Senin, 15 Mei 2017

Melunasi Hutang Ibu Dengan ML


UNITED4D - Seorang gadis belia yang harus rela menjual tubuhnya kepada om-om untuk melunasi hutang-hutang ibunya. Ingin Tahu kelanjutanya para pembaca ??? langsung saja simak cerita dibawah ini !!!Baca Juga : 

Keperawanan-ku Hilang Di Gubug Sawah


Maharani nama panjangku, Rani panggilanku. Aku berumur 19 tahun mahasiswi kebidanan semester 4. Aku cewek yang manja, kelebihannya aku cantik dan putih. Keseharianku aku mengenakan jilbab kalau sedang kuliah saja. Jika pergi main aku tidak memakai kerudung. Tetapi aku lebih terlihat cantik apabila aku memakai kerudung.

Aku kuliah di Semarang, jauh dari orangtuaku. Kost aku dekat dengan kampus tetapi masuk kampung, sekitar 4 meter dari jalan raya. Kebetulan kostku di pinggir jalan kampung, sangat bebas. Karena tidak ada pagar dan kostnya cowok cewek. Bisa dibilang kost yang nyaman bagiku, karena pergi pulang malam pun tidak ada yang mengganggu.

Ibu kost juga membebaskan asal tidak boleh menginap di kost. Ibu kostku merasakan bahwa dia juga pernah muda. Orangtuaku juga mengetahui posisi kostku itu, mereka yakin aku bisa dipercaya. Padahal pergaulan di Semarang itu sangat dekat dengan Pergaulan Bebas. Aku harus pandai memilih teman yang baik agar aku tidak terjerumus ke dalam pergaulan itu.

Teman kuliahku banyak yang berasal dari desa penampilanku juga terlihat beda dari mereka. Mereka masih cupu dan biasa saja, sedangkan aku sudah terkontaminasi gaya orang kota. Di kampus aku memiliki beberapa teman dekat, namanya Dina, Rista, dan Rayi. Hanya bertiga itu yang cocok denganku dari segi penampilan dan pergaulan.

Aku dulu jaman SMA terkenal sering gonta ganti pacar, maklumlah anak muda jaman sekarang kalau nggak punya pacar namanya nggak gaul dong. Banyak banget mantanku di masa SMA, hanya buat happy-happy aja nggak lebih. Mungkin di masa kuliah ini aku lebih serius dalam berhubungan dengan pria.

Kalau aku milihnya yang udah kerja Polisi, Tentara atau apalah yang penting bukan anak kuliahan yang nggak modal itu. Pastinya cari yang bisa beliin apa aja yang aku inginkan, wajah jelek tidak masalah bagiku. Banyak pria yang mendekati aku , aku sering cerita dengan ibu. Tetapi ibu selalu aja harus sesuai kiteria dia tanpa memikirkan aku.

Aku sering backstreet soal pacaran, ya males aja ibu selalu ikut campur masalah pribadi aku.Pernah aku berpacaran dengan Reza dia pemain bola, cakep putih gagah. Aku menjalin hubungan 1 tahun dengan dia. Namanya juga pemain bola punya uang juga musiman pas ada kompetisi. Lama-lama aku modal semua jelas aku nggak mau lama-lama pacaran sama dia.

Gaya pacaranku sudah seperti suami istri, Reza tidur di kost udah biasa. Kita melakukan seks bebas, tetapi dia menggunakan kondom. Aku kuliah kesehatan jadi aku tau mana yang aman untuk diriku sendiri. Dia sering datang ke kost bawain makanan atau sekedar memberiku bunga mawar merah layaknya anak muda berpacran.

Kalau males keluar buat nongkrong kita di kamar nonton tivi sambil bercandaan. Bercandaan itu pasti berujung mesum, ciuman pegang payudara. Tapi aku enggan memberikan kewanitaanku. Sebenarnya aku sudah tidak perawan akupun lupa siapa yang sudah merenggut keperawananku. Aku sama Reza paling ciuman bibir sambil dia remas-remas payudara aku.

Ciumi payudara aku, menggesek-gesekkan penis ke Vagina-ku udah itu aja. Aku selalu menolak jika dia meminta lebih dari itu. Ya buat apa sih hanya bunga mawar dan makanan biasa yang dia berikan. Waktu berjalan aku ketahuan ibu kalau berpacaran dengan dia. Akhirnya aku putus, males juga sih udah nggak cocok lagi. Aku hanya menjalin pertemanan dengan banyak pria.

Semua pria yang dekat denganku selalu aja datang ke kost bermalam, bagiku sudah biasa. Aku sekrang sudah semester 6 dan kuliah di semarang, selama itu banyak pria yang mendekatiku. Aku merespon semua namun hanya sebatas teman, hanya kadang mereka menggangap lebih dari teman. Terserah mereka yang penting aku enggan serius dengan siapapun itu.

3 tahun berlalu aku wisuda tepat waktu, orangtuaku jauh-jauh dari luar Jawa datang menghadiri wisudaku. Mereka bangga denganku keberhasilanku menuntut ilmu. Tahap berikutnya aku harus kerja entah di klinik atau ikut bidan senior. Waktu cepat berlalu tak terasa 6 bulan sudah aku tidak bekerja. Mencari pekerjaan memang susah sekali, tidak semudah yang aku bayangkan.

Aku terus mencoba hingga akhirnya aku ikut ibu di luar Jawa membantu usaha sembari menunggu panggilan kerja. Di daerah Kalimantan banyak banget lowongan pekerjaan namun terlalu pelosok desa aku belum siap. Ibuku berjualan buah disana, dagangannya selalu laku keras. Buah apa aja disana menjanjikan, aku tergiur untuk mengikuti jejak ibu.

Namun ibu tidak memperbolehkan aku, harus bekerja sesuai bidangku. Pada waktu itu aku jaga kios buah, ibu sedang memasak di dapur. Turun seorang pria tua dari mobilnya yang mewah itu. Dia membeli anggur merah, aku melayani dia dengan baik. Tetapi aku sedikit risik bapak-bapak itu memandangi aku terus menerus. Sampai aku salting apa ada yang salah di didiriku,

“Pagi pak Eko, tumben datangnya jam segini cari apa pak?”

“ini bu biasa cari anggur..”

Ibu dan bapak itu ternyata sudah kenal mungkin langganan. Tiba-tiba orang itu mengajak ibu untuk keluar dari kios. Ntah apa yang dibicarakan mereka, aku tidak tau. Terdengar suara ibu ketawa sangat keras aku makin curiga. Jangan-jangan pria itu pacar ibu, aku sempat berprasangka buruk terhadap bapak itu.

Setelah bapak tua itu pergi, aku bertanya kepada ibu karena aku masih penasaran,

“bu..siapa pria tadi kok kayaknya udah kenal dekat dengan ibu?”

“itu pak Eko juragan sawit kaya raya Ran, kamu mau pacaran sama dia ?”

Tanpa basa basi ibu menawari anaknya untuk berpacaran dengan bapak-bapak tua itu. Aku dengan tegas menolak permintaan ibu,

“tega banget bu, aku yang masih muda belia harus berpacaran dengan bapak-bapak itu sih bu?”

“Ran, ini sangat mendesak. Ibu banyak hutang kepada siapa ibu mengeluh kamu anak satu-satunya ibu. Bapakmu tidak bertanggung jawab Ran, pergi begitu saja meninggalkan kita”

“terus apa hubungannya ibu dengan bapak tadi ? kok sampai bahas hutang bu..”

“hanya bapak itu yang mampu membantu hutang ibu asal kamu mau jadi kekasih hatinya..”

Astaga segitunya amat sih ibuku rela aku berhubungan dengan bapak itu. Aku terdiam dan merenung aku bisa bantu apa untuk melunasi ibu. Mungkin ini jalan satu-satunya, tapi masa iya aku harus berpacaran dengan orang yang jauh lebih tua dari aku. Setiap hari ibu mengeluh tentang hutang-hutangnya.

Bahkan ada loper buah datang marah-marah karena tagihan beberapa kalibelum ibu bayar. Semakin hari aku semakin bersalah tidak bisa membantu ibu. Aku memutuskan untuk mensetujui ide ibu, demi ibu aku rela memberikan tubuhku kepada bapak itu,

“Bu..saya setuju menjalin hubungan dengan Pak Dino tapi dengan syarat hutang ibu harus lunas..”

“yang bener Ran??? Terimakasih nak kamu telah menyelamatkan ibu, ” ucap girang ibuku.

Ibu terlihat lega dan bahagia walaupun harus mempertaruhan harga diriku. Ibu menelpon Pak Dino membahas masalah itu. Aku harus ikhlas menjalaninya kalau seks aku sudah handal tapi baru kali ini dengan bapak-bapak setengah tua. Esok pun tiba, jam 8 Pak Dino sudah datang ke kios untuk mengajakku jalan. Ibu memanggil aku yang sedang bersiap diri,

“iya buk..Rani baru siap2..”teriakku dari kamar.

Setelah selesai bersiap diri aku keluar dan menemui Pak Dino. Aku juga biasa, mencium tangannya dan memberikan senyuman di pagi hari. Aku anggap dia sebagai bapakku, supaya aku nggak berlarut-larut galau. Pak Dino berpamitan dengan ibu dengan memberikan amplop tebal banget kelihatannya uang sebesar 5 juta.

Aku menaiki mobil Fortuner Pak Dino, aku duduk di belakang berdua. Didepan sudah ada sopir pribadinya, aku ngobrol banyak. Sesampainya di Mall aku belanja apa saja yang aku suka, baju tas semua yang aku inginkan. Sampai habis 10 juta karena aku minta HP baru. Pak Dino membelikan semuanya, aku merasa sangat senang. Memang benar kata ibu hanya jalan seharian aku bisa dapat segalanya.

Malam tiba aku diantar pulang ke kios buahku. Ibu sangat bahagia aku sudah sampai rumah membawa banyak barang baru,

“Bu..besok Rani mau aku ajak ke Banjarmasin dan Palangkaraya jam 6 pagi ya..?”

“ya pak silahkan..”

Pak Dino pulang aku bersiap packing untuk besok. Aku berencana minta motor karena dikios hanya ada satu motor. Aku mempersiapkan diriku, kalau ke Banjar dan Palangka nggak mungkin langsung pulang pasti menginap. Hotelnya juga pasti bintang 5 udah nggak bisa bayangin. Aku berinisiatif untuk belajar cara memuaskan pria. Aku membuka situs-situs porno untuk persiapan besok.

Bisa aja aku dibeliin mobil kalau bisa memuaskan gairah Pak Doni. Aku tertidur pulas setelah membuka situs porno hingga larut malam. Keesokan harinya Pak Dino menghampiri aku, aku membawa satu koper pakaian. Tampak ibu sudah berada di depan kios. Seperti biasa Pak Dino berpamitan sambil memberi salam temple. Aku mencium tangan ibu,

“Rani pergi dulu ya bu..”

Mobil Pak Dino melaju cepat, di dalam mobil kita ngobrol banyak basa-basi. Sesekali Pak Dino gemas melihatku dia memelukku. Waktu itu aku sengaja memakai dress berpenampilan feminim agar terlihat seksi. Pak Dino sepertinya juga terlihat nafsu melihatku, cara bicaranya membelai pipiku dengan mesra. Nikmati saja agar semua yang ingin aku minta bisa terwujud.

Sampai di Palangkaraya kota kecil sejuta keindahan. Kita berhenti di pantai, menikmati semilir angin. Berpelukan saling bergandengan tangan layaknya kaum muda. Aku mulai membuka hatiku biar suasana makin intim. Kita melanjutkan perjalan menuju Banjarmasin, 5 jam perjalanan. Melelahkan sekali, sampai di hotel yang megah juga akhirnya.

Hotel berbintang 5 sangat megah, Pak Dino sudah memesan kamar jauh-jauh hari. Aku dan dia satu kamar sedangkan sopirnya tidur di kamar sendiri. Di dalam hotel banyak banget cewek-cewek cantik yang stay di sofa. Ternyata mereka wanita malam, dan sopir Pak Dino membawa satu cewek masuk ke dalam kamarnya.

Aku dan Pak Dino masuk ke kamar, didalam kamar sudah banyak bunga-bunga indah. Memang sengaja dipersiapkan untuk menyambut aku. Aku dan Pak Dino membersihkan badan, aku keluar dari kamar mandi mengenakan daster tipis sangat terawang. Pak Dino sudah terbaring menanti aku,

“kamu cantik banget aku udah nggak sabar ingin kamu peluk..” ucap Pak Dino dengan tampang mesum.

Aku mendekati Pak Dino aku masih teringat video semalem dan saatnya aku beraksi. Aku tidur diranjang Pak Dino mendekati aku menciumi bibirku, ini lebih nikmat dari anak muda yang pernah aku rasain sebelumnya. Pak Dino tanpa memakai baju dia hanya mengenakan celana dalam saja. Mencium bibirku dengan sangat ganas dan penuh gairah.

Aku pasrah mau diapain yang penting aku nikmat. Aku terbawa suasana, sinyal-sinyal nafsu birahi sudah mulai muncul di tubuhku. Pak Doni menggerayangi payudaraku, dari bawah daster yang aku kenakan. Geli banget,

“ahhhh…ahhh” Kedua mata memandangi wajahku, tangannya melepas dressku. Kedua payudaraku dimainkannya, diremas-remas hingga aku mendesah keras,

“akkhhhhh…akkhhhh…pelan pak..”

Dengan lembut kembali membelai meremas payudaraku, bra terlepas. Payudaraku yang montok menggantung. Putingku menonjol besar banget karena aku horni. Wajah Pak Dino merah dipenuhi dengan nafsu yang sangat kuat. Pak Dino naik diatasku, dia kecup dan kulum putingku setengah jam. Waktu yang lama hingga payudaraku merah merona dibuatnya,

“aku tak kuasa melihat payudara mu Ran, putingmu yang semakin besar rasanya tak ingin melepaskan kuluman ini..” ucap pak Doni

Tubuh mungilku menggeliat manja, dia semakin tergoda melihatku. Kedua kakiku dia buka lebar, tangannya membelai Vagina-ku yang harum itu.Dengan sedikit rambut yang tumbuh, jarinya bermain di Vagina-ku. Memasukkan salah satu jarinya ke lubang Vagina-ku, “oohhh..ooohhhh…”. Cairan keluar membasahi Vagina-ku.

Tampak penis dia membesar dengan banyak bulu yang tumbuh sangat rimbun. Pak Dino kembali diatas menciumiku. Tanganku memegang erat penisnya, aku kocok penis pak Dino,

“ahhhh..ahhhh…ahhhh..” desahan manja keluar dari bibirnya.

Posisi berpindah kembaliaku dibawah pak Dino menggesekan ujung penisnya ke lubang Vagina-ku. Mencoba biar masuk ke dalam lubang kenikmatanku. Setengah batang penis masuk, nikmat banget,
“ahhhh..ahhhh..” aku terus mendesah diiringi tubuhku bergetar karena vagina-ku basah lagi.

Semakin ke dalam masuk hingga menekan rahim, rasanya hingga ke ubun-ubun. Girah nafsu kita berdua sudah tak tertahankan. Semakin keras menggoyang penisnya keluar masuk terus. Benar-benar nikmat banget saling merespon setiap gerakan. Goyangan pak Dino emang asoy banget dah, aku nggak kuat. Kedua telapak tanganku dia genggam erat hingga aku hanya mendesah dan menggelengkan kepalaku,

“akkhhh..pak…terus pak..akkhhh…”

Aku mencoba menjepit penis pak Doni, pantat aku angkat dan aku rekatkan kakiku. Pak Dino tak kuasa,

”ahhhh… jepit penisku Ran goyang pantatmu…ahhhh…” Pantat kuangkat pak Doni berteriak.

“aaahhhhhhhhhh….” Keringat bercucuran keluar dari tubuhnya yang kekar itu.

Maju mundur memasukkan penis keluar masuk senikmat mungkin.”ahhhh….” Keluarlah cairan sperma itu banyak dan kental disemprotkan kedadaku,

“croooootttt…crrrooooottt…crooooootttttt…..”

Pak Doni memelukku erat setelah ngeseks sama aku. Nikmat dan aku tertidur pulas, tidak menikmati indahnya Kota Banjarmasin di malam hari. Hanya seks berkali-kali di malam itu,makan saja memesan dan diantar ke kamar. Semalaman aku bermain 7kali dengan Pak Dino. Semalaman itu juga aku telanjang biar mudah dan cepat merangsang gairah Pak Dino. Sekian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar