UNITED4D - Namaku Tini, aku bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan pelayaran kapal barang. Umurku waktu menikah adalah 28 tahun, tapi aku kehilangan keperawananku pada umur 23 tahun saat aku berkerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan telekomunikasi. Di bawah ini adalah ceritaku mengenai pengalaman seksku yang pertama.
Baca Juga :
Ibu Mertua yang Begitu Binal
Hari ini adalah hari terakhir bossku ada
di kantor cabang Bandung ini, karena mulai besok beliau akan digantikan
oleh orang baru yang dipilih oleh kantor pusat. Bossku memang mendapat
promosi dari kepala cabang di Bandung menjadi direktur di Jakarta.
Padahal aku belum sampai dua bulan
bekerja sebagai sekretaris di sini, sehingga selain harus beradaptasi
dengan tempat kerja yang baru aku juga harus beradaptasi dengan boss
baru. Di tempat kerjaku ini, aku adalah karyawan yang paling muda karena
karyawan lainnya rata-rata 10 tahun lebih tua.
Calon boss yang baru juga sudah datang
karena hari ini akan menjadi hari serah terima de facto kantor cabang
Bandung dari boss lama ke boss yang baru. Ternyata boss baru ini masih
muda, umurnya masih sekitar 26-27 tahun dengan badan yang tinggi besar
dan cukup tampan dengan kumisnya yang tebal. Pak Yanto adalah nama boss
baruku itu, beliau sudah berkeluarga dengan dua anak ; seorang putri dan
seorang putra.
Pak Yanto ternyata membawa gaya
kepemimpinan yang sama sekali berbeda dan membawa moderenisasi dalam
bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya terbiasa dengan kerja individual
sekarang dipaksa kerja secara kolektif dalam suatu team work.
Semua karyawan tanpa kecuali harus melek
teknologi dan untuk itu boss baru tidak segan-segan turun sendiri
mengajari. Sebagai sekretaris akupun banyak belajar dari beliau tetang
berbagai hal dan karena aku adalah karyawan yang paling sering
berinteraksi dengan beliau tentunya aku punya paling banyak kesempatan
untuk belajar .
Pelahan-lahan mulai muncul rasa kagumku
pada pak Yanto dan mulai mengidamkan mendapatkan jodoh seperti beliau
atau mendekati kemampuan beliau. Berbeda dengan karyawan pria lain yang
suka memandang rendah bahkan melecehkan sesama karyawan wanita, pak
Yanto sangat santun kepada wanita baik itu karyawannya maupun bukan. Hal
ini membuat muncul rasa sayangku pada pak Yanto karena aku merasa bisa
berlindung kepada beliau.
Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang
membuat aku merasa selalu ingin dekat dengan beliau, sehingga saat kami
sedang berdua aku kadang-kadang bersikap agak manja dan kelihatannya
beliau tidak keberatan. Lambat laun aku mulai melihat bahwa pak Yanto
pun mulai merasa nyaman kalau dekat dengan aku.
Walaupun demikian kesempatan kami bisa
berdua hanya saat berada di kantor saja sehingga semua urusan adalah
berkaitan dengan pekerjaan dan pak Yanto tidak pernah mencoba mengajakku
keluar berdua selain karena urusan kantor.
Hingga pada suatu waktu kantor Bandung
harus bertindak sebagai tuan rumah pelatihan produk baru dari perusahaan
dan pada akhir acara semua peserta ingin berwisata ke Ciater Subang.
Walaupun aku bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku
harus menemani mereka berwisata ke sana. Seperti yang aku khawatirkan
sebelumnya, sebagai wanita satu-satunya dimana peserta lainnya adalah
pria, aku menjadi bulan-bulanan yang cenderung melecehkan.
Untung saja pak Yanto segera melihatnya
sehingga bisa menarikku dan mengajakku pulang lebih awal karena
teman-teman kantor Bandung yang lain pun tidak bisa diandalkan untuk
melindungi aku. Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Yanto dan
pada kesempatan sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami manfaatkan
untuk mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke hal-hal yang agak
pribadi.
“Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak Yanto “Enaknya ke mana dulu ya ?”
“Lho … kenapa ga langsung pulang ? ”
Kataku keheranan “Bukankah bapak biasa ada acara bersama keluarga kalau
malam minggu seperti sekarang ?”
“Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak Yanto
“Kalau begitu terserah bapa saja deh …”
kataku dengan perasaan campur aduk antara senang bisa bersama beliau di
malam minggu dengan rasa takut bepergian dengan suami orang.
“Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.
Malam itu kami seperti orang yang baru
jadian pacaran, walaupun masih serba canggung tapi penuh dengan gairah
yang menggebu. Apalagi beliau juga langsung bergerak cepat dengan tidak
ragu-ragu lagi untuk memeluk dan menciumi pipiku setiap ada kesempatan.
Menjelang tengah malam pak Yanto mengantarkanku pulang dan untuk pertama
kalinya aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat
sebelum masuk ke rumah.
Semalaman aku hampir tidak bisa tidur
karena semua kejadian beberapa jam bersama bossku itu seperti diputar
berulang-ulang dikepalaku. Perasaanku sangat bahagia karena langsung
dimabuk cinta walaupun itu cinta terlarang. Selama ini aku tidak pernah
benar-benar pacaran dengan beberapa pria yang bergantian mencoba
mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman dekat sampai mereka menjauh
sendiri.
Sejak hari itu pak Yanto selalu
mengajakku keluar setiap hari Sabtu, kebanyakan hanya dari pagi sampai
sore, jarang sekali bermalam mingguan lagi. Kadang-kadang kami juga
keluar malam sepulangnya dari kantor untuk nonton filem di bioskop atau
makan malam bareng. Walaupun demikian aku menganggap kami sudah
“jadian”, apalagi pak Yanto sudah mengajari aku berciuman bibir dengan
permainan lidahnya.
Tidak sampai sebulan payudaraku sudah
mulai di remas-remasnya ketika kami berciuman. Waktu pertama kali
dilakukan hanya dari luar baju tapi untuk yang selanjutnya sudah merogoh
langsung ke balik BHku setelah melepas kancing baju dan mengangkat cup
BHku. Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi
bossku yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau
remasannya diselingi permainan jari-jarinya pada putingku.
Tidak puas dengan meremas payudaraku,
beliau juga mulai mengusap-usap vaginaku kalau aku kebetulan sedang
memakai rok. Untuk aksi beliau ini aku sempat menolak karena aku masih
perawan dan itu yang kusampaikan kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia
hanya akan mengusapnya dari luar celana dalam saja tidak sampai
menyentuh langsung vaginaku. Walaupun awalnya ragu-ragu tapi akhirnya
aku “mengijinkannya” apalagi ternyata sentuhan beliau pada vagina
membuat aku mulai mengenal apa yang namanya orgasme.
“Bapaaaa… Tini sudah ga tahaaannnn”
itulah teriakan khasku pada saat mencapai orgasme yang terasa seperti
sangat ingin pipis tetapi penuh kenikmatan. Kata bossku aku mempunyai
libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman panjang dengan remasan di
payudara dan permainan jari diluar vagina, aku bisa mencapai orgasme
berkali-kali sampai celana dalamku basah kuyup seperti ngompol tapi
cairannya lebih kental dan sangat lengket.
Sebenarnya aku sangat risi karena kami
selalu melakukannya di dalam mobil yang diparkir di tempat umum atau di
ruangan beliau di kantor. Apalagi biasanya dalam sekejap pak Yanto bisa
membuat bajuku berantakan. Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti
kami hampir tidak mungkin melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba
hari itu …
Pada suatu hari aku beri tahu pak Yanto
bahwa pada minggu ini aku hanya hanya sendirian di rumah sampai hari
Minggu karena orang-orang rumah sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah)
kampung halamanku. Jadi aku menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku
saja sekalian menemani aku menjaga rumah. Saat itu hubungan kami sudah
berjalan hampir tiga bulan dan aku sama sekali tidak memikirkan
kemungkinan apa yang akan terjadi kalau hanya berduaan dengan bossku di
rumah yang kosong.
Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar
menunggu pak Yanto di rumahku, ada perasaan senang di hatiku karena akan
bisa berkencan dengan beliau tanpa ada rasa khawatir seperti yang biasa
kami lakukan. Rasa senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat sangat
kepada pak Yanto, padahal baru kemarin kami bercumbu di mobil saat
diantarnya pulang.
Akhirnya beliau datang juga dengan
menenteng satu kantung kecil warna gelap (yang belakangan kuketahui
berisi kondom dan pelumas). Sesuai permintaanku sebelumnya beliau
memarkir mobilnya agak jauh dari rumahku supaya tetap memberi kesan
rumahku kosong sehingga kencan kami tidak terganggu oleh saudara atau
teman yang tiba-tiba datang berkunjung.
Setelah mengunci pagar dari arah luar
dan mengunci pintu masuk, aku langsung menubruk dan memeluk pak Yanto
yang saat itu sedang meletakkan kunci mobil dan tas kecilnya di atas
meja makan. Beliau langsung membalasnya dengan menciumku penuh
kehangatan seolah-olah juga baru bertemu kembali denganku. Dengan tanpa
melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk duduk di
karpet depan pesawat TV.
Pak Yanto sengaja mendudukkan aku di
atas bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang. Setelah
puas melepas kangen dengan berciuman, pak Yanto kemudian melepas bajuku
kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini
telanjang.
Aku hanya bisa tertunduk malu karena
selama ini belum pernah bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju.
Setelah aku tunggu beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak Yanto
tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi bagian atas tubuhku.
Aku coba memberanikan diri mengangkat
mukaku untuk melihat ke arah beliau, ternyata pak Yanto sedang mengamati
dengan seksama payudaraku dengan ekspresi kagum. Bossku ini rupanya
juga sudah melepas baju atasnya sehingga kami sama-sama bertelanjang
dada sekarang.
“Tini, aku baru sadar ternyata besar
sekali payudara kamu !” akhirnya beliau berkomentar “Bukan sekedar besar
tetapi benar-benar hampir bulat sempurna dengan letak putting di
tengah-tengah”
“Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak
khawatir karena aku tahu ukuran payudara istrinya tergolong normal
sedangkan semua perempuan di keluargaku payudaranya memang besar-besar,
bahkan ukuran payudaraku masih tergolong kecil kalau dibandingkan
mereka.
“Saya suka sekali, terutama karena
bentuknya yang benar-benar membulat” Jawabnya “Hanya saja saya kaget
karena tidak menyangka sebesar ini terutama kalau dilihat dari ukuran
tubuh kamu yang kecil”
“Tapi yang jelas payudara kamu sangat
kenyal” lanjutnya sambil tersenyum nakal “Sehingga terlihat selalu
membusung walaupun sudah tidak menggunakan BH lagi”
Sambil bicara pak Yanto mulai
memegang-megang kedua payudaraku dengan kedua tangannya kemudian
langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali ini tidak hanya ke bibir
saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku dan juga putting
payudaraku yang berwarna coklat kehitaman. Remasan pada satu payudara
bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai gigitan kecil pada putting
payudara yang lainnya membuat aku dengan cepat merasa melayang.
“Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku
dengan mulut yang menganga dan mata yang susah fokus karena mendapat
kenikmatan yang datang tiba-tiba.
Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi
setengah berbaring sehingga bossku bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu
berahiku meningkat dengan cepat, aku mulai merasakan celana dalamku
menjadi lebih lembab oleh cairan yang keluar di sana.
“Bapaaaaa …. TIni sudah ga tahaaaan ….”
Teriakku seperti biasa kalau sudah mencapai orgasmeku. Saat itu aku
ingin pak Yanto mengelus-elus vaginaku yang basah dari luar celana
dalamku, tapi sekarang beliau tidak melakukannya mungkin kah karena aku
masih pakai celana jeans ?
Tapi karena berahiku sudah sampai ke
ubun-ubun maka aku tarik tangan kanan pak Yanto ke arah selangkanganku
sebagai isyarat keinginanku. Beliau rupanya bisa menangkap maksudku,
tapi karena terhalang oleh celana jeans maka beliau berinisiatif membuka
kancing celanaku dan resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa
menjangkau celana dalamku.
Pinggang celana jeansku yang tinggi
(sampai pusar) rupanya masih menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi
tidak sabar. Beliau lalu berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat
beliau menarik celana jeans dan celana dalamku sekaligus sampai
terlepas. Tidak berhenti di sana, pak Yanto pun kemudian melepaskan
celana dan celana dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di
karpet sehingga kami berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat.
Tubuhku yang telanjang berada dalam
posisi badan setengah terbaring di karpet bersandar pada bantal dengan
kedua kaki yang mengangkang. Saat itu aku sudah tidak begitu peduli
dengan keadaanku karena yang aku inginkan adalah pak Yanto segera
mengelus-elus vaginaku seperti biasanya.
Tanpa menunggu lama-lama pak Yanto
langsung menindih kemudian menciumi bibirku sedangkan tangan kanannya
mengelus-elus vaginaku tanpa terhalang celana dalam lagi. Sentuhan
langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh lebih nikmat
dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi lagi setelah
orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Yanto menggunakan jari-jarinya
mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang vaginaku yang
sudah semakin basah.
“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Yanto.
Beliau kemudian beralih menciumi dan
menjilati kedua putting payudaraku secara bergantian membuat tubuhku
bergelinjang dengan hebat karena diserang rasa geli yang menimbulkan
kenikmatan yang luar biasa. Jari-jarinya yang ada di vagina juga terus
beraksi dengar berputar-putar di sekitar liangnya sehingga vaginaku
terasa mulai merekah dan semakin basah.
“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan.
Pak Yanto adalah laki-laki pertama yang
aku anggap sebagai pacar dan juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara
beliau memperlakukanku membuat aku tidak bisa menolak permintaannya,
bahkan membuatku selalu ketagihan dan merindukan beliau melakukannya
lagi, lagi dan lagi. Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku
masih belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya …
“Ga tahan pa … Tini sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.
Setelah mengejang beberapa kali karena
kenikmatan luar biasa yang kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku
mengangkat kedua tanganku ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk,
tapi pak Yanto malah bangun dan berlutut diantara kedua kakiku sambil
menarik kakiku sedikit untuk membuat posisiku badanku berbaring secara
sempurna. Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu
beliau langsung memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga
sekarang kepala bossku itu ada diselangkanganku.
“Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh
…..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat kaget dan ingin bertanya apa
yang dilakukannya itu tapi sebelum kalimatku lengkap aku sudah disergap
lagi rasa nikmat dari permainan lidah dan bibir beliau di vaginaku.
Bibirnya mulai menciumi kelentitku
sedangkan lidahnya menari-nari menjelajahi sisi dalam vaginaku yang
sudah mulai merekah. Kadang-kadang ujung lidahnya terasa bergerak keluar
masuk kedalam liang vaginaku yang walaupun tidak masuk terlalu dalam
tapi mendatangkan sensasi yang luar biasa. Aku mulai menggerak-gerakkan
pinggul dan pantatku mengikuti tarian lidahnya sedangkan kedua tanganku
meremas-remas rambut bossku dengan gemas.
Pak Yanto seperti tidak memperdulikan
cairan vaginaku yang semakin membanjir dan bibir vaginaku semakin
membengkak . Beliau bahkan mulai menggigiti kelentitku dan diselingi
sapuan lidahnya yang kasar mengelilingi kulit kelentik yang sensitif
membuat tubuhku mulai bergetar dengan hebat menahan rasa nikmat yang
dahsyat.
“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Tini
ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh” Aku mengerang dengan badan hampir
melenting karena nikmatnya.
Pada saat nafasku masih memburu dan
tersengal-sengal karena dihantam kenikmatan, aku lihat pak Yanto kembali
pada posisi berlutut dan masih berada diantara kedua kakiku. Kemudian
beliau maju lebih mendekat ke selangkanganku sambil tangan kanannya
seperti menggenggam sesuatu yang kemudian diarahkannya pada vaginaku.
Aku belum pernah melihat kemaluan atau
penis orang dewasa, aku hanya pernah melihat penis anak kecil
keponakanku saat aku diminta memandikan mereka. Walaupun bentuk dan
ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin “benda” yang dipegang beliau itu
adalah penisnya sendiri.
Pengetahuan seksku memang sangat minim
kalau tidak bisa dibilang nol, tapi naluriku mengatakan bahwa pak Yanto
sekarang sedang berniat menyetubuhi aku. Seketika timbul rasa takutku
dan juga rasa menyesal karena telah mengundang pak Yanto ke rumahku yang
sedang kosong supaya kami bisa bercumbu lebih bebas.
Tapi badanku sudah sangat lemas karena
tiga kali orgasme dan rasa takut membuatku malah semakin lemas saja
sehingga akhirnya hanya bisa merasa pasrah kepada keadaan ini. Aku hanya
mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori visual
dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.
Kurasakan pak Yanto sudah berada di atas
tubuhku dengan bertopang pada tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya
membawa kepala penisnya bergesekan dengan kelentitku. Rasa nikmat yang
ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi rasa gelisah akibat
ketakutanku tadi. Pak Yanto juga kadang-kadang membawa penisnya ke muka
liang vaginaku dan melakukan gerakan berputar seolah-olah ingin
membesarkan ukuran liangnya yang setahuku sangat sempit.
“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa
kucegah mulutku mengeluarkan suara desisan nikmat yang seirama dengan
gerakan tangan kanan beliau.
Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak
Yanto tidak lagi berputar-putar dimulut liang vaginaku, tetapi aku
merasakan penis pak Yanto tersebut mulai terasa dijejalkan masuk ke
dalam liang vaginaku. Daging penis beliau yang padat terasa menyakitkan
saat memasuki liang vaginaku yang sudah merekah basah dan licin.
“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit
sekali …aduuhhhh” Aku hanya bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat
kedua tanganku untuk berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga
kepalaku sehingga bisa meremas-remasnya saat merasa sakit.
BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya
akhirnya masuk dengan sempurna dengan tidak terlalu sulit karena sudah
“siap” akibat cumbuan-cumbuan luar biasa yang dilakukan tadi.
“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku.
Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa
terasa ada butir-butir air mata muncul di ujung mataku yang terpejam.
Pak Yanto dengan lembut mencium air mata pada ujung mataku dan
mengelus-elus rambutku yang panjang dan tebal.
“Uuuuhhhhhh ….” Aku kembali mengeluh
pelan saat pak Yanto mulai melakukan gerakan maju mundur pada penisnya
dengan perlahan. Beliau lalu memelukku dengan erat sehingga kedua
tanganku pun sekarang dalam posisi melingkari punggungnya. Rasa sakit
itu lama-lama makin berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh
melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.
“ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….”
aku mengeluarkan erangan yang terdengar aneh saat pak Yanto mulai
mempercepat gerakannya sambil tetap dalam posisi memelukku.
“Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Tini udah
gak tahaaaannn” Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan
kata-kata orgasmeku yang khas. Pak Yanto membalasnya dengan gerakan yang
makin cepat dan diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan
dengan gerakan penis berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang
rahimku. Aku sampai mengejang-ngejang kenikmatan sambil
mengangkat-angkat pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua
tanganku sekarang beralih meremas-remas pantatnya beliau.
“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali
tergolek lemas karena kenikmatan, pak Yanto pun menghentikan gerakannya
setelah melihat reaksiku.
Aku buka mataku dan memberikan
senyumanku yang paling manis kepada bossku yang telah memberikan
kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib menghapus sama sekali rasa
menyesal yang sebelumnya kurasakan. Lalu kami berciuman cukup lama
sambil saling membelai muka dan rambut masing-masing. Setelah puas
berciuman pak Yanto kemudian melepas pelukannya dan duduk tegak tanpa
melepaskan penisnya dari vaginaku.
“Tini, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Yanto
Aku coba mengangkat badanku sedikit
dengan ditopang kedua tanganku sambil melihat ke arah selangkanganku.
Penis pak Yanto hanya terlihat pangkalnya saja karena sisanya masih
berada di dalam liang vaginaku. Selain penuh dengan urat-urat yang
menonjol, pada penisnya juga terlihat sedikit cairan berwarna merah pada
beberapa bagiannya.
Noda merah yang sama aku lihat juga pada
bulu kemaluanku, perutku, paha sebelah dalam dan perutnya pak Yanto.
Rupanya itulah yang disebut darah perawan atau darah malam pertama oleh
orang-orang selama ini. Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih
gelap dari wanita suku Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku
yang berwarna merah gelap sampai kebagian dalamnya sehingga
bercak-dercak darah itu tidak terlalu terlihat kalau tidak diperhatikan
dengan seksama.
Belum sempat aku membuka mulut untuk
memberikan komentar, beliau sudah mulai mengerakkan lagi penisnya maju
mundur yang membuatku terpaksa berbaring kembali. Kedua kakiku satu
persatu beliau naikkan ke atas bahunya sehingga badanku menjadi hampir
terlipat dalam tindihan pak Yanto. Dalam posisi seperti itu pak Yanto
memompa penisnya makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku
terguncang-guncang.
“Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit
kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa … nii… iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee
…eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku jadi terputus putus karena kerasnya
goncangan badanku.
CROK … CROK …CROK …CROK … aku mulai
mendengar bunyi seperti air becek yang ditepuk-tepuk dengan keras.
Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi dari cairan yang telah
membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh penisnya pak Yanto sampai
berbuih-buih.
Badan kami kurasakan mulai berkeringat
sehingga terlihat mengkilat, setetes dua tetes keringat pak Yanto mulai
jatuh ke tubuhku. Tak berapa lama kemudian keringat pak Yanto semakin
membanjir dan mengalir deras ke perutku bercampur dengan keringatku
sendiri .
CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras
Rasanya aku hampir tak sadarkan diri
karena gelombang demi gelombang nikmat yang makin lama makin besar
seolah-olah tidak aka nada batasnya. Tapi tiba-tiba aku merasakan tubuh
pak Yanto mulai bergetar, pompaan penisnya makin tidak teratur iramanya.
“TINNNIIII …. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak Yanto yang saat itu aku tidak tahu artinya.
Kurasakan pak Yanto menekan kuat-kuat
penisnya di dalam vaginaku, tak berapa lama kemudian penisnya terasa
berdenyut denyut dengan kuat lalu seperti memuntahkan sesuatu yang
hangat berkali kali di dalam tubuhku. Denyutan pada penis beliau yang
disertai semburan cairan hangat tersebut melipatgandakan kenikmatan yang
tengah kurasakan.
“Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
……” akupun menyusul mengeluarkan lenguhan kenikmatan yang panjang sampai
semburan dari penis pak Yanto berhenti.
Tubuh pak Yanto lalu ambruk kelelahan
menimpa tubuhku setelah sebelumnya menurunkan kedua kakiku dari bahunya.
Untuk beberapa saat pak Yanto tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku
coba peluk beliau erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh
kasih sayang. Beberapa saat kemudian beliau mulai bergerak bangun dan
langsung mencium bibirku.
“Tini, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.
AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.
“Sekarang bapa sudah mencicipi milik
Tini yang paling berharga dan hanya ada satu-satunya” Kataku secara
spontan yang dijawab dengan senyuman dan ciuman dari pak Yanto.
“Tapi sebagai gantinya tadi Tini sudah
merasakan kenikmatan yang luar biasa” lanjutku “Jadi Tini sebenarnya
tidak tahu apakah harus meyesal atau berterima kasih”
Sekali lagi beliau menjawabnya dengan
tersenyum sambil memandangku dengan mesra sehingga aku menjadi jengah
sendiri hingga tertunduk malu. Kembali aku dihujani dengan
kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman pendek yang sangat berarti
bagiku.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Yanto menarik penisnya keluar.
Pak Yanto kemudian berdiri dan berjalan
ke halaman belakang untuk mengambil selembar handuk yang sedang dijemur
di sana, kemudian dengan halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya
sendiri dan terakhir menyeka vaginaku dan penisnya.
Hari itu kami bertelanjang bulat
seharian selama di dalam rumah, baik itu waktu memasak di dapur, makan
siang , nonton TV ataupun saat sekedar mengobrol berdua. Kondisi kami
yang bertelanjang bulat membuat kami selalu mudah terangsang lagi untuk
bersetubuh, sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya kami
selingi dengan bersetubuh.
Dalam persetubuhan-persetubuhan
lanjutannya itu, beliau selalu menggunakan kondom yang dibawanya. Waktu
itu aku dengan polosnya memprotes penggunaan kondom karena mengurangi
kenikmatan bersetubuh padahal waktu persetubuhan yang pertama beliau
tidak menggunakan kondom tersebut.
Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa
yang pertamapun seharusnya beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir
aku keburu sadar dan menolak meneruskan saat beliau sedang memasang
kondomnya. Menjelang malam pak Yanto akhirnya pamit pulang setelah total
empat kali menyetubuhiku sepanjang hari tadi.
Hubungan kami selanjutnya semakin
“panas” karena untuk dua tahun pertama aku benar-benar ketagihan untuk
bersetubuh dan untuk itu aku bersedia disetubuhi dimanapun dan dalam
segala kondisi, tentu saja hanya dengan pak Yanto saja.
Seringkali aku di kantor minta di
setubuhi sambil berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan
berpakaian lengkap. Kalau aku sedang menemani pak Yanto ke luar kantor
atau saat diantar pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir
ke hotel melati atau motel untuk memuaskan berahiku.
Tidak terhitung pula persetubuhan yang
kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir umum
yang luas tapi gelap. Pak Yanto tidak pernah menolak permintaanku, tapi
beliau mewajibkan aku untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena
beliau tidak bisa membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan
istrinya.
Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi
ini akhirnya membawa akibat fatal ketika aku memaksa untuk tetap
disetubuhi pada saat persediaan kondom telah habis. Saat itu aku meminta
bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat pak Yanto akan
ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Yanto untuk mencabut
vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang ketiga
sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.
Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil !
Rasa bersalah membuatku tidak berani
langsung membicarakannya kepada pak Yanto sehingga janinku semakin
membesar. Pak Yanto akhirnya mengetahui juga setelah beliau merasa heran
karena aku bersedia disetubuhi pada tanggal-tanggal biasanya aku
mendapat haid dan juga merasakan payudaraku semakin membesar.
Karena kandunganku yang mulai besar, pak
Yanto membawaku ke dokter kandungan untuk digugurkan dengan cara yang
aman. Dokter tersebut mau melakukan tindakan aborsi karena aku diakui
sebagai istri muda beliau yang tidak diijinkan punya anak oleh istri
tuanya. Sangat ironis memang …
Kehamilan yang tidak dikehendaki dan
aborsi yang aku lakukan membuat Pak Yanto memintaku untuk memasang IUD
sehingga kami berdua tidak lagi perlu khawatir akan kebobolan. Sehingga
kini aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan tanpa disadari
mulai terlalu demonstratif yang membuat orang-orang kantor mulai
bertanya-tanya adanya hubungan istimewa diantara kami.
Akhirnya untuk mencegah kecurigaan
orang-orang kantor yang sering melihatku keluar dengan nafas memburu dan
lipstik memudar dari ruangan bossnya hampir dua kali sehari, pak Yanto
merekomendasikan aku ke perusahaan lain yang dikelola pelanggan
perusahaan kami.
Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang
memungkinkan beliau datang kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari
kantor beliau datang menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan
kadang-kadang pagi-pagi juga datang mengantarku ke kantor setelah
bersetubuh dulu tentunya.
Setelah hampir empat tahun berhubungan
dengan pak Yanto tanpa status yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran
dari teman SMAku yang inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran.
Mulanya pak Yanto keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau
menerimanya setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta.
Hal itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak
pertamaku, aku tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.
Aku memang tidak pernah bisa melupakan
mantan bossku ini, bukan karena beliau orang yang telah merengut
keperawananku, tapi karena aku memang mencintainya.Bandar Togel Terpercaya, Bandar Togel Online, Agen Togel Terpercaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar