempat yg di tunjukkan masyarakat pedalaman tersebut. Sesampai disana terlihat seorang lelaki yg terbaring dalam rumah kayu dgn luka yg cukup serius. Lelaki itu baru saja tertimpa pohon yg tumbang karena angin beberapa waktu sebelomnya. Sesudah mengeluarkan peralatan secukupnya mulailah Amanda dgn dibantu bu Syifa melakukan pengobatan seperlunya.
Melihat kedaan lelaki itu yg cukup parah,maka diputuskan bahwa lelaki itu harus dibawa ke puskesmas. Secara beramai ramai penduduk kampung itu memapah laki laki itu ke perahu yg biasa digunakan Amanda untuk meninjau pedalaman.Sesudah memberikan pengobatan darurat penghambat keluar darah pada lelaki itu, perahu mereka bergerak meninggalkan dusun itu. Selama perjalanan terlihat sekali kesedangan Amanda dan bu Syifa yg berusaha menghentikan pendarahan di kepala lelaki itu. Untuk pertolongan pertama usaha mereka cukup berhasil dan tak lama kemudian perahu sudah memasuki dusun tempat Amanda bertugas. Dibantu oleh pengemudi perahu dan orang yg berada disekitar situ,mereka mengangkat badan lelaki yg luka tersebut menuju puskesmas.
Sesampai di puskesmas,lelaki itu dibaringkan di tempat pertolongan pertama. Dgn ditangani Amanda dan bu Syifa akhirnya mereka melakukan sedikit pembedahan kecil. Tak lama kemudian pertolongan pada lelaki itu pun berhasil dan lega lah hati mereka karena itu pertama kalinya Amanda melakukan pertolongan darurat terlihat lelaki itu tertidur karena pengaruh obat penenang. Lalu Amanda minta pada Bu Syifa itu menjaga lelaki itu sebab ia mau pulang untuk membersihkan badannya yg terasa mulai kotor karena perjalanan siang tadi.
Bu Syifa lalu menjaga perawatan lelaki itu. Tak lama kemudian lelaki itu siuman dan Bu Syifa menanyakan identitas lelaki tersebut.Dgn gambalang lelaki itu menyebutkan namanya.Ia bernama Poseng, berasal dari Ende NTT dan sampai di pulau Sipora itu karena dalam rangka praktek kerohanian dari Seminari di Semarang jawa Tengah.Umurnya sekitar 26 tahun.Iapun menceritakan sebab kecelakaan yg menimpa dirinya pada Bu Frans Sunggar, tak lupa ia mengucapkan terima kasih yg dalam atas bantuan tenaga medis di puskesmas itu. Bu Frans Sunggar juga bilang bahwa yg menolong Poseng bukan saja dirinya juga ada dokter yg waktu itu sedang pulang. Bu Syifa juga menceritakan nama dokter yg sudah membantu Poseng.
Dalam keasikan bincang bincang Bu Syifa dan Poseng waktu itu, munculah Amanda yg sudah kembali dari rumahnya. Dgn sapaan lembut ia pun menanyakan keadaan pasien tersebut. Dari keterangan Bu Syifa,Amanda bisa mengetahui kondisi pasiennya. Tak lupa Bu Syifa mengenalkan lelaki itu pada Amanda. Ia menjabat tangan lelaki itu dan menyebutkan namanya. Lalu Bu Syifa minta izin pulang karena ia akan bersih bersih diri dulu. Amanda mengizinkan Bu Syifa pulang sebab malamnya Bu Syifa akan bertugas menjaga pasien tersebut. Sesudah Bu Syifa pulang, Amanda sempat menanyakan tentang sebab Poseng mengalami kecelakaan. Poseng menerangkan awal kejadian yg menimpanya.Amanda akhirnya tahu bahwa Poseng adalah seorang calon rohaniawan yg di tugaskan kepedalaman untuk memberikan pelayanan rohani di pulau itu. Rupanya Poseng bukanlah orang yg kaku dalam berbicara, ia terlihat mengusai berbagai hal. Obrolan Amanda dan Poseng terlihat sangat akrab, jauh dari kesan seorang dokter yg kaku dan seorang rohaniawan yg juga kaku. Mereka seperti orang yg sudah kenal lama sangat familiar. Berbagai macam masalah menjadi topik obrolan mereka waktu itu, mulai dari ketelisoliran medan yg mereka jalani juga tentang prasarasa infrastruktur yg sulit. Amanda juga mengeluhkan tentang alat transport dan juga sarana komunikasi yg sering terganggu di pulau itu. Poseng juga menyampaikan hal yg sama.
Tak lama kemudian Amanda minta diri karena Bu Syifa sudah balik ke puskesmas dan ia ingin pulang ke rumahnya untuk istirahat. Sembari mengecek kondisi Poseng dan keadaannya, Amanda memberi arahan pada Bu Syifa tentang tindakan yg akan dilakukan pada Poseng.Lalu Amanda pun pulang kerumahnya,sembari minta izin pada Poseng dan Bu Syifa yg di antar Bu Syifa sampai pintu. Malam itu Poseng menjalani perawatan di Puskesmas itu, syukurlah peralatan di puskesmas itu lengkap sehingga ia dapat tertolong dgn cepat. Selama beberapa hari, Poseng menginap di puskesmas itu sampai ia di nyatakan boleh pulang. Ia dijemput oleh temannya yg sama ditugaskan di pulau itu. Poseng tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan para tenaga medis di puskesmas itu, terutama dr Amanda dan Bu Syifa. Tak lupa Poseng minta nomer telpon selular Amanda supaya mereka bisa saling membantu bila Amanda sedang ke pedalaman atau bantuan konsultasi kesehatan. Dgn senang hati Amanda pun memberikan nomer telponnya.Bagi Amanda yg seorang dokter tak akan membedakan status manumur karena sudah diucapkannya dalam sumpahnya.
Hari-hari berikutnya Amanda tenggelam dalam rutinitas melakukan penyuluhan dan pengobatan hingga ke pedalaman pulau itu. Dgn di bantu Bu Syifa aktifitas Amanda semakin lancar. Di suatu kesempatan di pedalaman Amanda kembali bertemu Poseng dan mereka pun saling berbincang.Riesa dan Bu Syifa di ajak Poseng untuk singgah di gubug yg merupakan tempat tinggal yg juga sebagai tempat tinggal Poseng. Gubug itu dbundaat oleh para rohaniawan yg sudah kembali ke kota. Gubug itu terbuat dari kayu hutan yg disusun rapi, atapnya terbuat dari rumbia yg cukup bagus menahan air dan hawa panas. Apalagi dilantainya juga terbuat dari papan yg cukup tertata rapi dan bersih. Jadi kesan didalam gubug itu sangat sejuk dan nyaman.
Meskipun berada di pedalaman, tetapi segala peralatan keperluan Poseng terlihat lengkap.Ada kompor,meja kerja, juga tempat tidur dari kayu yg diselubungi dgn kelambu pelindung dari nyamuk yg tertata dalam kamarnya. Ruang ventilasinyapun cukup sehingga udara yg masuk dan keluar cukup sempurna. Tetapi karena memang berada di pedalaman yg belom tersentuh aliran listrik sehingga masih menggunakan lampu petromaks. Ia hanya menggunakan peralatan elektronik berupa sebuah accu yg cukup mampu menghidupkan televisi kecil dan mencharger battrai hp nya. Amanda dan Bu Syifa pun singgah dan mencicipi sedikit penganan yg di berikan Poseng.
Tak lama memang mereka pun minta diri,sebab waktu itu sudah agak sore,dan menghindari sampai di tempat mereka malam hari. Dgn ramah Poseng pun mengantar mereka ke perahu yg sudah siap berangkat. Poseng melepas Amanda berangkat dgn perahu itu dgn lambaian tangan, tak lupa ia memberi nasehat pada pengemudinya supaya berhati hati dalam mengemudi. Pak Nelayan itu mengiyakan nasehat Poseng itu. Perlahan kemudian perahu bergerak menjauh dari daerah itu. Tak lama memang dan tak sampai malam Amanda dan Bu Syifa sampai lalu mereka berpisah untuk pulang kerumah masing masing karena baik Amanda maupun Bu Syifa sudah merasa capai sesudah melakukan perawatan dan pengobatan di pedalaman tadi siangnya. Malam itu mereka ingin beristirahat sebaik-baiknya.
Malam itu sesudah mandi dan makan malam, Amanda beranjak untuk tidur karena ia terlalu capai siang itu. Tiba tiba handphone nya berbunyi, rupanya Poseng yg ingin mengetahui keadaan Amanda. Dgn sedikit basa basi Amanda di tanya keadaan Amanda yg sudah sampai apa belom, tanpa terasa obrolan lewat telpon itu meninggalkan kesan pada Poseng, Amanda pun demikian sebab Poseng sangat terkesan pada Amanda yg seorang perempuan cantik, juga tangguh,dan berani mau di tugaskan di pulau yg masih terisolir itu demi tugas mulia memberikan perwatan kesehatan pada masyarakat. Bagi Amanda juga begitu,ia terkesan pada Poseng yg berasal dari wilbapak timur Indonesia itu,masih mau di tempatkan di pulau yg jauh dari daerah asalnya.
Obrolan mereka pun di sambung dgn smsan, tanpa sadar Poseng sempat menanyakan tentang hal pribadi Amanda, ya masalah pacar atau orangtuanya.Amanda pun dgn gamblang menceritakan tentang pacarnya yg sudah bekerja dan akan segera menyuntingnya itu. Juga orangtuanya yg sangat merestui hubungan mereka waktu ini. Dgn penuh perhatian Poseng membaca pesan singkat dari Amanda dgn sedikit rasa cemburu, tetapi ia pendam dalam hatinya. Poseng pun berharap supaya Amanda bisa mendapatkan yg ia rencanakan itu secepatnya tanpa rasa menggurui sedikitpun.Amanda pun merasa Poseng enak dijadiakan teman untuk saling berbagi selama di pulau itu sebab mungkin mereka serasa sama sama pendatang di pulau itu.
Tanpa terasa Amanda sudah menghabiskan bulan pertamanya di pulau itu, iapun mendapatkan waktu pulang ke Padang. Ia sangat rindu dgn keluarganya dan tentu saja pacarnya Andro. Amanda berangkat Jumat sore itu dgn menumpang kapal yg hanya melayari ke pulau itu hanya dua kali seminggu. Sabtu pagi, sesudah melakukan perjalanan yg melelahkan Amanda pun sampai di sandar labuh Muaro Padang. Di sana ia sudah dijemput pacarnya Andro. Sembari memeluk Amanda, Andro pun meraih barang bawaan Amanda yg kemudian dimasukan ke dalam mobilnya. Tak lama kemudian mereka berdua sudah sampai dirumah Amanda dan disambut bapak bundanya.di rumah besar dan mewah itu, mereka akhirnya mengadakan makan bersama sebab terlihat Amanda sangat lapar. Keluarga itu banyak bertanya tentang pengalaman Amanda selama sebulan itu di pulau.
Dgn penuh semangat Amanda pun menceritakan tentang tugas-tugasnya dan keramah tamahan penduduk di sana. Amanda juga bilang pada bundanya supaya mau ikut bersama dgnnya ke sana meski hanya seminggu. Bundanya pun menyggupi tapi bukan untuk waktu itu karena ada tugas yg harus dilakukan bundanya yg juga seorang pegawai Pemda itu. Selama di Padang Amanda sedang mencari alat yg sangat di perlukannya yg tak tersedia di puskesmas pulau itu. Dgn dibantu sang kekasih,mereka sedang kesana kemari mencarinya. Alat alat itu dapat mereka temukan dan mereka beli. Selama di Padang Amanda terlihat juga memanfaatkan waktu berduaan dgn kekasihnya untuk saling melepas rindu ya dgn peluk pelukan dan terkadang berciuman.Mereka masih menjaga hal hal yg terlarang mereka lakukan. Hingga tibalah harinya Amanda harus kembali ke pulau untuk bertugas. Dgn izin dari orang tua Amanda, Andro ikut serta mengantar kekasihnya ke pulau itu. Orang tua Amanda sangat percaya pada Andro karena tak lama lagi Andro juga akan menjadi suami anaknya itu apalagi pembicaraan antara orang tua mereka sudah terjadi dan hanya tinggal menentukan hari dan waktu yg tepat sesudah Amanda selesai PTT.
Selama perjalanan pasangan sejoli ini tak lepas lepasnya memandang keindahan pantai Padang yg segera mereka tinggalkan.Kekasih Amanda cukup salut akan tekad Amanda yg sangat bulat bertugas di pulau itu. Andro pun merasa memang berat perjalanan selama naik kapal motor itu,apalagi goygan ombak pada kapal cukup mengkhawatirkan. Paginya mereka sampai di pulau dan dgn naik ojek merekapun sampai di rumah Amanda.
Pagi itu Amanda langsung masuk kerja karena pasien yg menunggu sudah antri. Tak lama memang ia membersihkan badannya ia beranjak ke puskesmas yg hanya beberapa meter dari rumahnya. Sedang Andro ia tingal di rumah dan diminta untuk beristirahat dari rasa penat selama perjalanan semalam. Selama Amanda bekerja, tak lupa Andro juga menyiapkan makan siang. Ia ingin memberikan surprise pada kekasihnya itu.sesudah membereskan rumah dan masak seadanya, Andropun beristirahat diatas sofa yg berada di ruang tengah rumah itu. Makan siang sudah ia siapakan di meja makan dan tertutup tudung.
Siang itu sesudah semua pasien selesai ia tangani,Amanda pulang kerumahnya dan menemukan Andro yg terlelap di sofa. Amanda tak sampai hati membangunkan Andro sebab ia tahu Andro sangat lelah dan ia sempat melihat di meja makan, ada makanan yg sudah dimasak oleh kekasihnya itu.Amanda pun masuk kekamarnya dan melepas pakaian dokternya.Ia lalu keluar kamar dan mencoba bersandar di sofa dekat kekasihnya yg tertidur itu. Tak lama memang ia pun terlelap, mungkin karena ia sangat lelah juga dan belom sempat istirahat.
Beberapa waktu kemudian ia merasakan ada yg menepuk nepuk bahunya.Amanda terbangun dan melihat Andro kekasihnya membangunkannya. Dgn masih menahan kantuk Amanda pun membuka matanya.Andropun mengajak Amanda untuk makan sebab ia sudah masak. Dgn langkah yg sedikit bermalas malasan Amanda pun bangun dari duduknya. Ia mengikuti jalan Andro kearah meja makan. Kemudian dgn lahapnya mereka berdua makan. Amanda memuji masakan Andro yg terasa lezat dan mampu membuatnya kenyg itu.
“Enak..juga masakan kamu Rev” puji Amanda pada kekasihnya
“Yaaa,,,dong,,sapa dulu Androo…” jawab kekasihnya yg membanggakan diri itu.
Sesudah makan siang dan beres beres barang bawaannya,Amanda mengajak kekasihnya itu untuk keluar rumah dan melihat keindahan pantai Pulau Sipora itu. Andro sangat terkesima melihat keindahan pantai itu. Wow..gak kalah dgn pantai Bali,,guman Andro.Hanya saja belom dipromosikan gumannya lagi.Waktu itu ia hanya sempat melihat beberapa org yg sedang naik perahu dan ada yg berselancar.
Sesudah dari pantai Amanda mengajak Andro ke rumah pak Frans Sunggar dan Bu Frans Sunggar. Dgn berjalan kaki mereka menuju rumah suami-istri itu. Selama perjalanan terlihat warga yg kenal dgn Amanda menyapanya dan terlihat heran melihat Amanda berjalan dgn kekasihnya itu, ada juga yg berbisik bisik entah apa yg dibisiki warga itu. Tetapi Amanda hanya senyum saja menanggapi keheranan warga pulau itu. Tak lama kemudian mereka sampai dirumah Pak dan Bu Frans Sunggar. Kebetulan waktu itu terlihat Pak Frans Sunggar sedang duduk santai didepan rumahnya. Dgn basa basi seadanya Amanda di persilahkan masuk oleh Pak Frans Sunggar sembari memanggil istrinya. Tak lama memang Bu Syifa yg waktu itu sedang memasak pun keluar dari ruang dapurnya. Amanda dan Andro dipersilahkan duduk. Amanda pun mengenalkan Andro kepada Pak Syifa yg juga merupakan sesepuh warga disitu. Pak dan Bu Syifa pun dgn gamblang menceritakan ttg banyak hal yg sangat terbantu dgn kedatangan Dokter Amanda di pulau itu.
Selama beramah tamah itu tak lupa mereka disuguhi minum dan buah-buahan hasil ladang mereka. Merasa sudah cukup waktu untuk mengenalkan kekasihnya pada Pak Frans Sunggar waktu itu, Amanda pun minta diri. Sempat juga Bu Syifa menawari Andro untuk tidur di rumahnya sebab di rumah Amanda hanya ada satu kamar. Tetapi dgn basa basi, Andro pun bilang ia akan tidur di ruang tamu saja. Sembari sedikit bercanda Pak Frans Sunggar bertanya kapan mereka akan meresmikan hubungan mereka tersebut. Dgn sedikit tertawa Amanda hanya bilang, yah sesudah selesai PTT jawabnya singkat. Juga terucap dari mulut Bu Syifa,mereka sangat serasi.yg satu cantik dan yg lelakinya ganteng, Amanda diminta hati-hati supaya kekasihnya itu di jaga supaya jangan sampai direbut orang,guman Bu Syifa sembari bercanda.Amanda pun berlalu sembari tersenyum dan berucap terima kasih atas suguhan buah buahan tadi.
Merekapun berjalan kaki pulang ke rumah Amanda sembari bergandgn tangan dgn mesra. Mereka tak menyadari tak jauh dari mereka ada sepasang mata terlihat sedih. Sepasang mata itu milik Poseng yg waktu itu akan berkunjung ke tempat Amanda,karena dia sedang tak ada kegiatan. Tetapi perasaan cemburunya itu ia kubur dalam dihatinya. Ia pun berusaha menemui kedua pasangan sejoli itu. Dgn sapaan lembut ranjangggilnya perempuan itu. Amanda pun menoleh kearah suara yg memanggil namanya itu. Ia terlihat senang sebab ia kembali bertemu Poseng. Sembari mengenalkan Andro yg kekasihnya itu pada Poseng.
Secara singkat Amanda menerangkan pada Andro bahwa Poseng adalah bekas pasiennya di pulau itu. Dgn sikap yg sportif Poseng berusaha menjabat tangan Andro. Tetapi terlihatnya Andro sedikit kurang senang dgn kehadiran Poseng waktu itu. Dgn sikap dingin Andro menerima uluran tangan Poseng. Sedikit basa basi Amanda menanyakan maksud Poseng ke daerah itu. Dgn berbohong Poseng pun berkata ia ada suatu keperluan pelayanan. Ia merasa tak enak hati bila menerangkan maksud sebenarnya waktu itu yg hanya ingin bertemu Amanda. Poseng dgn cerdik menyembunyikan isi hatinya tanpa terlihat oleh orang lain.
Sembari menawari Poseng singgah ke rumahnya Amanda pun minta diri. Poseng pun menolaknya dgn alasan dia sedang tergesa gesa. Tetapi ia menyadari bahwa waktu itu dirinya tak disukai Andro, kekasih Amanda..Sembari berlalu Poseng pun berjalan dgn gontai, tetapi mental dan sikapnya yg sudah ditempa selama dalam pendidikan di seminari membuatnya semakin kuat, apalagi nantinya ia akan menghadapi berbagai macam manumur dan tabiat yg berbeda. Amanda dan Andro kembali melanjutkan perjalanan mereka kerumahnya. Di rumah mereka berdua hanya menghabiskan waktu dgn mengatur letak perabotan dan membersihkan ruangan yg mereka rasa kurang bersih. Sesudah merasa capai mengatur rumah dinasnya,malamnya Amanda dan Andro pun makan bersama. Malam itu Andro pun beristirahat saja sebab siangnya sudah berjalan kesana kemari bersama Amanda.Memang waktu itu Andro tidur di sofa ruang tengah dan Amanda masih dikamar. Mereka sangat menyadari sendiri bila malam itu tidur satu kamar.segalanya bisa saja terjadi,tetapi dgn sikap kedewasaan dan keimanan,semua itu dapat mereka lalui.
Besok Pagi pagi sekali, Andro sudah bangun dari tidur dan berjalan sendiri ke pantai .Ia sangat menyukai suasana pantai yg cukup indah dan masih tertata rapi itu. Tak lama memang Andropun pulang kerumah dan disambut Amanda dgn tersedianya makan pagi berdua. Pagi itu mereka asik sekali makannya sebab Andro merasa sangat lapar sehabis berjalan ke pantai. Sehabis makan dan sesekali bercengkrama, Amanda pun ke puskesmas untuk melaksanakan tugasnya. Andro hanya tinggal sendiri di rumah itu sembari membaca buku. Tak sadar diapun tertidur hingga siangnya. Ia baru terbangun waktu Amanda sudah pulang dari Puskesmas. Dgn sangat mesra ia bangunkan kekasihnya dan ajak ke pantai untuk sekedar jalan jalan. Andro esok harinya sudah harus kembali ke Padang karena hanya esok hari kapal jadwal kapal yg akan ke Padang.
Di pantai yg indah itu mereka saling berkejaran dan bercengkrama. Sangat serasi sekali pemandangan sore itu di pantai karena kedua sejoli itu saling berkejaran dan berpelukan. Karena senja menjelang merekapun pulang ke rumahnya untuk mandi dan makan malam. Dirumah dinasnya malam itu, Andro pun membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka.Amanda dgn senang hati mendengar penuturan kekasihnya itu. Tetapi Andro membicarakan tentang keberatannya bila Amanda terlalu dekat dgn Poseng. Andro melihat Poseng sebagai sosok yg jelek bukan saja wajahnya tetapi juga sifatnya, meskipun ia berprofesi sebagi calon rohaniawan.Andro mengemukakan keberatannya sebab Amanda bisa saja terjebak oleh sosok manumur jelek bertopeng jiwa rohaniawan itu.Apalagi baginya Poseng bukanlah seorang lelaki yg baik untuk dijadikan teman oleh Amanda.Amanda pun menerangkan asal mula perkenalannya pada Andro,dan ia juga minta Andro untuk jangan terlalu cemburu,sebab profesinya menuntutnya akrab dgn siapapun,latar belakangnya.Andro pun merasa lega,sebab Amanda sangat dewasa dan sudah mengerti perasannya sebagai kekasih.
“Rev” terang Amanda,
“kamu jgn terlalu bersikap seperti kanak kanak, sebab kita berpacaran kan sudah lebih 3 tahun dan tak lama lagi akan menikah”
Andro pun menerima alasan Amanda tersebut dan berjanji akan sering ke pulau itu. Ia yakin akan kesetiaan Amanda yg sudah ia pacari selama itu. Apalagi ia berpikir mana mungkin Amanda yg seorang dokter itu akan terpikat oleh Poseng yg jelek dan kampungan itu. Ia semakin percaya pada Amanda tunangannya.

Malamnya sehabis makan dan membicarakan hubungan mereka, Amanda terlihat berada di pangkuan Andro. Mereka tak melewatkan kesempatan tersebut untuk saling mencumbu. Ciuman dan remasan tangan Andro hinggap dibagian bagian sentitif Amanda. Perbuatan lelaki itu pun menyebabkan Amanda untuk pertama kalinya merelakan pakaiannya semerawut dan acak acakkan. Bagaimanapun Amanda ingin memberikan kepastian pada kekasihnya itu kesungguhannya. Andro pun melakukan pilinan dan gigitan kecil di bagian buah dada Amanda yg sudah terbuka itu.
Malam itu Amanda ingin memberikan suatu keindahan kepada kekasihnya itu, tapi dalam batas batas yg sudah ia gariskan. Tetapi pergumulan tersebut mereka atur sesuai batas dan tak akan merusak kesuciannya. Pakaian atas Amanda terlepas semua, itulah pertama kalinya ia menyuguhkan keindahan buah dadanya kepada kekasihnya itu.Andro melakukan pilinan dan tak henti hentinya melakukan jilatan hingga akhirnya mereka berdua merasa kelelahan dan tertidur. Sesudah merasa cukup sampai disitu perbuatan mereka, Amanda pun kembali mengenakan pakaian atasnya dan menuju kamarnya untuk tidur. Baginya biarlah tindakan yg serba tanggung tadi hanya dilanjutkan dalam mimpinya saja. Begitu juga Andro, ia menyuruh kekasihnya masuk kamar supaya ia bisa tidur nyenyak dan bangun pagi.
Pagi harinya Andro pun berangkat ke Padang dan diantar Amanda.Yg mengantar Andro tak saja Amanda, tetapi Pak Frans Sunggar dan istrinya juga ikut.Selama di sandar labuh mereka tak henti hentinya bergandgn tangan dan diwaktu Andro akan berangkat tak lupa ia mencium bibir kekasihnya itu. Kapal pun beranjak meninggalkan sandar labuh Tua Pejat menuju Muaro Padang. Amanda lalu kembali bertugas di puskesmas seperti biasanya. Ia kembali tenggelam dalam rutinitas seperti biasanya. Amanda pun sering bersama Bu Syifa ke pedalaman kembali. Dan disuatu kesempatan ia bertemu Poseng yg baru selesai memberikan pelayanan rohani kepada warga pedalaman tersebut. Amanda dan Bu Syifa di tawari singgah ke gubugannya, sekedar beristirahat sebelom pulang ke puskesmas. Selama di gubug Poseng, Amanda terlibat pembicaraan serius dgn Poseng mengenai rendahnya mutu kesehatan di tempat Poseng itu.
Amanda berjanji akan serius menangani warga disana. Selama Amanda di tempat tugasnya, Poseng selalu menghubunginya sekedar mengetahui keadaan di tempat Amanda atau sekedar menanyakan kabar Amanda. Mereka pun sering terlibat saling mengirim pesan singkat, mulai dgn tugas tugas Amanda juga tugas tugas Poseng.Tak lupa Poseng memberikan sugesti pada Amanda supaya selalu kuat dalam menjalankan tugasnya sebab Amanda pernah tak mendapat penerimaan yg ramah disuatu tempat didusun tetangga pulau itu. Waktu itu kedatangan Amanda dan bu Syifa ditolak masyarakat setempat dgn alasan yg kurang jelas.Mendengar keluhan Amanda tersebut, Poseng pun berjanji akan membantu mengarahkan warga pulau itu tentang arti kesehatan sebab Poseng tahu semua warga pedalaman itu adalah masih dalam lingkup kerjanya. Amanda berterima kasih atas bantuan dan support dari Poseng waktu itu. Sesuai kesepakatan dgn warga tempat tersebut, Amanda dan Bu Syifa juga Poseng ikut serta ke daerah yg pernah menolak kehadiran Amanda tersebut. Waktu itu sempat terjadi sedikit ketegangan tetapi dgn sikap yg santun dan kewibawaan Poseng, masyarakat setempat akhirnya mau menerima penyuluhan kesehatan yg di berikan Amanda.
Semenjak kejadian itu,hubungan Poseng dan Amanda pun semakin dekat.Mereka pun sering terlihat bersama di puskesmas pulau itu.Bagi Amanda taklah masalah sebab mereka sama sama menjalankan tugas mulia. Begitu juga mereka sering berjalan jalan ke pantai dan terkadang makan di rumah Bu Syifa. Bagi Bu Syifa melihat hubungan Poseng dan Amanda adalah hubungan kerja biasa dan wajar. Bu Syifa pun terlihat sangat terbantu dgn kehadiran Poseng yg sedikit banyaknya memberinya khotbah tentang ibadahnya.
Diluar jam senggangnya Poseng sering datang ke tempat Amanda bertugas.Poseng lebih sering singgah di rumah Bu Syifa yg juga aktifis gereja. Dan sering Bu Syifa mengajak Amanda untuk mendiskusikan masalah pelayanan kesehatan bagi warga di sekitar pulau itu bersama Poseng. Sesekali mereka juga berdiskusi di rumah Amanda. Lambat laun Amanda merasakan perhatian dan bantuan Poseng terhadap tugas tugasnya selama di pulau itu sangat membantunya. Ia hampir tak lagi mengalami hambatan dalam menjalankan tugasnya. Begitu juga Poseng semakin bersemangat bila dusunnya di kunjungi oleh Amanda dan Bu Syifa untuk melakukan pelayanan kesehatan.setiap minggu Amanda pasti berada di dusun termpat Poseng bertugas.
Amanda pun hampir akhir bulan selalu pulang ke Padang dan bertemu kelurga dan kekasihnya. Waktu itu Amanda sudah memasuki bulan kedua di pulau itu. Sore itu ia berangkat ke Padang dan kebetulan juga Poseng akan ke Padang untuk melaporkan kegiatannya selama ini. Mereka menumpang dalam satu kapal. Selama perjalanan Amanda selalu terlihat bersama Poseng yg dan sering terlibat pembicaraan yg cukup serius. Sesekali karena kantuk Amanda bersandar di bahu bidang Poseng. Poseng merelakan bahunya di sandari Amanda, meskipun mereka bukan pasangan kekasih waktu itu Poseng sempat memeluk badan Amanda yg terlihat kecapaian selama perjalanan dgn kapal dan goygan karena hempasan gelombang laut.
Poseng dapat melihat raut wajah cantik Amanda dari dekat. Kulit wajahnya yg putih dan di pipinya ditumbuhi rambut rambut halus. Juga tangan Amanda terlihat ada rambut halus yg cukup serasi dgn kulitnya yg putih. Poseng tak mau melakukan hal yg nantinya akan menyebabkan hubungannya dgn Amanda memburuk. Sebagai manumur biasa ia meras tergoda, tetapi ia tak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan waktu itu. Hingga beberapa lama kemudian Amanda terbangun dan sadar ia sudah rebah di bahu Poseng. Dgn mengucap maaf Amanda sangat menyesal sudah tertidur di bahu Poseng. Tetapi Poseng menjelaskan bahwa tak apa sebab ia tahu Amanda sangat letih.
Tak terasa paginya kapal mereka merapat ke sandar labuh Muaro Padang.Amanda pun bergegas turun bersama Poseng. Melihat ada sopir bapaknya yg menjemput Amanda pun berpisah dgn Poseng di sandar labuh itu. Sempat Amanda menanyakan kapan Poseng kembali ke pulau. Rupanya Poseng di Padang hanya beberapa hari dan secepatnya akan kembali. Sedikit basa basi menawarkan Poseng singgah di rumahnya, tetapi dgn mengucap banyak terima kasih Poseng pun dgn sangat menyesal tak sempat sebab ia sangat terburu buru. Amanda pun naik ke mobil dan berlalu dari sandar labuh itu. Selama di padang Amanda pun larut dgn kegiatannya, tetapi masih sempat meluangkan waktu dgn kekasihnya.
Tanpa Amanda tahu sebabnya Andro, bersikap sangat protektif kepadanya. Kemudian yg terjadi malah pertengkaran yg akhirnya mereka berdua saling berdiam diri.Andro terlihat sangat ingin mengusai semua masalah Amanda. Padahal dalam hatinya Amanda tak ada melakukan hal yg berlawanan dgn komitmen mereka. Tetapi perasaan cemburu Andro yg berlebihan membuatnya tak nyaman. Amanda pun sempat mengadukan masalahnya itu pada bundanya. Dgn sabar bundanya memberikan pengertian pada putrinya itu. Hingga Amanda berangkat kembali ke pulau Andro tak terlihat mengantarnya.Amanda merasa Andro masih marah kepadanya. Selama di atas kapal Amanda berusaha menghubungi Andro,tetapi teleponnya selalu tak diangkat.Amanda sangat sedih dgn sikap Andro itu. Kesedihan itu terbawa sampai ia berada di pulau.
Setiba di pulau Amanda selalu berusaha menghubungi hp Andro kadang telepon rumahnya. Tetapi tak pernah diangkat Andro. Suatu malam Amanda menelepon ke rumah Andro dan diangkat oleh bunda Andro, akhirnya Andro bersedia menerima telpon Amanda.dalam pembicaraan itu terasa dingin sambutan Andro padanya. Perbuatan Andro itu membuat Amanda sedih dan menganggu tugas tugasnya. Tetapi karena kesedangan yg ia alami membuatnya bisa sedikit demi sedikit melupakan masalah pribadinya itu, apalagi tugasnya menuntutnya selalu disiplin.
Selama bertugas di pulau itu,Amanda sering curhat kepada Bu Frans Sunggar. Terkadang bila waktu libur dan tak ada kegiatan Amanda terlihat dikunjungi Poseng. Sosok Poseng yg simpatik dan perhatian itu mampu membuat Amanda melupakan kegundahannya meski Poseng taklah sepadan dgnnya. Bersama Poseng ia menyusuri pantai, sekedar menghabiskan waktu libur dan terkadang melakukan perjalanan ke tempat tempat yg indah di pulau itu. Amanda semakin merasakan perhatian Poseng kepadanya sangat tulus.Kini ia pun menemukan teman bicara dan curhat yg mampu membuat hatinya teduh. Tanpa menghiraukan statusnya yg sudah bertunangan dan terikat dgn sesorang lelaki, Amanda pun menerima saja genggaman tangan kokoh Poseng yg hitam dan jelek itu. Sembari menyusuri pantai Poseng memeluk badan Amanda. Poseng seakan tak mau Amanda terlalu larut akan problemnya. Poseng pun meminjamkan jaket yg ia kenakan ke badan Amanda supaya dipakai Amanda sebab senja itu udara pantai tak bersahabat. Di keremangan cahaya pantai yg indah itu, dgn tanpa di ucapkan dan diminta Poseng memberanikan diri mencium pipi Amanda. Perbuatan Poseng itu membuat Amanda gelagapan tetapi Poseng menahan suara Amanda dgn telunjuknya. Ia tak ingin Amanda berkomentar.Amanda meSyifauti isyarat telujuk Poseng itu dan tanpa diminta persetujuan Amanda, Poseng mendekat kearah bibir Amanda dan mengulumnya beberapa waktu.Amanda sedikit terkejut tak menduga Poseng akan melakukan itu terhadapnya. Perasaan khawatir Amanda terjadi juga.Wajah yg cukup membuat orang sampai jijik itu berhasil mengulum bibirnya.
Dgn perasaan bercampur baur,Poseng dan Amanda berjalan pulang dari pantai itu tanpa ada kata yg terucap.Malam itu Poseng mengantar Amanda sampai di pintu rumahnya dan ia pun minta diri.Sepeninggal Poseng,Amanda termangu dikamarnya.Terbayg di benaknya kejadian barusan bersama Poseng.Ia merenung,apa karena kesepiannya jauh dari Andro atau ia sudah mulai suka pada sosok Poseng yg melindunggi dan sangat dewasa itu.Padahal jauh diakal sehatnya Amanda tak menginginkan Poseng terlalu dekat dgnnya karena bermacam perbedaan diantara mereka dan juga ia akan di cemooh karena suka pada sosok yg jelek itu.Menjelang tidur Amanda tak menemukan jawabannya.Hingga paginya Amanda terlihat di puskesmas,terlihat ia sangat bahagia dan tak sedih lagi.Sesekali ia menerima pesan singkat dari seseorang dan di balasnya.Rupanya sms itu dari Poseng.Amandapun tak melupakan Andro tunangannya yg masih ia cintai dan kelak akan jadi suaminya.Ia masih berusaha menghubungi Andro.
Terlihat Amanda terlibat pembicaraan di telpon dan tak lama ia tutup.Bagaimanapun Amanda selalu berusaha menghubungi kekasihnya itu,jauh di lubuk hatinya kini berperang antara perasaan kepada kekasihnya atau Poseng. Selepas tugasnya di puskesmas,Amanda pun pulang kerumahnya.Dan tak lama kemudian ia pun keluar rumahnya menuju rumah Bu Frans Sunggar. Di rumah Bu Frans Sunggar sudah menunggu Poseng.Sore itu Amanda akan melihat lihat kegiatan warga yg berada di tempat Poseng melaksanakan pratek kerohaniannya. Bu Frans Sunggar juga ia undang,tetapi karena berbagai sebab, maka Bu Syifa tak bisa ikut. Apalagi pak Frans Sunggar sedang berada di Sibolga. Akhirnya siang itu Amanda berangkat besama Poseng ke pedalaman dgn menumpang perahu yg sudah disediakan Poseng. Selama perjalanan menempuh rawa dan hutan bakau terlihat Amanda sangat senang sekali berada di alam yg cukup asli itu. 1 jam perjalanan akhirnya mereka sampai.
Di dusun itu terlihat ramai ibu ibu dan anak anak yg sedang melakukan acara dgn bahagia. Mereka merayakan hasil ladang dan tangkapan ikannya yg melimpah dgn atraksi tari tarian dan diakhiri dgn acara makan bersama. Terlihat waktu itu, mereka merayakannya dgn makan makan dan minum, juga disuguhi babi panggang. Amanda pun bilang ke Poseng, bahwa ia tak boleh makan makanan itu. Dgn bijaksana Poseng memberikan Amanda ikan bakar. Poseng tahu bagi Amanda babi adalah hewan yg tak boleh dimakan. Selesai acara sudah malam,karena suka citanya warga dusun itu merayakannya. Amanda tak mungkin pulang ke tempat nya tugas, apalagi malam itu,juga masih terbilang bulan purnama dan diselimuti awan kelam seolah akn turun hujan, jadi malam itu pasang air laut akan naik dan tak mungkin diantar dgn perahu.Amanda berusaha menghubungi rumah Bu Syifa,ia mengabarkan bahwa tak bisa pulang karena acara usai malam.Bu Syifa pun bilang ya tak apa,sebab besok juga kebetulan tanggal merah,jadi tak ada kegiatan.
Malam Itu Amanda terpaksa menginap di gubug kediaman Poseng. Poseng terlihat sedang membersihkan gubugnya itu. Ia tak ingin Amanda merasakan tak nyaman di gubugnya.
“Nah Amanda,,,kamu tidur dikamarku ini aja,aku biar diluaran saja.” kata Poseng.
“Duh, jadi merepotkan lo Bang” jawab Amanda.
“Ahh,,,tak apa apa koq.Aku biar tidur di ruang depan saja”
Suasana gubug kayu itu,terlihat alami sekali.Apalagi tak ada listrik yg menerangi,waktu itu hanya ada lampu teplok didinding kayu ruang depan dan dikamar. Syukurlah tak ada nyamuk karena bersihnya ruangan kamar Poseng. Malam itu terdengar suara jangkrik dan binatang malam yg saling bersahutan. Poseng pun menawari Amanda minum the hangat dulu, supaya tak terlalu merasa dingin, apalagi cuaca malam di pedalaman itu terasa sangat dingin menusuk tulang. Amanda pun duduk di ruang depan dalam gubug bersama Poseng. Ini kedua kalinya ia merasakan suasana malam yg cukup asik, pertama waktu ia KKN dulu, tetapi dulu masih ada penerang listrik dan tak terisolir. Sekarang ia berada di sebuah pulau dan di pedalaman.
Sembari berbincang mereka juga membicarakan mengenai keluarga masing masing. Dari pembicaraan itu,Amanda tahu bahwa Poseng yg berasal dari daerah timur itu sudah tak mengenal kedua orang tuanya. Tetapi dia diasuh oleh keluarga gereja dan disekolahkan oleh pihak gereja. Terlihat raut wajah Poseng yg bersedih waktu mengungkap jati dirinya. Dgn sikap dewasa Amanda pun memberi semangat supaya Poseng bisa berbangga sebab masih bisa mengenyam pendidikan sampai ia tsangat dan membandingkannya dgn pemuda lain yg sampai sekarang tak tau juntrungannya. Dari keterangan Poseng Amanda juga tahu bahwa suasana pedalaman itu juga tak berbeda jauh dari saerah asal Poseng sehingga Poseng tak merasa terasing. Hingga malam pun menjelang dan obrolan mereka sudah mulai melantur kemana mana.
Poseng lalu memberikan sebuah sweater pada Amanda karena ia lihat Amanda sangat kedinginan. Waktu berangkat tadi siang Amanda tak tahu bahwa ia akan menginap di tempat itu, makanya ia tak sempat bawa pakaian salin. Dgn dibantu Poseng, Amanda mengenakan sweater itu. Sedikit membantu, sweater itu bisa membuatnya tak kedinginan lagi. Sembari menyilangkan kedua tangannya didada Amanda masih melayani obrolan Poseng yg kini duduk disampingnya. Obrolan mereka kini sudah sampai pada obrolan mengenai laki laki dan perempuan. Dalam keremangan itu Poseng melingkarkan tangannya ke bahu Amanda. Ia tak sampai hati melihat Amanda kedinginan waktu itu.Amanda membiarkan saja sikap Poseng itu.Malah Amanda pun merebahkan kepalanya di dada bidang Poseng.
Sembari rebahan didada Poseng, Amanda seakan menemukan kehangatan yg lama sudah tak ia dapatkan dari tunangannya. Dgn sikap hati hati Poseng pun berusaha membelai rambut Amanda yg sebahu itu.Poseng tak ingin Amanda merasakan resah didalam dekapannya.Seperti sepasang kekasih,tanpa sadar Amanda pun mengungkapkan ganjalan hatinya tentang hubungannya yg semakin memburuk dgn kekasihnya. Padahal ia dan Andro kekasihnya sudah sepakat akan menikah. Poseng pun mendengar penuturan Amanda dgn perhatian dan bertindak sebagai pendengar yg baik. Tanpa melepaskan pelukannya dari badan Poseng Amanda pun semakin merapatkan badannya. Ia merasa damai mendapat kehangatan dari Poseng apalagi Poseng juga membelai anak anak rambut di tengkuknya membuat Amanda sedikit merasa geli dan terangsang. Perlahan Poseng melepaskan ikatan di rambut Amanda sehingga rambut hitam sebahu dan harum itu kini sudah lepas. Amanda semakin cantik waktu rambutnya tergerai. Kini kedua anak manumur tersebut saling ngobrol dgn sangat intim dan tak lagi memandang perbedaan diantara mereka.
Masih dalam pelukannya, Poseng pun kini berusaha meraih wajah Amanda yg waktu itu sangat pasrah kepadanya. Tak sulit bagi Poseng lalu dikulumnya bibir yg mungil tetapi ranum itu. Kini kedua bibir anak manumur itu saling mengulum. Amanda merasakan ia tak sanggup menolak aliran birahi yg mulai menyerangnya waktu itu. Ia ingin sejenak mengubur masalahnya. Ciuman yg dihantarkan Poseng di bibir Amanda seolah mampu membuat Amanda terbang. Ini kedua kalinya bibir tipisnya dikulum Poseng. Tetapi waktu kinilah Amanda dapat dgn penuh menerimanya. Tak membutuhkan waktu lama memang Amanda akhirnya malah menyambut dan bals mengulum lidah yg di mainkan Poseng. Ia seolah menemukan oase yg lama tak ia dapatkan. Cukup lama jilatan dan kuluman itu terjadi hingga tanpa mereka sadari mampu menggiring nafsu keduanya untuk meningkat kearah selanjutnya. Dalam pelukan dan saling mengulum itu,tangan Poseng dgn lincah berusaha memasuki sweater dan busana Amanda.
Tangannya menemukan segumpal daging lembut didada Amanda dan membelainya. Hawa hangat tangan Poseng membuat Amanda larut dalam alunan birahi. Diwaktu waktu itu, Poseng berusaha melepaskan sweater yg tadi ia kenakan ke Amanda. Malam itu Amanda tak menolak sedikitpun perbuatan Poseng yg berusaha melepas busananya. Kini busana atas Amanda sudah terlepas dari badan putih indahnya dan di letakkan disamping sofa itu. Amanda benar benar berada dalam alunan birahinya sendiri. Kini badan indahnya hanya tertutup bh dan masih mengenakan celana panjang. Keindahan buah dadanya nya yg putih mulus membuat Poseng semakin meningkatkan serangannya. Poseng menjilat jilat dinding buah dada Amanda yg kini hanya terkulai di bahu Poseng.Amanda hanya memejamkan matanya menikmati belaian lidah Poseng. Badan Amanda masih memancarkan bau khas wewangian mahal yg selalu ia pakai.Wanginya selalu melekat dibadan Amanda meski ia mandi dan bau wangian Amanda itu mampu membuat Poseng terpacu kegairahan.
Kini Poseng sudah merasa Amanda sudah pasrah kepadanya. Poseng melihat Amanda juga menikmati apa yg ia lakukan waktu itu. Poseng pun menghentikan perbuatannya. Ia lalu menutup bagian atas badan Amanda dgn busana yg tadi ia buka. Amanda masih memejamkan matanya dan dgn pandangan yg redup ia diam saja. Poseng lalu menjauh dari Amanda dan memeriksa pintu gubugnya lalu mematikan lampu teplok yg menerangi ruangan itu. Baru saja ia matikan lampu itu,tiba tiba terdengar suara petir dan tak lama suara hujan dgn derasnya. Amanda sempat bangun dari kursi sofa tempatnya berada. Dgn gugup ia bertanya pada Poseng apa bila hujan disana tak akan banjir. Poseng pun menerangkan pada Amanda,bahwa pulau itu jarang terjadi banjir apalagi gubug mereka berada di tempat yg tinggi.
Poseng lalu meraih tangan Amanda untuk berdiri. Amanda pun meraih tangan Poseng dan mengikuti Poseng kedalam kamar. Poseng pun mempersilahkan Amanda untuk berbaring di ranjang kayu yg tertutup kelambu itu.Poseng pun menutup pintu kamar dari dalam.Amanda hanya diam duduk di pinggiran ranjang yg beralaskan kain sprey putih bersih itu. Poseng pun mendekati Amanda, ia mengangkat dagu Amanda dan kembali mengulumnya. Poseng lalu duduk disamping Amanda. Amanda kembali merasakan ada sedikit penolakan dalam dirinya yg waktu itu hanya berdua seorang laki laki dikamar malam itu. Dilubuk hatinya ada penolakan terhadap perbuatan mereka diluar tadi. Tetapi semua pikiran dan akal sehat Amanda seperti digiring untuk melanjutkan yg tertunda di ruang depan tadi, apalagi suasana kamar dan suara guyuran hujan yg deras menyebabkan Amanda bersikap diam.
Kembali Poseng melingkarkan tangannya di bahu Amanda.Tanpa kata kata yg terucap Poseng kembali menciumi anak anak rambut Amanda di tengkuknya. Amanda merasa geli dan semakin pasrah. Ciuman Poseng yg bertubi tubi pada leher dan bibirnya membuat Amanda pun terpacu untuk mengimbangginya. Amanda lantas berusaha menolakkan tangan Poseng yg kembali berusaha melepas busana atasnya. Poseng pun tak melanjutkannya, ia tak ingin Amanda merasa terpaksa. Ia kini hanya melakukan kiss di bibir dan leher Amanda sebab Amanda masih mengizinkannya melakukan itu. Poseng bukanlah seorang laki laki kemaren sore apalagi ia juga pernah melakukan itu waktu di Semarang dulu,ia tak akan berhenti melakukan apa yg ia inginkan. Amanda kini semakin berada diluar ambang batas kesadarannya. Poseng berhasil melepas busana atasnya yg sudah jatuh meninggalkan badan pemiliknya.
Amanda hanya diam pasrah dan meSyifaut. Poseng pun tak ingin semua berjalan lambat, ia dgn cekatan melepas bh berukuran 34b yg masih melekat didada Amanda. Tak sulit baginya memang. Dgn sedikit melepas pengait yg berada di punggung Amanda, Poseng dapat melihat keindahan kedua bukit salju yg selama ini belom pernah terlihat olehnya. Amanda menyilangkan kedua tangannya menutup buah dadanya. Bagaimanapun ia merasa malu dalam keadaan seperti itu, apalagi dgn laki laki yg bukan kekasihnya. Semua rambut rambut rona di kulit putih Amanda seolah berdiri merasakan gelajahan tangan Poseng yg mulai membelai dgn lembut daging kenyal itu. Poseng menggiring badan Amanda masuk kedalam ranjang yg diselimuti kelambu itu. Terlihat Amanda hanya mengikuti kemauan Poseng yg sudah sangat bernafsu melihat semua keindahan di raga Amanda juga selama ini hanya ia nikmati dari angan angannya saja.
Didalam ranjang kayu itu, Poseng membaringkan badan Amanda. Bibirnya melata diatas permukaan kulit dada Amanda. Ia terlihat berlama lama bermain dbundakit dada Amanda yg terlihat mulai mengeras itu. Poseng beberapa kali mengigit dada Amanda sehingga menimbulkan jejak jejak cupangan di wilbapak dada dokter muda yg cantik itu. Amanda hanya mampu memicingkan matanya, rabaan dan pilinan juga cupangan Poseng membuatnya terbang diawang awang. Ini adalah pengalaman pertamanya melakukan itu dgn laki laki lain.
Dulu diwaktu bersama Andro kekasihnya Amanda hanya melakukannya dgn sikap was was takut kebablasan.Tetapi kini ia melakukannya tanpa ada di pikirannya tentang akibat dari perbuatannya itu, Amanda pun semakin pasrah dan patuh. Dibadan bagian atas Amanda terlihat mulai lembab karena air lidah dan keringatnya yg mulai terlihat. Ia merasa badannya panas dan mengalahkan suasana dingin malam di pedalaman itu. Poseng berhenti sewaktu lalu melepas pakaian atasnya hingga celana panjang dan celana dalamnya. Kini didalam ranjang yg diselimuti kelambu itu kedua badan anak manumur itu terlihat mulai bugil. Amanda bergidik melihat badan kokoh Poseng yg hitam. Apalagi dikeremangan cahaya lampu ia melihat kemaluan Poseng yg mulai menampakkan sosok aslinya. Benda tumpul itu terlihat cukup panjang dan tak dikhitan. Amanda juga melihat di dada Poseng yg bidang tumbuh rambut rambut yg cukup lebat. Tanpa merasa malu Poseng kini semakin mendekat ke badan Amanda yg bertelanjang dada.
Waktu Poseng mendekatinya,Amanda berusaha untuk tak melanjutkan perbuatan mereka itu, dalam hatinya masih berkecamuk berbagai pikiran, seperti kariernya, masa depan pertunangannya, juga status perbedaan keyakinan diantara mereka berdua. Poseng pun merasakan sikap Amanda waktu itu yg mulai sadar. Dgn menutup dadanya dgn kedua tangannya Amanda minta supaya Poseng menghentikan perbuatan mereka itu. Padahal Amanda sudah berada sangat dekat dgnnya bila tak ada halangan maka ia akan berhasil mendapatkan Amanda malam itu. Dgn sikap penuh perlindungan dan lembut Poseng pun meSyifauti permohonan Amanda. Poseng menutup badan telanjangnya dgn selimut dan berbaring disamping Amanda. Diwaktu Amanda ingin kembali mengenakan bh dan busananya, Poseng menahan tangan Amanda dan mengulum bibir tipis yg merah itu. Amanda tak mampu menghalangi tindakan lelaki itu.
Kemudian Poseng kembali menikmati bibir Amanda dan memilin buah dadanya berulang ulang. Amanda sudah merasakan percikan birahinya kembali. Ia kini mengikuti saja dan malah menahan supaya kepala Poseng tak menjauh dari belahan dadanya. Poseng terus mengekpos wilbapak sensitif itu. Tetapi tangannya mulai beraksi.Tangannya berusaha melepas resleting celana panjang yg dikenakan Amanda. Sesudah terlepas jarinya langsung masuk ke dalam celana dalam Amanda. Merasakan di selangkangannya ada tangan Poseng, Amanda berusaha menariknya, tetapi tak berhasil, apalagi nafsu birahinya sudah memuncak. Ia tak mampu menghentikan gerakan Poseng itu.

Merasakan Amanda sudah pasrah bulat bulat padanya, Poseng lalu menarik celana panjang yg dikenakan Amanda hingga terlepas. Amanda tak mampu menahannya. Tangan Poseng seolah tahu apa yg ia inginkan, pun melepas celana dalam putih Amanda yg sudah terlihat basah disekitar belahannya itu. Poseng melampar Cd Amanda.Badan dokter muda itu kini sudah polos tanpa sehelai benangpun. Amanda kini tak bisa berbuat apa apa lagi atas perbuatan pemuda dari timur itu. Apalagi ia juga merasakan kini badannya tak lagi bisa ia kontrol. Badannya seolah sudah menjadi milik pemuda hitam tersebut. Poseng merasakan Amanda sudah tak lagi mampu menolak perbuatannya. Ia turun dan membuka kedua paha Amanda.
Poseng berada diantar kedua kaki jenjang dan muluh itu. Poseng pun lantas berlutut. Ia menuju kemaluan yg selama ini sangat ia impikan dan inginkan. Kemaluan itu masih suci dan belom pernah dijamah oleh tangan laki laki sekalipun oleh Andro, tunangannya. Terlihat kemaluan suci itu ditumbuhi sedikit buku rambut halus yg tertata rapi menandakan pemiliknya adalah orang yg sangat telaten merawat dan menjaga area kewanitaannya. Lubangnya mulai menampakkan kebasahan karena libido pemiliknya yg mulai bangkit. Poseng langsung menjejalkan lidahnya yg kesat kearah lubang sempit yg masih suci itu. Amanda terkejut dan berusaha merapatkan kedua pahanya yg mulus. Tetapi apalah artinya waktu itu. Melarang atau mencegah Poseng sama saja memancing birahinya semakin kuat. Amanda merasakan benda kesat itu mulai memasuki palung kemaluannya. Ia semakin meras kegelian dan gatal yg sangat sangat di organ intimnya itu. Amanda tak mampu berkata kata. Semua itu adalah pengalaman pertamanya. Selama bersama kekasihnya saja ia hanya baru sampai pada buka pakaian atasan saja, tak sampai seperti yg ia alami sekarang ini.
Gerakan lidah Poseng semakin kedalam dan tak sampai kepada merusak kewanitaan Amanda. Amanda pun semakin terpancing dan meraih kepala Poseng. Rambut Poseng yg ikal itu tak luput dari tarikan tangan Amanda. Amanda semakin sampai dipuncak kegairahannya. Sebagai seorang perempuan suci yg belom pernah merasakan kenikmatan hubungan layaknya suami istri, Amanda pun akhirnya mencapai puncak kenikmatan untuk yg pertama kalinya seumur hidupnya. Selama ini ia hanya tahu puncak kenikmatan itu dari buku buku kesehatan dan penelitian yg ia baca selama di bangku kuliah dulu, juga dari rublik konsultasi di tabloid tabloid.
Kini ia merasakan puncak kenikmatan yg sesungguhnya. Sekujur badannya serasa lepas dari tulangnya. Ia tak mampu berpijak pada apa yg selama ini ia alami. Kini Amanda terbaring sembari telentang. Ia kehilangan kekuatan untuk menyadari sesungguhnya yg terjadi. Sekujur badannya sudah basah oleh keringatnya juga lendir ludah Poseng disekujur kulitnya yg putih halus itu. Amanda terbaring lemah, meresapi detik detik kenikmatan yg baru saja melandanya. Ketika Amanda mendapatkan puncak kenikmatan tadi secara tak sadar Amanda mengeluarkan cairan dari celah kemaluanya.Poseng tanpa jijik sedikitpun menghisap dan menelan cairan kenikmatan Amanda itu. Kini terlihat hanya nafas teratur dari Amanda yg turun naik teratur.
Tanpa membuang waktu berlama lama, Poseng pun kembali membelai belai dada Amanda. Ia merasa jeda waktu yg diberikannya pada Amanda sudah cukup dan siap untuk melakukan tahap selanjutnya. Poseng kini berada disamping Amanda dan mengulum bibir Amanda yg tipis itu. Amanda pun menyambut kuluman itu dgn menutupkan matanya. Sedang tangan Poseng kembali membelai belai buah dada Amanda dgn lembut. Pilinan dan remasan pada putingnya membuat Amanda kembali terbakar birahinya. Badannya kembali basah oleh keringatnya sendiri.Amanda sempat memohon pada Poseng untuk jangan berusaha menggaulinya.Meski waktu itu mereka sudah bugil dan melakukan yg barusan terjadi.Amanda merasa takut bila nantinya ia tak mampu mempersembahkan kesuciannya pada suaminya nanti. Poseng diam tak menjawab permohonan Amanda. Ia masih terus mengekspos daerah sensitif di badan Amanda.
Amanda semakin lupa akan permintaannya akibat gelombang birahi yg menyerangnya menuntut penuntasan. Poseng kini kembali berada diantara kedua kaki Amanda yg terbuka mengangkang. Rambut rambut didadanya membuat rasa geli di perut Amanda. Poseng kembali membuka lipatan kemaluan Amanda dan menjilatnya dgn lidah. Amanda semakin terjebak oleh pusaran gairah birahi. Tak lama kemudian Poseng memposisikan dirinya sejajar dgn badan Amanda yg terbaring. Ia akan melakukan melakukan penetrasi dilubang kemaluan Amanda.Terlihat Amanda sudah pasrah kepadanya. Perlahan batang kemaluan Poseng sudah menampakkan wujud aslinya dgn sangat perkasa. Benda hitam tumpul dan tak disunat itu terlihat bersiap memasuki lubang suci milik Amanda. Poseng dgn tangannya berusaha menempelkan batang kemaluannya kelubang Amanda yg masih sempit dan sudah berlendir itu.Poseng tahu,lubang kemaluan Amanda sudah siap untuk dimasukinya.
Poseng berusaha membuat rasa geli dan gatal didalam lepitan kemaluan Amanda sehingga Amanda semakin membuka kedua paha putihnya yg mulus dan sudah basah oleh keringat itu. Amanda tak sanggup memandang Poseng yg kini berada diatas badannya.Amanda merasakan seluruh permukaan kulitnya seakan merinding menantikan pertemuan kedua kemaluan mereka. Ia merasakan rambut rambut halus ditangannya yg putih dan diseluruh badannya seolah berdiri. Seumur hidupnya ia belom pernah merasakan rasa seperti waktu ini.
Poseng lalu meraih kedua tangan Amanda dan mengenggamnya dgn jarinya. Kedua tangan Amanda dbundakannya kesamping kiri dan kanan dan kedua lutut hitam dan penuh rambut milik Poseng berusaha menahan paha Amanda supaya tak merapat. Terlihat sekali perbedaan warna kulit kedua sosok anak manumur yg sedang melakukan perkawinan itu. Poseng mengarahkan kemaluannya kelubang Amanda secara hati hati. Tetapi ia tak berhasil juga memasuki celah sempit itu. Poseng semakin tak sabar ingin segera merasakan celah suci milik Amanda itu. Tetapi usahanya terlihat belom menampakkan keberhasilan. Dari pengalamnnya selama ini,taklah susah menembus selaput kesucian perempuan perempuan,tetapi diwaktu ia akan merobek kesucian dokter muda yg cantik itu,ia seakan menemui lubang buntu.
Sebagai laki laki yg memang beberapa kali merasakan hubungan badan dgn perempuan perempuan suci selama di Semarang dulu, Poseng seakan harus bersabar lagi. Kini semua tergantung pada kesabaran Poseng sebab Amanda terlihatnya sudah pasrah menyerahkan kesuciannya padanya.Amanda sudah tak mampu lagi mempertahankan kesucinya waktu itu karena gelombang birahi yg menyerangnya. Bukan Poseng namanya bila ia tak mampu membuat Amanda menyerah kepadanya. Dan ia pun semakin berusaha mendapatkan apa yg ia capai waktu itu. Dgn penuh sabar dan mengumpulkan tenaga, Poseng pun dapat meretas jalan bagi kemaluannya dicelah sepit itu. Seakan membuat jalan baru, Poseng melakukannya penuh hati hati. Kini kepala kemaluannya mulai masuk di celah itu. Amanda mulai merasakan ngilu dan terpekik
“Aduhhhh,,,,,ssaakiitt….banggg!” jerit Amanda.Amanda berusaha mendorong badan dan dada Poseng yg berrambut itu.
Tetapi karena tenaganya semakin lemah,Amanda tak mampu melepaskan diri dari himpitan Poseng waktu itu.Kedua paha Amanda pun sekan tak berdaya menolak kuncian dari lutut Poseng yg cukup kuat itu, apalagi kedua tangannya seolah dipegang dgn erat oleh kedua tangan Poseng. Kini kedua badan anak manumur itu sudah basah oleh keringat. Lelehan keringat dibadan Poseng jatuh ke badan mulus Amanda.Poseng masih memandangi ekspresi wajah Amanda waktu melepas kesuciannya.
Badan putih mulus Amanda terlihat tak bisa ia gerakkan karena waktu itu ia sudah diposisi yg sangat sulit. Sedikit gerakan maju pada pinggul Poseng membuat batang kemaluannya amblas kedalam celah kemaluan Amanda yg suci. Amanda merasakan ngilu dan perih, sembari mendengus, ia menguman dan mengucap
“Aduhhhhh,,,,,mmmaaaa,,,aduhhh,,sakitt.Ammmmpppunnn….Bang!!” Amanda meracau kesakitan seperti hewan yg sedang disembelih.
Suara Amanda itu tertahan oleh suara hujan yg sangat deras menandakan sedang terjadi peristiwa perkawinan dimalam itu. Jadi dimalam itu tak ada seorangpun yg mendengar jerit sakit dan ngilu yg dirasakannya. Kedua bola matanya terlihat memutih menahan rasa ngilu waktu melepas kesuciannya. Diwaktu benda tumpul miliknya masuk itu,Poseng merasakan adanya sesuatu yg robek dan lepas. Sebagai laki laki berpengalaman ia tahu, ia sudah berhasil merobek kesucian dokter muda itu. Amanda adalah perempuan perwanan ke 5 yg berhasil diperdayai Poseng. Selama ini kebanyakan perempuan yg berhasil ia gauli hanyalah siswi smu dan mahasiswa di kota Semarang. Tetapi waktu di praktek di pulau itu, ia mendapatkan perawan seorang perempuan yg berprofesi dokter. Sungguh membuatnya sedikit bangga.
Poseng mendiamkan posisinya waktu itu. Ia memperhatikan Amanda yg hanya kini meneteskan air matanya. Terlihat Amanda sangat menyesal sudah melepaskan kewanitaannya kepadanya padahal sebelom Poseng menggaulinya, ia sudah memohon supaya jangan melakukan itu sebab ia akan mempersembahkan kesuciannya pada suaminya kelak.Dgn sesegukkan Amanda berusaha memandang Poseng waktu itu. Tetapi ia tak berusaha melepaskan kedua tangannya yg terbuka dari genggaman tangan Poseng. Tangan Amanda hanya memegang jari jari Poseng dgn sangat lemah. Didalam hatinya Poseng tahu bahwa wajar Amanda menangisi kesedihannya itu sebab kini ia bukanlah suci lagi. Amanda masih sesegukan menahan rasa perih dan ngilu di lubang kehormatannya itu. Tanpa menunggu jeda yg lama Poseng menarik kemaluannya beberapa waktu tetapi mendorongnya keluar masuk. Amanda kembali mengatupkan kedua bibirnya menahan sesuatu yg ngilu di pusat kewanitaanya. Poseng kembali memaju mundurkan pinggulnya kedalam rahim Amanda. Meskipun waktu tu Amanda sudah tak menahan gerakannya lagi, Poseng semakin intens memasukinya. Sembari menghisap kedua buah dada Amanda dgn mulutnya Poseng terus bergerak menarik dan menusuk kearah pusat kewanitaan Amanda. Ia pun sudah melepaskan kedua tangannya dari tangan Amanda. Kini kedua tangannya hanya meremas buah dada Amanda yg sudah licin basah oleh keringatnya.
Kedua badan anak manumur itu,kini sudah melalui masa sulit dalam perkawinannya malam itu. Rasa sakit dikemaluannya tak lagi dirasakan Amanda. Kini ia hanya merasakan gejolak birahi dan gelombang nikmat yg mendera badannya. Dgn masih memejamkan matanya Amanda hanya mampu memegang kedua lengan Poseng yg berotot itu. Amanda semakin dapat menerima hujaman kemaluan Poseng di dalam rahimnya. Kini yg keluar dari bibir tipisnya hanyalah dengus nafas berat seolah menerima hujaman benda milik Poseng didalam rahimnya. Kedua kakinya kini membelit rapat pinggang Poseng. Beberapa menit kemudian Amanda semakin kuat mendengus, ia merasakan akan meledak puncak kenikmatannya.
Tak susah memang,badan putih mulusnya melengkung kearah Poseng dan semakin merapatkan badannya memeluk badan telanjang Poseng. Amanda kini memeluk rapat badan Poseng. Tak lama kemudian,Amanda pun melepaskan puncak kenikmatannya, diwaktu yg bersamaan Poseng juga memuntahkan spermanya kedalam rahim Amanda yg siap ia buahi. Badan Amanda lalu merangkul Badan Poseng dan mengigit lengan Poseng. Ia mengekspresikan gelombang puncak kenikmatan yg melandanya dgn mengigit lengan kanan Poseng. Hampir saja lengan Poseng berdarah akibat sangat dasyatnya puncak kenikmatan Amanda. Sesudah mengalami gelombang kepuasan dalam berhubungan badan itu,kedua badan telanjang itu pun terkulai lemas dgn posisi masih saling berdempet.Amanda telentang diranjang kayu yg diselimuti kelambu dikamar Poseng itu. Sedang diluaran hujan masih turun rintik rintik seolah menandakan peristiwa besar perkawinan anak manumur itu sudah usai. Perlahan kemaluan Poseng kembali kekeadaan semula dan terlepas dari lubang Amanda. Poseng tergolek disamping Amanda,dan sembari berpelukan bak suami istri keduanya lelap tertidur hingga paginya.
Pagi itu masih dingin dan terdengar suara kicauan burung burung dalam hutan bakau di pedalaman itu.Poseng sudah lebih dulu bangun dari tempat tidurnya.tadi diwaktu bangun ia memperhatikan wajah cantik Amanda yg tadi malam ia sucii,semakin terlihat kecantikannya.Dgn selimut yg ada di ranjangnya ia tutup badan Amanda yg masih telanjang itu.Kemudian ia tutupkan tirai kelambu di ranjangnya.Poseng lalu menutup pintu kamarnya dan ke luar dari rumah untuk mandi dan masak. Selesai mandi dan masak,Poseng pun masuk kedalam gubugnya.
Amanda terlihatnya masih tertidur dgn pulas sebab ia terlalu capai karena persebadanan yg pertama kalinya itu. Poseng pun masuk kekamarnya,dan membiarkan Amanda yg masih terlelap. Pagi itu belom terlihat cahaya matahari yg menerangi bumi karena masih mendung.Apalagi sabtu itu Poseng tak ada kegiatan yg berarti.Poseng memasak makanan yg akan mereka makan berdua pagi itu. Cukup lezat memang masakan buatan Poseng. Selesai masak Poseng pun masuk kekamar dan membangunkan Amanda yg masih berbaring di ranjang itu. Poseng membuka selubung kelambu dan mengucek rambut Amanda dgn lembut sembari membangunkannya.
“Mannyy,,,,,Mann,,,,bangun,,makan yuk!” kata Poseng.
Merasa ada yg membelai pipinya yg halus, Amanda pun perlahan membuka matanya. Dgn masih merasa capai,ia pun mulai sadar bahwa masih tidur di ranjang itu.Amanda berusaha duduk dan menutupkan selimut pada dadanya yg terbuka. Bagaimanapun ia sudah melakukan hubungan badan dgn Poseng malam tadi, tetapi ia merasa tetap harus menutupi dadanya itu. Poseng menyarankan supaya Amanda bersih bersih dulu supaya segar mumpung cuaca tak hujan,terang Poseng. Poseng memberikan handuk dan pakaian miliknya untuk dikenakan Amanda kekamar mandi. Waktu Amanda berusaha turun dari ranjang itu ia masih merasa ngilu di selangkangannya. halamandewasa.com Dgn mimik sedikit meringis ia berusaha berjalan dgn tertatih.Poseng membantu Amanda bangun dari ranjang dan membimbingnya kekamar mandi.
Amanda menyiram badannya dgn air yg berada dikamar mandi itu. Badannya mulai terasa segar,meski merasa sedikit letih.Poseng kembali kekamarnya dan mengganti kain sprey ranjangnya yg sudah kusut disana sini. Ia juga melihat ada tetesan darah suci Amanda yg sudah mulai mengering. Tak banyak memang, tetapi membuatnya bangga, bukan saja darah, tetapi ada juga lendir spermanya dan cairan puncak kenikmatan Amanda di kain putih itu. Poseng menyimpannya dan tak mencuci kain itu. Kemudian ia ganti dgn kain sprey yg baru. Kini ranjang dikamarnya sudah rapi kembali. Poseng pun mendapati cd dan bh Amanda yg tercecer di bawah ranjangnya. Kedua benda itu ia kumpulkan di atas meja. Selesai mandi Amanda masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi yg berada di ruang tengah gubug itu. Ia memandang keluar rumah yg kini cuacanya mulai kembali gelap dan mungkin akan hujan. Poseng keluar kamar dan mendapati Amanda yg waktu itu asik memandang halaman gubug itu.
Poseng memanggil Amanda untuk makan pagi, Amanda pun berjalan kearah meja makan dan duduk berhadap hadapan dgn Poseng. Perutnya merasa lapar, apalagi tenaganya sudah terkuras bersama Poseng malam tadi. Dgn lahap Amanda menyantap makanan yg dibikin Poseng pagi itu. Ia pun memuji kelezatan makanan bikinan Poseng. Hingga mereka menyudahi makan pagi itu,yg mampu memulihkan tenaganya kembali.Amanda hanya memandanggi Poseng yg waktu itu asik memberesi meja makan.Amanda masih membanygkan kejadian yg tadi malam ia alami bersama Poseng. Ia seakan tak percaya kenapa hubungan diantara mereka sampai sejauh itu hingga ia rela melepaskan kehormatannya pada laki laki asal Ende tersebut. Padahal selama ini ia mampu menjaga mahkotanya itu meskipun waktu bersama Andro tunangannya. Dalam kecamuk pikirannya itu, Amanda dikejutkan oleh sapaan Poseng yg sangat lembut.Poseng mengajak Amanda pindah ke ruang depan untuk menyaksikan tumbuhan dihalaman gubugnya. Waktu itu gerimis pun turun hingga akhirnya hujan yg cukup deras.Pagi itu pedalaman pulau itu masih di guyur hujan dgn derasnya. Amanda menghubungi Bu Syifa, mengabarkan ia mungkin tak bisa pulang hari itu sebab cuaca sangat buruk.Bu Syifa pun mengerti alasan Amanda itu.
Pagi diwaktu hujan deras itu, Amanda pun duduk berdampingan dgn Poseng. Mereka seperti pasangan kekasih yg saling mencintai. Amanda seolah tak lagi menghiraukan hubungannya dgn Andro tunangannya. Sesekali mereka terlibat pembicaraan yg serius terkadang saling tertawa dan berpelukan.Amanda pun tak menolak bila tangannya selalu di genggam Poseng. Juga ia tak melarang Poseng menciumi bibirnya atau meraba kedua buah dadanya. Malah rabaan Poseng itu mampu membuat mukanya bersemu merah menahan gejolak dalam dadanya.
Seperti mengerti apa yg diingini Amanda, Poseng pun menggiring Amanda kedalam kamarnya. Amanda pun dibaringkannya di atas ranjang yg sudah ia bersihkan itu. Perlahan dan pasti, Poseng melepaskan kaos yg ia pinjamkan pada Amanda itu perlahan dari badan sintal milik Amanda. Poseng pun melepas semua pakaian yg melekat di badannya.karena tak mengenakan penutup dada dan celana dalam, Amanda pun kini sudah bugil total. Mereka kini saling memilin dan merangsang. Tak ada lagi penolakan dari Amanda. Ia sudah tak mempedulikan statusnya lagi. Ia kini bukanlah Amanda yg kemarin yg masih suci,tunangan seseorang dan anak pejabat lagi. Kini ia menyerahkan seutuhnya badannya dan jiwanya kepada lelaki Indonesia timur itu. Poseng pun mengajarkan Amanda untuk melakukan oral kepadanya. Amanda merasa terkejut tak menduga permintaan Poseng itu. Tetapi karena rasa yg tak ia sadari itu datang,Amanda pun akhirnya mencoba melakukan oral pada kemaluan Poseng. Perlahan ia mendekatkan bibirnya pada batang milik Poseng yg cukup panjang itu.hampir tak muat dibibirnya. Berulang kali ia coba dan bisa dikulumnya tetapi tak semuanya karena panjangnya. Batang Poseng menganjal langit mulutnya. Hanya sampai disitu lah kemampuan Amanda waktu itu. Perlahan ia menjilat dan mengulum batang yg hitam dan tak dikhitan itu. Ada bau aneh yg ia rasakan waktu itu, ya, bau khas kemaluan laki laki. Ia tak pernah tau bau itu selama ini. Ia hanya tahu bentuk anatomi laki laki diwaktu kuliah dan praktek di rumah sakit beberapa waktu yg lalu.
Amanda merasa tak sanggup membuat Poseng puas dgn oralnya itu.Ia melepaskan kuluman di mulutnya.Poseng maklum saja melihat tingkah Amanda.Lalu Poseng menarik badan Amanda sejajar dgnnya. Poseng membaringkan Amanda kembali. Badan putih mulus itu ia telentangkan diranjang. Poseng lalu merabai buah dada Amanda beberapa waktu, tetapi mampu membuat Amanda terbakar birahi. Puas dgn bibir dan buah dada Amanda Poseng pun semakin turun kearah kemaluan Amanda yg sudah ia jebol malam tadi. Lidahnya mulai melata masuk dan menjilat jilat klitoris dokter muda itu. Mendapat perlakuan yg demikian Amanda semakin melebarkan kedua kakinya dan menggerumas rambut ikal Poseng. Ia merasakan geli yg bercampur nikmat yg sangat sangat. Puas melihat Amanda yg sudah siap untuk melakukan senggama, wajah Poseng lalu menjauh dari celah itu.Kini ia tepat diatas badan Amanda yg terbuka.
Sesudah badan mereka sejajar, Poseng mengarahkan batang kemaluannya itu ke lubang kemaluan Amanda. Perlahan benda tumpul itu masuk kedalam vagina Amanda. Kini gerakan Poseng perlahan dan sangat penuh perasaan maju mudur.Amanda dapat merasakan pergesekan pertemuan alat kemaluan mereka. Amanda pun semakin membuka dan membelit pinggang Poseng dgn erat. Poseng merasakan Amanda sudah menerima dirinya. Beberapa kali memang Poseng maju mundur dari perlahan hingga mulai cepat. Amanda hanya mampu memicingkan matanya yg kini ia rasakan adalah kenikmatan hubungan raga yg menampakkan sosoknya. Tiba tiba ia merasakan sengatan jutaan watt kenikmatan yg melandanya hingga ia mengcengkram bahu Poseng dgn sangat kuat. Badannya melengkung keatas. Lehernya yg jenjang dan wajah cantiknya itu menengadah kearah Poseng seolah memberi tahu akan kenikmatan yg melandanya. Poseng pun menyambut wajah Amanda itu dgn mengulum bibirnya.Akhirnya pegangan Amanda di badan Poseng pun lepas.Halamandewasa
Amanda merasa badannya semakin lemah tak bertenaga tetapi gerakan Poseng semakin kuat dan cepat menusuk nusuk kedalam kemaluannya. Amanda sudah tak mampu melayani gerakan Poseng. Kini ia hanya merasakan badannya ringan seperti kapas dan gampang dilanda gelombang birahi. Dalam kebisuan Amanda waktu itu hanya terdengar dengus tertahan,,
“,uhh,,mmm…ugghhhh..” seolah memohon supaya Poseng secepatnya menyudahi persenggamaan itu. Poseng terus melakukannya hingga tak lama ia pun muncrat spermanya membasahi lubang senggama perempuan itu. Amanda merasakan aliran panas air mani Poseng masuk kedalam rahimnya. Ia cukup merasakan capai dan puas atas pelayanan Poseng waktu itu. Begitupun Poseng menjatuhkan badannya diatas badan putih Amanda. Amanda tak mampu menolakkan badan kokoh Poseng dan hanya waktu yg membuat kemaluan keduanya terlepas. Keduanya pun terkulai lemas lalu tertidur pagi itu. Permaianan sex diantara kedua anak manumur itupun berhenti hingga keduanya terbangun siang harinya.dan karena cuaca hujan yg masih belom berhenti, maka mereka hanya menghabiskan waktu didalam gubug itu saja berdua. Mereka seperti penganten baru yg baru saja menunaikan hak dan kewajibannya. Amanda dan Poseng mengisi waktu hanya dgn makan dan duduk sembari bermesraan sepanjang hari itu. Malam harinya,merekapun kembali melakukan hubungan badan hingga dua kali seolah ingin menghabiskan energi yg tersisa di badannya. Amanda pun mampu melayani keinginan Poseng yg memang memiliki gairah sex yg diatas rata rata itu.Tak bosan bosannya Poseng terus melakukannya pada Amanda sang dokter muda dan cantik itu.
Minggu pagi sesudah beres dan membersihkan badannya, Amanda bersiap pulang ke pulau tempatnya tugas. Ia masih menunggu Poseng yg sedang mengadakan kebaktian di pedalaman itu, Poseng mengantar Amanda ke tempat tugasnya dgn perahu. Melalui sungai yg di selubungi hutan bakau dan rawa, mereka menyusuri sungai-sungai kecil. Tak memakan waktu lama, mereka pun sampai di tempat tugas Amanda. Amanda diantar Poseng ke rumahnya. Di tengah jalan mereka bertemu Bu Syifa yg baru pulang dari gereja.Dgn sapaan lembut, Bu Syifa menawari Poseng dan Amanda singgah di rumahnya. Dan sempat bicara sebentar, akhirnya Amanda melanjutkan perjalanan pulang bersama Poseng.
Sesampai dirumah,Poseng pun beristirahat di rumah Amanda.Amanda pun menyuguhi makanan dan minuman kepada Poseng. Di rumah Amanda itu, Poseng kembali mengajak Amanda melakukan hubungan badan lagi. Amanda sempat menolak karena tak enak bila diketahui oleh warga sekitar apalagi Bu Syifa tahu Poseng sedang mengantarnya ke rumah.Poseng pun ngotot memohon meski hanya sebentar. Akhirnya dokter muda itu tak mampu menolak keinginan Poseng itu dan meluluskan permintaannya itu dikamarnya. Dikamar rumah dinasnya itu kembali Amanda di hantarkan Poseng hingga puncak kenikmatan. Selesai melakukan persebadanan,Poseng pun bersiap pulang ke pedalaman dan berjanji sekali seminggu ia akan menjenguk Amanda.
Sesudah takluknya Amanda pada Poseng hubungan mereka semakin intim.Di waktu Amanda pulang ke Padang pada bulan ketiga ia di pulau itu Poseng mengantarnya walau tak mengantar Amanda sampai di rumah. Ia hanya mengantar dgn taksi dan melanjutkan kepenginapan. Selama di Padang Poseng menunggu Amanda pulang ke pulau bersamanya. Hubungan Amanda dan Andro tunangannya semakin memburuk apalagi sesudah Andro kedapatan oleh orangtua Amanda menggandeng perempuan lain.Dgn restu orang tuanya Amanda memutuskan hubungan pertunangan itu. Selama di Padang Amanda mendatangi penginapan tempat Poseng menunggunya.
Di penginapan itu,kembali kedua anak manumur berbeda latar dan profesi itu melakukan hubungan badan untuk kesekian kalinya. Mereka melakukannya tanpa paksaan dan murni keinginan mereka.tak ada lagi perbedaan warna kulit ,baik suku atau agama yg mereka berdua permasalahkan. Mereka saling memberi kepuasan kepada pasangannya. Hingga waktu itu Amanda pun belom berani mengutarakan tentang hubungannya dgn Poseng. Padahal Poseng pernah ingin berbicara terus terang dgn kedua orangtua Amanda tetapi masih dilarang Amanda. Amanda ingin suatu waktu kelak akan memberi tahukan hubungannya itu pada orangtuanya,bukan waktu sekarang ini.Apapun konsekwensinya nanti ia akan siap menerimanya.
Sore itu Amanda diantar bapaknya ke sandar labuh Muaro untuk berangkat ke pulau. Bapak Amanda merasa putrinya tak perlu lagi diantar sampai ke pulau. Dari kejauhan Poseng memandang anak dan bapak itu saling melambai waktu Amanda menaiki kapal. Dgn menempati kamar yg sudah dipesan, Amanda dan Poseng bertemu diatas kapal. Selama dikapal kedua sejoli itu pun terlihat sangat saling mengasihi. Meskipun yg laki laki tak begitu enak untuk ranjangdang. Mungkin orang lain akan jijik dan takut melihat sosoknya. Tetapi Amanda tak memandang itu semua. Di dalam kamar diatas kapal itu,mereka pun terlihat sangat mesra dan sesekali berciuman. Selama perjalanan tak ada yg tahu bahwa mereka bukanlah pasangan resmi. Amanda tertidur dibahu Poseng yg bidang itu. Paginya mereka sampai di pulau dan langsung ke rumah Amanda.
Amanda pun mandi dan bersiap ke puskesmas. Poseng pun juga mandi dan istirahat beberapa waktu sebelom ia balik ke tempatnya di pedalaman. Waktu itu Poseng sempat memberikan ciuman dikening Amanda sebelom berangkat. Selama beberpa hari kemudian dan diakhir minggu, Amanda memberanikan diri ke ketempat Poseng dgn menumpang perahu nelayan yg biasa melayani ke pedalaman. Sebelomnya ia memberitahu Bu Syifa sebab ia akan ke pedalaman. Bu Syifa pun mengetahui dan merestui hubungan Poseng dan Amanda itu.Tanpa setahu Amanda selama ini, bu Syifa sangat berharap Amanda dan Poseng bisa menjadi pasangan suami istri yg mengabdi di pulau itu.Apalagi kini Amanda semakin dekat dgn Poseng. Bu Syifa juga tahu bahwa Poseng dan Amanda memiliki hubungan yg sangat istimewa,bila tak kenapa Amanda berani mendatangi tempat kediaman Poseng,yg cukup jauh itu.Halamandewasa
Setiba di tempat Poseng, Amanda disambut Poseng dgn sudah menyiapkan berbagai hidangan yg sudah ia siapkan. Hidangan itu terdiri dari berbagai hidangan hasil laut dan makanan khas pulau itu. Hidangan laut yg disuguhi Poseng terbukti mampu mendongkrak gairah mereka. Amanda pun kini malah sudah mampu melakukan oral kepada Poseng yg berwajah buruk itu. Amanda memutuskan menginap di tempat Poseng dan baru pulang esok harinya. Poseng dgn senang hati menerima Amanda dgn bahagia. Ia melakukan pun melakukan persebadanan bersama Amanda dgn penuh rasa cinta yg tak pernah diucapkan. Kini pun sebaliknya Poseng sering menginap di tempat Amanda bila ia berada di kediaman Amanda. Meskipun hubungan mereka tak memiliki status, tetapi cukup membuat Amanda dan Poseng berbahagia.
Kini yg dilakukan Amanda bukan lagi sekedar melepaskan hajat kewanitaan saja, ia sudah mendapatkan rasa cinta yg mendalam dari Poseng dan memberikan segenap hati dan perasaannya demi Poseng. Selama ini ia tak mendapatkan itu semua dari tunangannya Andro. Amanda tak lagi memandang perbedaan mendasar antara keduanya, ia juga sudah iklas menerima sosok Poseng yg memang mungkin tak pantas untuknya. Segala rasa minder,tak enak pun hilang dgn sendirinya bila Amanda sudah bersua dan melepas rindu bersama Poseng. Sesuai dgn kesepakatan diantara mereka berdua, Poseng tak memaksa Amanda untuk menikah atau hal yg prinsipil yaitu pindah keyakinan, Poseng serta merta memberikan Amanda kebebasan.
Dgn rasa cinta dan keterkaitan hati mereka berdua sampai sejauh itu Amanda belom memberitahu kepada orangtuanya. Ia pun masih sering pulang ke Padang. Kini Amanda masih menunggu waktu yg tepat untuk memberi tahu kedua orang tuanya tentang hubungannya dgn Poseng. Amanda tahu hubungan mereka itu akan ditentang dan di larang kedua orang tuanya. Maka, demi kelangsungan hubungan dgn Poseng makanya Amanda masih mendiamkan hubungan itu. Kedua sejoli itu,semakin sulit dipisahkan satu sama lainnya.
Hubungan mereka itu sudah diketahui oleh Pak Frans Sunggar dan Bu Frans Sunggar. Sebagai orang yg dituakan di daerah itu,pak Syifa pernah menanyakan hubungan itu pada Poseng. Poseng pun beralasan dia pun siap untuk meresmikan hubungan dgn Amanda asal disetujui orang tua Amanda. Tetapi ia tak mau nantinya malah terpisah dgn Amanda. Begitu juga dgn Amanda waktu ditanyakan bu Syifa, jawabannya hampir sama.Akhirnya demi pertimbangan kebaikan mereka berdua,maka Poseng pun berencana untuk menikahi Amanda secara diam diam. Poseng akhirnya setuju dgn berbagai syarat yg diajukan Amanda waktu itu. Pernikahan diam diam itu dilakukan di tempat Poseng dan Bu Pak Syifa sebagai saksi dari pihak Amanda. Tanpa memakan waktu yg lama akhirnya Amanda pun sudah menjadi Nyonya Poseng.Tanpa melepas keyakinannya kini Amanda pun menyandang nama itu didepan namanya. Semenjak itu meskipun sering terpisah tempat bertugasnya,Poseng dan Amanda dapat mereguk kenikmatan ragawi dgn sempurna tanpa adanya lagi halangan.


Bandar Togel Terpercaya, Bandar Togel Online, Agen Togel Terpercaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar