UNITED4D - “Eee… mas Tommy, tumben muncul siang-siang begini…?”Melda sekreTasyas Tasya menyambutku…
“Sepi amat..? udah pada istirahat..?”sahutku sambil melangkah masuk kantor yang tampak sepi.
#United4d #DiskonTerbesar #DaftarTogel #BoTerbaik #TogelSingapore
Baca Juga :
KEPERAWANANKU SATU UNTUK SEMUA
“Mmm… Tasya ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tasya sekalian meeting dengan customer… sukri lagi Melda suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tasya..”celoteh Melda yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tasya, kujatuhkan pantatku ke kursi direktur yang empuk.
Dalam hati aku mengutuk habis-habisan, atas kesialanku hari ini malah sampe disini, ketemu ama Melda. oh ya Melda sebenarnya adalah sahabat Tasya waktu kuliah, janda beranak 2 ini diajak kerja istriku setelah setahun menjanda orangnya cantik, ramah cuma sebagai lelaki aku kurang menyukai karakternya terutama dandanannya yang selalu tampak menor, dengan tubuhnya yang montok tetenya gede sebanding dengan pantatnya yg juga gede, pokoknya bukan type wanita yg kusukai dan menurutku kulitnya terlalu putih jadi tampak kaya orang sakit-sakitan walaupun kata Tasya, Melda orangnya sangat cekatan dan sangat doyan kerja alias rajin Kubuka laptopku dan kunyalakan.
kucari-cari file yang kira-kira bisa menemaniku disini daripada aku hrs ngobrol sama Melda, yang menurutku bukan temen ngobrol yang asyik wow di kantong tas laptopku terselip sebuah DVD wiih DVD bokep punya Rudy ketinggalan disini lumayan juga buat ngabisin waktuku nungguin Tasya. Mmmm Asia Carera lumayan bikin ngaceng juga setelah kira-kira setengah jam melihat aksi seks Asia Carera melawan aksi kasar Rocco Sifredi.
“Ooo.. ooo.. mas Tommy nonton apa tuuuh… sorry mas Tommy mau minum apa..? panas, dingin… hi..hi.. pasti sekarang lagi panas dingin kan..?”suara Melda bagaikan suara petir disiang bolong… dengan nada menggodaku.
“Ah kamu bikin kaget aja… ngg… dingin boleh deh… mm ga ngrepotin neeh..?”sahutku sambil memperbaiki posisiku yang ternyata dari arah pintu, layar laptopku keliatan banget… sial lagiiii…. aahh masa bodo laahh… toh Melda bukan anak kecil.. Melda masuk ruangan lagi sambil membawa 2 gelas es jeruk.
“Mas Tommy boleh dong Melda ikutan nonton… mumpung lagi istirahat… kayanya tadi ada Rocco sifredi yak..?”kata Melda sambil cengar cengir bandel.
“ha… kamu tau Rocco Sifredi juga..?”tanyaku spontan… agak kaget juga, ternyata wanita yang tiba-tiba kini jadi tampak menggairahkan sekali di mataku, tau nama bintang film top bokep Rocco Sifredi.
“Woo bintang kesayangan Melda tuuuh..”sahut Melda yang berdiri di belakang kursiku.
“Kamu sering nonton bokep..?”tanyaku agak heran sebab Melda setelah menjanda tinggal dg orang tuanya dan rumahnya setahuku ditinggali banyak orang.
“Iya tapi dulu waktu masih sama “begajul”itu..”sahut Melda enteng dan membuatku ketawa geli mendengar Melda menyebut mantan suaminya yang kabur sama wanita lain. Suasana hening tapi tak dapat dielakkan dan disembunyikan nafas kami berdua sdh tak beraturan, bahkan beberapa kali kudengar Melda menghela nafas panjang, ciri khas wanita yang hendak mengendorkan syaraf birahinya yang kelewat tegang dan beberapa kali kudengar desisan lembut, seperti luapan ekspresi yang kuartikan Melda sudah larut dalam aksi para bintang bokep di layar monitor.
Sementara keadaanku tak jauh beda celanaku terasa menyempit desakan batang kemaluanku di selangkangan yang mengeras sejak setengah jam yang lalu, mulai menyiksaku dalam kondisi seperti ini biasanya, aku melakukan onani di tempat Tapi kali ini masak onani di depan Melda..? ampuuuunn siaal lagiii..!
“Din.. kamu suka Rocco Sifredi..? memang suka apanya..?”tanyaku memulai komunikasi dengan Melda yang desah napasnya makin memburu tak beraturan dan sesekali kudengar remasan tangannya seolah gemas pada busa sandaran kursi yang kududuki.
“Mmm… hhh.. apanya yak..? iih… mas Tommy nanyanya… sok ga tau..”sahut Melda sambil mencubit pundakku… entah siapa yang menuntun tanganku untuk menangkap tangan Melda yang sedang mencubit… mmm… Melda membiarkan tanganku menangkap tangannya.
“Kamu ga cape, berdiri terus… duduk sini deh..?”kataku sambil tetap menggenggam tangan Melda, kugeser pantatku memberi tempat untuknya, tapi ternyata kursi itu terlalu kecil untuk duduk berdua, apalagi untuk ukuran pantat Melda yang memang gede.
“Pantat Melda kegedean sih mas…”kata Melda sambil matanya melempar kerling aneh, yang membuat darahku berdesir hebat, akhirnya Melda menjatuhkan pantatnya di sandaran tangan.. oooww… aku dihadapkan pada paha mulus yang bertumpangan muncul dari belahan samping rok mininya dan entah sejak kapan kulit putih ini menjadi begitu menggairahkan dimataku..? Kembali perhatian kami tercurah pada aksi seks dilayar laptop… sesekali remasan gemas tangan lembutnya pada telapak tanganku terasa hangat… dimana tangan kami masih saling menggenggam dan menumpang diatas paha mulus Melda.
“Iiih Gila… Melda sudah lama enggak nonton yang begini..”kata Melda mendesah pelan seolah bicara sendiri.. menggambarkan kegelisahan dan kegalauan jiwanya.
“kalo ngerasain..?”tanyaku menyahut desahannya tadi.
“Apalagi…”jawabnya pendek serta lirih sambil matanya menatapku dengan tatapan jalang.
Yang bisa kuartikan sebagai tantangan, undangan atau sebuah kepasrahan, kuTasyak lembut tangannya dan diikuti tubuh montoknya… kini pantat montok Melda mendarat empuk di pangkuanku sedangkan tanganku melingkar di pinggangnya yang ternyata cukup ramping tak berlemak… Iblis dan setan neraka bersorak sorai mengiringi pertemuan bibir kami yang kemudian saling mengulum dan tak lama lidah kami saling belit di rongga mulut… mmm… tangan Melda melingkar erat di leherku dengan gemetaran kulayani serangan panas janda cantik berumur 32 tahun ini seolah ingin memuaskan dahaga dan rindu dendamnya lewat aksi ciuman panasnya.
Tanganku memang dari dulu trampil memainkan peran jika dihadapkan dengan tubuh wanita… menelusup ke balik blazer hitam yang dikenakan Melda dan terus menelusup sampai menyentuh kulit tubuhnya… sentuhan pertamaku pada kulit tubuhnya membuat Melda menggeliat resah dan menggerang gemas… rangkulan tangannya semakin erat di leherku sementara ciuman bibirnya juga semakin menggila mengecupi dan mengulumi bibirku… tanganku mulai merambah bukit dadanya yang memang luar biasa montok, yang jelas diatas cup B… sebab buah dada Tasya istriku yang ber bra 36B jauh tak semontok buah dada Melda… Tiba-tiba Melda meronta keras, saat tanganku meremas lembut buah dadanya yang mengeras akibat terangsang birahi tinggi.
“Ooohh… mas Tommy suudaah mas… hhh.. hhh… jangan mas, Melda ga mau menyakiti Tasya…hh… ooohh..”kalimat diantara desah nafas birahi ini tak kuhiraukan dan rontaan kerasnya tak berarti banyak buatku… tanganku yang melingkar di pinggangnya tak mudah utk dilepaskannya.
“Ada apa dengan Tasya..? ga akan ada yang merasa disakiti atau menyakiti selama ini jadi rahasia… ayo sayang waktu kita tak banyak… nikmatilah apa yang kamu ingin nikmati…”bisikku lembut di sela-sela aksi bibir dan lidahku di leher jenjang berkulit bersih milik janda cantik bertubuh montok ini.
“Ampuuun mas, oooww… Melda ga tahaaan… hh..hh… ssshhh…”rengek Melda memelas yang tak mampu membendung gelegak birahi yang mendobrak hebat pertahanannya.
Blazer hitam yang dikenakan Melda sudah teronggok dibawah kursi putar yang kami gunakan sebagai ajang pergulatan… dibalik blazer hitam, tubuh montok berkulit putih mulus itu hanya mengenakan penutup model kemben berbahan kaos, sehingga dari dada bagian atas sampai leher terbuka nyata… bergetar syahwatku menyaksikan pemandangan ini… buah dadanya yang montok dengan kulit putih bersih, mulus sekali sehingga urat-urat halus berwarna kebiruan tampak dipermukaan.
Buah dada montok yang sedang meregang nafsu birahi itu tampak mengeras, memperlihatkan lembah yang dalam di tengahnya… tampak bergerak turun naik seirama dengan nafas birahinya yang mendengus-dengus tak beraturan… iihh menggemaskan sekali.. woow.. bukan main..! begitu tabir berbahan kaos warna orange itu kupelorotkan ke bawah.. muncullah keindahan yang menakjubkan dari sepasang bukit payudara yang asli montok dan sangat mengkal, hanya tertutup bra mini tanpa tali, sewarna dengan kulit mulusnya.
“Oooohh.. maaasss..?”desahnya lirih ketika tabir terakhir penutup payudaranya meninggalkan tempatnya dan secara refleks Melda menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, tapi dimataku, adegan itu sangat sensual.. apalagi dengan ekspresi wajahnya yang cantik sebagian tertutup rambutnya yang agak acak-acakan… matanya yang bereye shadow gelap menatapku dengan makna yang sulit ditebak.
“Mas.. janggaaan teruskan… Melda takuut Tasya datang…hhh… hhh… “bisiknya dengan suara tanpa ekspresi… tapi aku sdh tak mampu mempertimbangkan segala resiko yg kemungkinan muncul… lembah payudara Melda yang dalam itulah yang kini menggodaku… maka kubenamkan wajahku ke dalamnya… lidahku terjulur melecuti permukaan kulit halus beraroma parfum mahal… kontan tubuh bahenol di pangkuanku itu menggelepar liar, spt ikan kehilangan air, ditambah amukan janggut dan kumisku yang sdh 2 hari tak tersentuh pisau cukur.
“Ampuuuunnn maaass…. iiiihhh… gellliii aaahh… mmm…ssssshhh.. ooohh…”rengek dan rintihannya mengiringi geliat tubuh indah itu… wooow jemari lentiknya mulai mencari-cari…. dan menemukannya di selangkanganku… bonggolan besar yang menggembungkan celanaku diremas-remas dengan gemas… sementara aku sedang mengulum dan memainkan lidahku di puting susunya yang sudah menonjol keras berwarna coklat hangus… tanganku menggerayang masuk kedalam rok mininya yg semakin terangkat naik kudapatkan selangkangan yang tertutup celana dalam putih dan kurasakan pada bagian tertentu sudah basah kuyub, Melda tak menolak ketika celana dalam itu kulolosi dan kulempar entah jatuh dimana.
Melda mengerang keras dengan mata membelalak, manakala jariku membelah bibir vaginanya yang sudah sangat basah sampai ke rambut kemaluannya yang rimbun… bibir cantik yang sudah kehilangan warna lipsticknya itu gemetaran layaknya orang kedinginan… terdengar derit retsluiting.. ternyata jemari lentik Melda membuka celanaku dan menelusup masuk kedalam celana kerjaku… kulihat matanya berbinar dan mulutnya mendesis seolah gemas, ketika tangannya berhasil menggenggam batang kemaluanku… sesaat kemudian batang kemaluanku sudah mengacung-acung galak di sela bukaan retsluiting celanaku dalam genggaman tangan berjari lentik milik Melda… makin lebar saja mata Melda yang menatap jalang ke batang kemaluanku yang sedang dikocok-kocoknya lembut.
“Aaaah… mass Tommyy… mana mungkin Melda sanggup menolak yang seperti ini… hhhh…. ssss….sssshhh… lakukan mas.. oohhh… toloong bikin Melda lupa segalanya mas… Melda ga tahhaan…”kalimatnya mendesis bernada penuh kepasrahan, namun matanya menatapku penuh tantangan dan ajakan.
Kurebahkan tubuh montok Melda di meja kerja Tasya yang lebar setelah kusisihkan beberapa kertas file dan gelas minum yang tadi ditaruh Melda diatas meja itu…. sementara laptopku masih terbuka dan adegan seks dilayar monitornya, sementara jari tengahku tak berhenti keluar masuk di liang sanggama Melda yang sangat becek… mungkin benar kata orang, cewek yang berkulit putih cenderung lebih basah liang sanggamanya… seperti halnya Melda, cairan liang sanggamanya yang licin kurasakan sangatlah banyak sampai ada tetesan yang jatuh di atas meja.
Melda sudah mengangkangkan kakinya lebar-lebar menyambut tubuhku yang masuk diantara kangkangan pahanya, aku berdiri menghadap pinggiran meja, dimana selangkangan Melda tergelar… tubuh Melda kembali menggeliat erotis disertai erangan seraknya ketika palkonku mengoles-oles belahan vaginanya, sesekali kugesek-gesekan ke clitorisnya yang membengkak keras sebesar kacang tanah yang kecil.. bukit vaginanya yang diselimuti rimbunnya rambut kemaluan yang tercukur rapi.
“Ayoooo maasss… lakukan sekaraaang… Melda ga tahaaann…hh..hhh… “rengek Melda memelas. Bibir cantik itu menganga tak bersuara, mata bereye shadow gelap itu membelalak lebar dengan alis berkerinyit gelisah, ketika palkonku membelah bibir vaginanya dan merentang mulut liang sanggamanya… kurasakan palkonku kesulitan menembus mulut liang sanggama Melda yang sudah berlendir licin… Tubuh Melda meregang hebat diiringi erangan keras, manakala palkonku memaksa otot liang sanggama Melda merentang lebih lebar… kedua tangannya mencengkeram keras lenganku.
Sewaktu pelan-pelan tapi pasti batang kemaluanku menggelosor memasuki liang sanggama yang terasa menggigit erat benda asing yang memasukinya… baru tiga perempat masuk batang kemaluanku, palkonnya sudah menabrak mentok dasar liang sanggama sempit itu, kembali tubuh montok Melda menggeliat merasakan sodokan mantap pada ujung leher rahimnya…. Sepasang kaki Melda membelit erat pinggangku sehingga menahan gerakku… bibir cantik yang gemetaran itu tampak tersenyum dengan mata berbinar aneh.
“Mas Tommy… tau kenapa Melda suka Rocco Sifredi..?”bisik Melda dengan tatapan mata mesra… kujawab dengan gelengan kepalaku.
“Perih-perih nikmat… kaya sekarang ini… Melda pingin disetubuhi Rocco Sifredi… ayoo mas.. beri Melda kenikmatan yang indah…”bisik Melda sambil mengerling penuh arti, belitan kaki di pinggangku dilonggarkan, pertanda aku boleh mulai mengayun batang kemaluanku memompa liang sanggamanya.
Kembali suara erangan dan rintihan Melda mengalun sensual mengiringi ayunan batang kemaluanku yang pelan dan kalem keluar masuk liang sanggama yang kurasakan sangat menggigit saking sempitnya, walaupun produksi lendir pelicin vagina wanita bertubuh montok ini luar biasa banyaknya, sampai berlelehan ke meja kerja yang jadi alas tubuhnya.
“Punya kamu sempit banget Din… aku seperti menyetubuhi perawan…”Bisikan mesraku tampak membuat janda beranak dua itu berbunga hatinya.. wajahnya tampak berseri bangga.
“Punya mas Tommy aja yang kegedean… kaya punya Rocco Sifredi… Melda suka sama yang begini… gemesssiiin… hhh… hhhoohhh… mmmaasss…”belum selesai kalimat Melda, kupercepat ayunan pinggulku.. membuat mata Melda kembali membelalak, bibirnya meringis memperlihatkan gigi indah yang beradu, mengeluarkan desis panjang.
“Teeruuuss maaasss… ammppuunn… nikkmaaat bukan main.. oooohhh… aaaaaahhh… eeeenngghh..”ceracaunya dengan suara setengah berbisik.
Sesaat kemudian aku merasakan serangan balasan Melda… Dengan gemulai janda cantik ini memutar pinggulnya, pinggangnya yang ramping bergerak menjadi engsel… Luar biasa nikmat yang kurasakan di siang tengah hari bolong itu… Suara berdecakan yang semakin keras di selangkangan kami menandakan semakin banjirnya lendir persetubuhan dari liang sanggama Melda… Wajah cantik Melda semakin gelisah… mulutnya komat-kamit seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar, hanya desah dan erangannya yang keluar… alisnya yang runcing semakin berkerut… apalagi matanya yang kadang membelalak lebar kadang menatapku dengan sorot mata gemas.
“Oooooouuuuwww..!! mmmaaaaassssss…. Diii..naa ga tahaann…. mmmmmhhh…!!”Kegelisahan dan keresahannya berujung pada rengekan panjang seperti orang menangis dibarengi dengan pinggul yang diangkat didesakan ke arahku bergerak-gerak liar… Aku tanggap dengan situasi wanita yang dihajar nikmatnya orgasme… segera kuayun batang kemaluanku menembus liang sanggama Melda sedalam-dalamnya dengan kecepatan dan tenaga yang kutambah… akibatnya tubuh Melda semakin liar menggelepar di atas meja kerja Tasya… kepalanya digeleng-gelengkan dengan keras ke kanan dan ke kiri sehingga rambutnya semakin riap-riapan di wajahnya.
“Ammmpppuuunnn…. oooohhh… nnnggghhh…. niikmmmaattnya…. hhoooo….”suara Melda seperti menangis pilu… Ya ammmpppuunn…. kurasakan nikmat bukan main.. dinding liang sanggama wanita yang tengah diamuk badai orgasme itu seakan mengkerut lembut menjepit erat batang kemaluanku, kemudian mengembang lagi… enam atau tujuh kali berulang… membuatku sejenak menghentikan ayunan penisku, pada posisi di kedalaman yg paling dalam pada liang sanggama Melda.
Tubuh Melda tergolek lunglai… nafasnya tersengal-sengal, tampak dari gerakan dada montoknya yang naik turun tak beraturan… wajahnya yang miring ke samping kanan tampak kulitnya berkilat basah oleh keringat birahinya, sementara mata ber eyeshadow tebal itu tampak terpejam spt orang tidur… rambut panjang yang dicat blondie tampak kusut, awut-awutan menutupi sebagian wajah cantiknya…. Kira-kira setelah dua menit batang kemaluanku mengeram tak bergerak di liang sanggama yang semakin becek… dengan gerakan lembut kembali kugerakkan pinggulku mengantarkan sodokan keliang sanggama Melda… Tubuh montok itu kembali menggeliat lemah sambil mulutnya mendesis panjang… Melda membuka matanya yang kini tampak sayu.
“Ssssshh… mmm… luar biasa….”desah Melda sambil tersenyum manis.
Kedua tangannya meraih leherku dan menarik ke arah tubuhnya. Tubuhku kini menelungkupi tubuh montok Melda, Melda memeluk tubuhku erat sekali sehingga bukit payudaranya tergencet erat oleh dada bidangku seolah balon gas mau meletus, tak hanya itu sepasang pahanya dilingkarkan di pinggangku dan saling dikaitkan di belakang tubuhku… Woooww… leherku disosotnya dengan laparnya… jilatan dan kecupan nakal bertubi-tubi menghajar leher dan daun telingaku… terdengar dengus nafasnya sangat merangsangku… aku dibuat mengerang oleh aksinya… “Ayo sayang, tuntaskan hasratmu… Melda boleh lagi enggak?”bisiknya manja sambil bibirnya mengulum nakal daun telingaku. Kurasakan pantat montok Melda bergerak gemulai, membesut hebat batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya, sejenak kunikmati besutan dan pelintiran nikmat itu tanpa balasan.. karena kuhentikan ayunan penisku.
“Kamu ingin berapa kali..?”sahutku berbisik tapi sambil mengayunkan batang kemaluanku dalam sekali.. “Eeeeehhhhh…hhh…! sampe pingsan Melda juga mauuuuuhh…hhhh…!”jawabnya sambil terhentak-hentak akibat rojokanku yang kuat dan cepat…Aku mengakui kelihaian janda 2 anak ini dalam berolah sanggama, kelihaiannya memainkan kontraksi otot-otot perutnya yang menimbulkan kenikmatan luar biasa pada batang kemaluan yang terjebak di liang sanggamanya yang becek… tehnik-tehnik bercintanya memang benar-benar canggih… Tasya istriku wajib berguru pada Melda, pikirku…Tapi rupanya Melda tak mampu berbuat banyak menghadapi permainanku yang galak dan liar… Setelah pencapaian orgasmenya yang ke tiga… Wajah Melda semakin pucat, walaupun semangat tempurnya msh besar.
“Ooooww… my God… ayo sayaaang… Melda masih kuat…”desisnya berulang-ulang… sambil sesekali pantatnya menggeol liar, mencoba memberikan counter attack… Aku tak ingin memperpanjang waktu, walau sebenarnya masih blm ingin mengakhiri, tapi waktu yang berbicara… hampir 2 jam aku dan Melda berrpacu birahi diatas meja kerja Tasya. Aku mulai berkonsentrasi untuk pencapaian akhirku… aku tak peduli erangan dan rintihan Melda yang memilukan akibat rojokanku yang menghebat.
“Ooohkk.. hhookkhh.. ooww.. sayaaang… keluarkan.. di… di.. mulutkuuu yakkkhh..hhkk..”Sebagai wanita yg berpengalaman Melda tahu gelagat ini… diapun mempergencar counter attacknya dengan goyang dan geolnya yang gemulai kuku jarinya yang panjang menggelitiki dada bidangku dan aku mengeram panjang sebelum mencabut batang kemaluanku dari liang becek di tengah selangkangan Melda… dan dengan lincah Melda mengatur posisinya sehingga kepalanya menggantung terbalik keluar dari meja, tepat didepan palkonku yang sedang mengembang siap menyemburkan cairan kental sewarna susu.
Melda mengangakan mulutnya lebar-lebar dan lidahnya terjulur menggapai ujung palkonku… Hwwwoooohhh…!!!!! ledakan pertama mengantarkan semburatnya spermaku menyembur lidah dan rongga mulutnya… aku sendiri tidak menyangka kalo sebegitu banyak spermaku yang tumpah…. bahkan sebelum semburan berakhir dengan tidak sabar batang kemaluanku disambar dan dikoloh dan disedot habis-habisan. Melda duduk diatas meja sambil merapikan rambut blondienya yang kusut, sementara aku ngejoprak di kursi putar.
“Wajah kamu alim ternyata mengerikan kalo sedang ML mas…?”celetuk Melda sambil menatapku dengan pandangan gemas dengan senyum-senyum jalang.
“Siang ini aku ketemu singa betina kelaparan…”sahutku letoy.
“Salah mas, yang bener kehausan… peju mas Tommy bikin badanku terasa segar…ha.. ha..ha..”sambut Melda sambil ketawa ngakak
“Waaakks… mati aku… mas, Tasya dateng tuuuhh…!”Tiba-tiba Melda loncat turun dari meja dengan wajah pucat, buru-buru merapikan pakaian sekenanya dan langsung cabut keluar ruangan.
Akupun segera melakukan tindakan yg sama… waaah di atas sepatuku ada onggokan kain putih ternyata celana dalam… pasti milik Melda, segera kusambar masuk ke tas laptop… dan aku segera masuk ke kamar mandi yg ada di ruang kerja Tasya.
“Yaaang… chayaaang…. bukain doong…”suara Tasya sambil mengetok pintu kamar mandi
“Hei.. bentar sayang… dari mana aja..?”sahutku setengah gugup dari dalam kamar mandi. Ketika pintu kubuka Tasya langsung menerobos masuk… busyeet… Tasya menubrukku dan aku dipepetin ke wastafel… aku makin gugup
“Sssshhhh… untung kamu dateng say… ga tau mendadak aja, tadi dijalan Tasya horny berat…”tanpa basa basi lagi celanaku dibongkarnya dan setelah batang kemaluanku yang masih loyo itu di dapatnya, segera istriku ini berlutut dan melakukan oral sex.
Meski agak lama, tapi berhasil juga kecanggihan oral sex Tasya istriku membangunkan kejantananku yang baru mo istirahat… tanpa membuka pakaiannya Tasya langsung membelakangiku sambil menyingkap rok kerjanya sampai ke pinggang, pantat Tasya kalah montok dibanding Melda, namun bentuknya yang bulat, mengkal sangat seksi di mataku… sesaat kemudian celana dalam G-String dan stocking Tasya sdh lolos dari tempatnya.
“C’ mon darling…. hajar liang cinta Tasya dari belakang…”dengan suara dengus nafas penuh birahi Tasya mengangkangkan kakinya sambil menunggingkan pantatnya… Memang istriku akhir-akhir ini sangat menyukai gaya doggie style…”lebih menyengat”katanya… sesaat kemudian kembali batang kemaluanku beraksi di liang sanggama wanita yang berbeda.
Dalam posisi doggie style, Tasya memang lihay memainkan goyang pantatnya yang bulat secara variatif… dan apalagi aku sangat suka melihat goyangan pantat seksi Tasya, membuat aku semakin semangat menghajar liang sanggama Tasya yang tak sebecek Melda… Untungnya Tasya adalah type wanita yang cepat dan mudah mencapai puncak orgasme.. nggak sampai 10 menit kemudian Tasya mulai mengeluarkan erangan-erangan panjang… aku hafal itu tanda-tanda bahwa istriku menjelang di puncak orgasme, maka segera kurengkuh pinggangnya dan kupercepat rojokan batang kemaluanku menghajar liang sanggama Tasya tanpa ampun. “Ngentot Memek Sekertaris”
“Tommm… Tommmy… gilaaa… aaahkk… niiikkmaaatt bangeeett…!!!”jeritan kecil Tasya itu dibarengi dengan tubuh sintal Tasya yang gemetaran hebat…pantat seksinya menggeol-geol liar menimbulkan rasa nikmat luar biasa pada batang kemaluanku yang terjepit di liang sanggamanya… aku tak menahan lagi semburatnya spermaku yang kedua utk hari ini
“Ma kasih Tommy chayaang…”kata Tasya sesaat kemudian sambil mendaratkan kecupan mesra dibibirku.. Setelah membersihkan sisa-sisa persetubuhan, aku pamit untuk kembali ke kantor, sementara Tasya masih berendam di bath up…. Melda sudah duduk rapi di mejanya ketika aku keluar dari ruangan Tasya, kudekati dia
“Ssshh… nggak takut masuk angin, bawahnya ga ditutup..?”bisikku sambil kuselipkan celana dalam putih Melda kelaci mejanya… mata Melda melotot dengan mimik lucu
“Ronde kedua niih yee..?”celetuknya nakal setelah tahu Tasya tak ikut keluar dari ruangan.
Aku melenggang memasuki mobilku, sambil memikirkan follow up ke Melda….. yang ternyata sangat menggairahkan.
Sumber : KabarPrediksi
#United4d #BandarTogel #BandarTerpercaya #PrediksiTogel #LiveResultTogel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar