UNITED4D - Menyajikan cerita seks dari seorang perjaka bernama anton. Karena rasa jenuh dengan banyaknya pekerjaan dia akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan ke mall. Tanpa disangka dia bertemu dengan temen sekolahnya dulu. Dari mengantar temenya pulang ke tempat kost dan pengaruh pijitan mereka berdua akhirnya saling berciuman dan …. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Baca Juga :
Kepuasan Sex Di Dalam Perselingkuhan
Hari itu kira-kira pukul 07:00 malam, saat itu aku lagi kerja lembur. Rasa jenuh dengan keadaan, akhirnya aku putuskan untuk keluar kantor dulu sebentar, untuk sekedar cari angin dan cuci mata. Akhirnya mobil kuparkirkan di halaman pusat pertokoan yang ada di tengah-tengah kota kembang. Segar juga nih, jadi tidak BT lagi.
Sambil berjalan menelusuri trotoar, aku melihat beberapa produk yang dipajang di etalase, dan secara kebetulan, mataku tertuju ke stan penjualan produk alat-alat kosmetik. Mataku sontak tidak lepas memandang gadisyang rasanya seperti kukenal. Akhirnya aku hampiri juga stan kosmetik itu. Tidak jauh dari stand itu, aku diam dulu beberapa saat sambil mengamati gadis yang rasanya kukenal. Yakin kalau gadis itu adalah orang yang kukenal, dengan hati berdebar kupanggil namanya.
”In..! Kamu Intan khan..?” kataku Sambil menunjuk ke arahnya.
Gadis yang kupanggil namanya merasa kaget juga mendengar panggilanku. Untuk beberapa saat dia memandang ke wajahku Sambil mengernyitkan keningnya. Mungkin saat itu dia sedang mengingat-ngingat, yang pada akhirnya.
”Sony..? Kamu Sony..?” katanya dengan wajah yang agak keheranan.
“Yee..! kirain udah lupa, In..,” kataku Sambil menyodorkan tanganku.
”Ya nggak bakalan lupa dong Son, gimana kabarnya..?” katanya Sambil menyambut uluran tanganku.
”Baik-Baik In. Kau sendiri gimana..?” kataku.
”Baik juga Son..,” ucap Intan Sambil menyibakkan rambutnya yang hitam.
Intan ini adalah teman SMA saya dulu, orang tuanya tingal di Semarang. Di kota kembang ini dia tinggal dengan kakaknya yang kebetulan mereka ini bisa disebut anak kost. Intan punya perawakan lumayan tinggi, dengan tubuh yang cukup ideal , hidung yang mancung, dan payudaranya yang lumayan besar juga ukurannya. Akhirnya kami mengobrol bermacam-macam, tentang masa-masa SMA dulu. Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 09:00 malam, dan pada jam itu dia akan pulang. Dengan penuh keyakinan, kutawarkan dia untuk pulang sama-sama. Singkat cerita sebelum aku mengantar dia ke tempat kostnya, aku ajak dia untuk makan dulu. setelah itu baru kuantar dia ke tempat kostnya.
”Ke dalam dulu yuk Son..!” katanya.
“Makasih In.., lain kali aja deh.., “ kataku Sambil memperhatikan jamku, yang mana pada waktu itu menunjukkan pukul 22:30.
”Kakakku lagi ke Jakarta Son.., Aku cuma sendirian disini. Ayo dong Son..! Masuk dulu… temenin aku,” pintanya merajuk. Akhirnya akupun masuk juga ke dalam,
“Bentar aja ya In.., Aku ada kerjaan nih di kantor, mana mata udah ngantuk, cape lagi..,” kataku Sambil tanganku memijit pundakku sendiri karena pegal. Intan mengangguk Sambil tersenyum, kemudian dia menuju ke belakang untuk mengambil minuman.
“Santai aja dulu napa Son.., Aku mo mandi dulu ya, gerah nih..!” katanya Sambil menyodorkan minuman untukku.Lalu aku duduk di kursi dekat tempat tidurnya.
”Lama juga nih mandinya. Dasar perempuan..!” aku menggerutu dalam hati. Kemudian aku berdiri sebentar, karena pegel juga kalau duduk terus.
Akhirnya aku rebahan juga di tempat tidurnya, cape sekali badanku rasanya. Kemudian kulihat Intan keluar dari kamar mandi. Dia hanya memakai celana pendek dengan t-shirt warna putih. Rambutnya basah, mungkin habis keramas. Kemudian dia duduk di depan meja riasnya Sambil mengeringkan rambutnya.
“Muka Kamu kok keliatan cape banget Son..?” kata Intan membuyarkan lamunanku.
”Iya nih In.., Aku cape banget hari ini, mana kerjaan masih banyak lagi.” ketusku.
”Ya udah, istirahat aja dulu. Santai aja.., Aku pijitin, mau nggak..?” kata Intan Sambil melangkah ke arahku.
”Bener nih, mau mijitin..?” kataku setengah tidak percaya.
”Masa Aku boong ma kamu Son. Ya udah.., Kamu tengkurap aja.. Terus buka dulu kemeja Kamu dengan kaos dalamnya sekalian.” katanya.
Aku menurut saja, terus aku telungkup, dan Intan mulai memijitiku, mulai dari pundak terus ke punggung. Pijatannya lembut sekali, rasa lelah dan kantukku mulai hilang, malah yang ada sekarang darahku justru mengalir begitu cepat. Batang ku perlahan-lahan mulai tegang, aku jadi salah tingkah. Sepertinya Intan melihat perubahan sikapku.
“Son..! Coaba balikin badan Kamu.., biar Aku pijit juga bagian depannya.” katanya lembut.
Aku ragu juga, pasalnya aku takut Batangku yang sudah tegang ini kelihatan, ditambah nafasku yang sudah tidak beraturan. Tetapi akhirnya kubalikkan juga badanku. Tak kusangka Intan menduduki badanku. Kaget juga aku melihat dia, karena posisi dia sekarang menduduki badanku, pantatnya tepat di atas Batangku. Aku pura-pura meram saja, Sambil kadang-kadang memicingkan mataku. Seksi juga ni orang, atau karena pikiranku yang sudah dirasuki nafsu birahi, batinku berkecamuk. Aku mulai berpikir, apa yang harus kulakukan. Tangan Intan dengan begiru halusnya mengusap-ngusap dadaku yang kadang-kadang dia cubit puting susuku, aku malah menggelinjang kegelian, pikiranku sudah gelap oleh nafsu. Dengan agak ragu kupegang kedua telapak tangannya yang sedang memijat dadaku.
”Kenapa Son..?” tanya Intan tersenyum.Aku tidak menjawab pertanyaannya, kemudian kucium telapak tangannya, lalu kutarik tangannya yang mana otomatis badannya mengikuti, sehingga badannya jadi agak terdorong ke depan.
Wajahku dengan wajahnya sudah begitu dekat, sampai nafasnya menerpa wajahku. Lalu kupegang kedua pipinya, dengan perlahan kudekatkan wajahnya ke wajahku, lalu kucium bibirnya dengan lembut. Kemudian kujulurkan lidahku menelusuri rongga mulutnya. Intan agak melenguh, Intan mulai membalas ciumanku, ciuman kami makin lama makin buas saja, nafas kami sudah tidakberaturan. Sambil tetapi berciuman, tanganku turun ke bawah, lalu kumasukkan ke bagian belakang kaosnya, lalu kutarik kaosnya ke atas. Intan mengerti akan hal ini, kemudian dia tegakkan badannya, lalu dia buka sendiri t-shirtnya, sambil tersenyum dia buka sendiri BH-nya.
Begitu terbuka, yang kusaksikan adalah sepasang dua bukit yang kembar, walaupun tidak terlalu besar tetapi kencang sekali, dengan putting yang sangat menantang. Dengan posisi Intan masih di atas perutku, segara aku bangkit. Kulumat putingnya silih bergAnita, Intan melenguh tanda menikmatinya.
”Ooohhh ….. Sony.., sshhh..,” desahnya Sambil mendongakkan kepalanya ke belakang, dengan tangan melingkar di leherku.
Aku semakin bernafsu, lalu kurebahkan badannya, kemudian kulumat bibirnya, kulumat telinga kirinya. Selanjutnya aku turun menelusuri lehernya, kulumat putting payudaranya yang terlihat menawan, kadang aku meremas kedua bukit yang indah itu. Puas dengan itu lumatanku mulai turun ke bawah, aku jilat pusarnya, kedua tanganku mulai turun ke pangkal pahanya. Saat itu tanganku mulai membuka celana pendeknya, kuturunkan ke bawah.
Secara naluriah dia ikut membantu menurunkan pula, maka tingal CDnya yang berwarna putih bersih yang masih menempel di tubuhnya. Lalu kucium memeknya yang masih ditutupi CD, dia melenguh hebat, kemudian kubuka CD-nya. Aku beralih menjilati bibir memeknya. Dengan bantuan kedua jariku, kusibakkan bibir memeknya itu, maka terlihat bagian dalam yang berwarna merah muda, dengan dihiasi klitorisnya-nya yang sudah membengkak.
Mungkin ini untuk yang kedua kalinya aku menjilati memek perempuan. Ini yang kusuka dari memek Intan, tidak berbau, mungkin tadi dia waktu mandi membersihkannnya dengan sabun khusus.Lalu kujulurkan lidahku ke bagian klit-nya, kugoyang-goyangkan lidahku.
”Aaahhh.., Son.., enak banget Saayaang..!” jeritnya Sambil kedua tangannya menjambak rambutku.
Aku masih saja asyik memainkan lidahku. Kadang sekali-sekali kugigit bibir memeknya. Tidak berapa lama, tubuh Intan mengejang, kepalaku makin ditekan oleh tangannya ke dalam memeknya.
”Sonyyyy...., aacchhh.., nikmat sekali Sayang..!” katanya Sambil memejamkan matanya, tandamerasakan kenikmatan yang tiada taranya.
“Udahhh Son.., udah dulu Sayang..!” katanya Sambil menarik kepalaku ke atas, kemudian dia cium bibirku dengan ganas sekali.Lalu tubuhku dia balikkan, dia berada di atasku sekarang. Dia condongkan badannya, kemudiandia mencium kembali bibirku, lalu mencium leherku. Dia tegakkan badannya, dan dia geser sedikitke bawah. Sambil tersenyum dia lalu membuka celana panjangku, kemudian dia buka CDku, maka mencuatlah adikku yang dari tadi sudah tegak bagai tugu monas. Dengan lembut dia mengusap batang kontolku, jarinyanya mengusap kepala kontolku.
“Aacchhh.. ohhhh….,” aku hanya bisa mendesah kenikmatan.
Perlahan dia tundukkan kepalanya, lalu mulai menjilati kepala kontolku, kemudian dia masukkan batang kejantananku ke mulutnya. Dia hisap dengan lembut. Dan Aku hanya bisa merasakan kenikmatan yang diberikan oleh permainan mulut Intan.
“Aacchhh In.., terus In..! Enak sekali Sayang..!” erangku.
Mungkin karena dari tadi aku sudah menahan nafsuku, akhirnya aku tidak kuat juga menahannya.
”In.., Aku mo keluar In...,” erangku. Intan cuek saja, dia malah mempercepat frekwensi Sedotannya ke batang kontolku, yang pada akhirnya,
“Aaakkhhh..,” bersamaan dengan itu menyeburlah cairan spermaku ke mulutnya.
Keliatannya Intan agak kaget juga, tetapi dia lalu menelan semua spermaku sampai habis. Aku hanya mengerang kenikmatan. Setelah cairanku habis ditelannya, kemudian Intan lepaskan batang kejantananku dari mulutnya, dia tersenyum melihat senjataku masih berdiri, walaupun sudah mengeluarkan laharnya. Dengan tersenyum menahan birahi, dia mendekati wajahku. lalu mencium bibirku. Dengan posisi masih di atas, tangannya kemudian memegang batang kontolku, lalu dibimbingnya ke lubang senggsamanya. Dengan sekali sentakan, batangku sudah masuk seluruhnya.
“Oohhhh….Uuuhhh.., sshhhh..!” Intan melenguh kenikmatan Sambil memejamkan matanya, rambutnya tergerai, kepalanya diangkat mendongkak ke belakang.
Diangkatnya pantatnya perlahan, lalu diturunkannya perlahan. Aku membantunya dengan batang kontolku. Makin lama gerakan Intan semakin cepat, aku juga semakin keras menekan batang kontolku, tangaku menelusuri tubuhnya yang sudah penuh dengan keringat. Kadang kuremas kedua bukit kembarnya, sekali-kali aku pelintir kedua puttingnya. Intan terus saja menggelinjangkan tubuhnya, kulihat Intan meram melek juga dalam malakukan gerakannya itu.
“Ooohhh.., Sonyyyy..! Enak sekali Son.., ssshhh..,” Intan mendesis seperti ular.
“Kamu cAnitak sekali In.., Aku sayang Kamu..!” kataku Sambil menarik kepalanya untuk mendekati wajahku.
Lalu kucium bibirnya. Akibat gerakan-gerakan yang dilakukan Intan, akhirnya aku tidak kuat juga.
”Aaacccchhh.., In, Aku hampir keluar Sayangg..!” kataku.
”Mmmpphhh …. Ssshhh.., aahh.., Aaaakuu juga Son.., bentar lagi.., aakhh.. terus Sayang.., terusss..!” ucap Intan Sambil terbata bata menahan nafsu.
Makin kupercepat tempo gerakanku, yang pada akhirnya aku sudah tidak kuat lagi. Kurangkul tubuhnya erat-erat, terlihatnya Intan juga sudah pada klimaksnya, akhirnya….
”Aaacchhh.., aacchhh..,”
Kami keluar bersamaan disertai desahan yang panjang. Kupeluk tubuh Intan dengan erat, begitu juga dengan Intan Sambil menikmati sensasi-sensai yang tidak bisa dibayangkan. Dengan posisi aku masih duduk di kasur dan Intan di atasnya, kami berciuman kembali. Lama sekali Sambil mengatakan kata-kata indah.
”Terima kasih In.., Aku sayang Kamu..!” kataku Sambil mencium keningnya.
”Aku sayang Kamu juga Son..!” kata Intan, yang kemudian kami berciuman kembali.
Akhirnya kurebahkan badanku dengan batang kontolku masih menancap di liang senggsamanya, akhirnya kami berdua tertidur lelap sekali.
Tags:cerita bokep, cerita dewasa, cerita hot, cerita janda, cerita janda binal, cerita janda kesepian, cerita mesum, cerita ngentot, cerita panas, cerita perselingkuhan, cerita sange, Cerita seks, cerita selingkuh, cerita sex, cerita sex 2016, cerita sex bergambar, cerita sex janda, cerita sex selingkuh, cerita sex tante, cerita sex terbaru, cerita tante, cerita tante girang, cerita tante kesepianSambil berjalan menelusuri trotoar, aku melihat beberapa produk yang dipajang di etalase, dan secara kebetulan, mataku tertuju ke stan penjualan produk alat-alat kosmetik. Mataku sontak tidak lepas memandang gadisyang rasanya seperti kukenal. Akhirnya aku hampiri juga stan kosmetik itu. Tidak jauh dari stand itu, aku diam dulu beberapa saat sambil mengamati gadis yang rasanya kukenal. Yakin kalau gadis itu adalah orang yang kukenal, dengan hati berdebar kupanggil namanya.
”In..! Kamu Intan khan..?” kataku Sambil menunjuk ke arahnya.
Gadis yang kupanggil namanya merasa kaget juga mendengar panggilanku. Untuk beberapa saat dia memandang ke wajahku Sambil mengernyitkan keningnya. Mungkin saat itu dia sedang mengingat-ngingat, yang pada akhirnya.
”Sony..? Kamu Sony..?” katanya dengan wajah yang agak keheranan.
“Yee..! kirain udah lupa, In..,” kataku Sambil menyodorkan tanganku.
”Ya nggak bakalan lupa dong Son, gimana kabarnya..?” katanya Sambil menyambut uluran tanganku.
”Baik-Baik In. Kau sendiri gimana..?” kataku.
”Baik juga Son..,” ucap Intan Sambil menyibakkan rambutnya yang hitam.
Intan ini adalah teman SMA saya dulu, orang tuanya tingal di Semarang. Di kota kembang ini dia tinggal dengan kakaknya yang kebetulan mereka ini bisa disebut anak kost. Intan punya perawakan lumayan tinggi, dengan tubuh yang cukup ideal , hidung yang mancung, dan payudaranya yang lumayan besar juga ukurannya. Akhirnya kami mengobrol bermacam-macam, tentang masa-masa SMA dulu. Tidak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 09:00 malam, dan pada jam itu dia akan pulang. Dengan penuh keyakinan, kutawarkan dia untuk pulang sama-sama. Singkat cerita sebelum aku mengantar dia ke tempat kostnya, aku ajak dia untuk makan dulu. setelah itu baru kuantar dia ke tempat kostnya.
”Ke dalam dulu yuk Son..!” katanya.
“Makasih In.., lain kali aja deh.., “ kataku Sambil memperhatikan jamku, yang mana pada waktu itu menunjukkan pukul 22:30.
”Kakakku lagi ke Jakarta Son.., Aku cuma sendirian disini. Ayo dong Son..! Masuk dulu… temenin aku,” pintanya merajuk. Akhirnya akupun masuk juga ke dalam,
“Bentar aja ya In.., Aku ada kerjaan nih di kantor, mana mata udah ngantuk, cape lagi..,” kataku Sambil tanganku memijit pundakku sendiri karena pegal. Intan mengangguk Sambil tersenyum, kemudian dia menuju ke belakang untuk mengambil minuman.
“Santai aja dulu napa Son.., Aku mo mandi dulu ya, gerah nih..!” katanya Sambil menyodorkan minuman untukku.Lalu aku duduk di kursi dekat tempat tidurnya.
”Lama juga nih mandinya. Dasar perempuan..!” aku menggerutu dalam hati. Kemudian aku berdiri sebentar, karena pegel juga kalau duduk terus.
Akhirnya aku rebahan juga di tempat tidurnya, cape sekali badanku rasanya. Kemudian kulihat Intan keluar dari kamar mandi. Dia hanya memakai celana pendek dengan t-shirt warna putih. Rambutnya basah, mungkin habis keramas. Kemudian dia duduk di depan meja riasnya Sambil mengeringkan rambutnya.
“Muka Kamu kok keliatan cape banget Son..?” kata Intan membuyarkan lamunanku.
”Iya nih In.., Aku cape banget hari ini, mana kerjaan masih banyak lagi.” ketusku.
”Ya udah, istirahat aja dulu. Santai aja.., Aku pijitin, mau nggak..?” kata Intan Sambil melangkah ke arahku.
”Bener nih, mau mijitin..?” kataku setengah tidak percaya.
”Masa Aku boong ma kamu Son. Ya udah.., Kamu tengkurap aja.. Terus buka dulu kemeja Kamu dengan kaos dalamnya sekalian.” katanya.
Aku menurut saja, terus aku telungkup, dan Intan mulai memijitiku, mulai dari pundak terus ke punggung. Pijatannya lembut sekali, rasa lelah dan kantukku mulai hilang, malah yang ada sekarang darahku justru mengalir begitu cepat. Batang ku perlahan-lahan mulai tegang, aku jadi salah tingkah. Sepertinya Intan melihat perubahan sikapku.
“Son..! Coaba balikin badan Kamu.., biar Aku pijit juga bagian depannya.” katanya lembut.
Aku ragu juga, pasalnya aku takut Batangku yang sudah tegang ini kelihatan, ditambah nafasku yang sudah tidak beraturan. Tetapi akhirnya kubalikkan juga badanku. Tak kusangka Intan menduduki badanku. Kaget juga aku melihat dia, karena posisi dia sekarang menduduki badanku, pantatnya tepat di atas Batangku. Aku pura-pura meram saja, Sambil kadang-kadang memicingkan mataku. Seksi juga ni orang, atau karena pikiranku yang sudah dirasuki nafsu birahi, batinku berkecamuk. Aku mulai berpikir, apa yang harus kulakukan. Tangan Intan dengan begiru halusnya mengusap-ngusap dadaku yang kadang-kadang dia cubit puting susuku, aku malah menggelinjang kegelian, pikiranku sudah gelap oleh nafsu. Dengan agak ragu kupegang kedua telapak tangannya yang sedang memijat dadaku.
”Kenapa Son..?” tanya Intan tersenyum.Aku tidak menjawab pertanyaannya, kemudian kucium telapak tangannya, lalu kutarik tangannya yang mana otomatis badannya mengikuti, sehingga badannya jadi agak terdorong ke depan.
Wajahku dengan wajahnya sudah begitu dekat, sampai nafasnya menerpa wajahku. Lalu kupegang kedua pipinya, dengan perlahan kudekatkan wajahnya ke wajahku, lalu kucium bibirnya dengan lembut. Kemudian kujulurkan lidahku menelusuri rongga mulutnya. Intan agak melenguh, Intan mulai membalas ciumanku, ciuman kami makin lama makin buas saja, nafas kami sudah tidakberaturan. Sambil tetapi berciuman, tanganku turun ke bawah, lalu kumasukkan ke bagian belakang kaosnya, lalu kutarik kaosnya ke atas. Intan mengerti akan hal ini, kemudian dia tegakkan badannya, lalu dia buka sendiri t-shirtnya, sambil tersenyum dia buka sendiri BH-nya.
Begitu terbuka, yang kusaksikan adalah sepasang dua bukit yang kembar, walaupun tidak terlalu besar tetapi kencang sekali, dengan putting yang sangat menantang. Dengan posisi Intan masih di atas perutku, segara aku bangkit. Kulumat putingnya silih bergAnita, Intan melenguh tanda menikmatinya.
”Ooohhh ….. Sony.., sshhh..,” desahnya Sambil mendongakkan kepalanya ke belakang, dengan tangan melingkar di leherku.
Aku semakin bernafsu, lalu kurebahkan badannya, kemudian kulumat bibirnya, kulumat telinga kirinya. Selanjutnya aku turun menelusuri lehernya, kulumat putting payudaranya yang terlihat menawan, kadang aku meremas kedua bukit yang indah itu. Puas dengan itu lumatanku mulai turun ke bawah, aku jilat pusarnya, kedua tanganku mulai turun ke pangkal pahanya. Saat itu tanganku mulai membuka celana pendeknya, kuturunkan ke bawah.
Secara naluriah dia ikut membantu menurunkan pula, maka tingal CDnya yang berwarna putih bersih yang masih menempel di tubuhnya. Lalu kucium memeknya yang masih ditutupi CD, dia melenguh hebat, kemudian kubuka CD-nya. Aku beralih menjilati bibir memeknya. Dengan bantuan kedua jariku, kusibakkan bibir memeknya itu, maka terlihat bagian dalam yang berwarna merah muda, dengan dihiasi klitorisnya-nya yang sudah membengkak.
Mungkin ini untuk yang kedua kalinya aku menjilati memek perempuan. Ini yang kusuka dari memek Intan, tidak berbau, mungkin tadi dia waktu mandi membersihkannnya dengan sabun khusus.Lalu kujulurkan lidahku ke bagian klit-nya, kugoyang-goyangkan lidahku.
”Aaahhh.., Son.., enak banget Saayaang..!” jeritnya Sambil kedua tangannya menjambak rambutku.
Aku masih saja asyik memainkan lidahku. Kadang sekali-sekali kugigit bibir memeknya. Tidak berapa lama, tubuh Intan mengejang, kepalaku makin ditekan oleh tangannya ke dalam memeknya.
”Sonyyyy...., aacchhh.., nikmat sekali Sayang..!” katanya Sambil memejamkan matanya, tandamerasakan kenikmatan yang tiada taranya.
“Udahhh Son.., udah dulu Sayang..!” katanya Sambil menarik kepalaku ke atas, kemudian dia cium bibirku dengan ganas sekali.Lalu tubuhku dia balikkan, dia berada di atasku sekarang. Dia condongkan badannya, kemudiandia mencium kembali bibirku, lalu mencium leherku. Dia tegakkan badannya, dan dia geser sedikitke bawah. Sambil tersenyum dia lalu membuka celana panjangku, kemudian dia buka CDku, maka mencuatlah adikku yang dari tadi sudah tegak bagai tugu monas. Dengan lembut dia mengusap batang kontolku, jarinyanya mengusap kepala kontolku.
“Aacchhh.. ohhhh….,” aku hanya bisa mendesah kenikmatan.
Perlahan dia tundukkan kepalanya, lalu mulai menjilati kepala kontolku, kemudian dia masukkan batang kejantananku ke mulutnya. Dia hisap dengan lembut. Dan Aku hanya bisa merasakan kenikmatan yang diberikan oleh permainan mulut Intan.
“Aacchhh In.., terus In..! Enak sekali Sayang..!” erangku.
Mungkin karena dari tadi aku sudah menahan nafsuku, akhirnya aku tidak kuat juga menahannya.
”In.., Aku mo keluar In...,” erangku. Intan cuek saja, dia malah mempercepat frekwensi Sedotannya ke batang kontolku, yang pada akhirnya,
“Aaakkhhh..,” bersamaan dengan itu menyeburlah cairan spermaku ke mulutnya.
Keliatannya Intan agak kaget juga, tetapi dia lalu menelan semua spermaku sampai habis. Aku hanya mengerang kenikmatan. Setelah cairanku habis ditelannya, kemudian Intan lepaskan batang kejantananku dari mulutnya, dia tersenyum melihat senjataku masih berdiri, walaupun sudah mengeluarkan laharnya. Dengan tersenyum menahan birahi, dia mendekati wajahku. lalu mencium bibirku. Dengan posisi masih di atas, tangannya kemudian memegang batang kontolku, lalu dibimbingnya ke lubang senggsamanya. Dengan sekali sentakan, batangku sudah masuk seluruhnya.
“Oohhhh….Uuuhhh.., sshhhh..!” Intan melenguh kenikmatan Sambil memejamkan matanya, rambutnya tergerai, kepalanya diangkat mendongkak ke belakang.
Diangkatnya pantatnya perlahan, lalu diturunkannya perlahan. Aku membantunya dengan batang kontolku. Makin lama gerakan Intan semakin cepat, aku juga semakin keras menekan batang kontolku, tangaku menelusuri tubuhnya yang sudah penuh dengan keringat. Kadang kuremas kedua bukit kembarnya, sekali-kali aku pelintir kedua puttingnya. Intan terus saja menggelinjangkan tubuhnya, kulihat Intan meram melek juga dalam malakukan gerakannya itu.
“Ooohhh.., Sonyyyy..! Enak sekali Son.., ssshhh..,” Intan mendesis seperti ular.
“Kamu cAnitak sekali In.., Aku sayang Kamu..!” kataku Sambil menarik kepalanya untuk mendekati wajahku.
Lalu kucium bibirnya. Akibat gerakan-gerakan yang dilakukan Intan, akhirnya aku tidak kuat juga.
”Aaacccchhh.., In, Aku hampir keluar Sayangg..!” kataku.
”Mmmpphhh …. Ssshhh.., aahh.., Aaaakuu juga Son.., bentar lagi.., aakhh.. terus Sayang.., terusss..!” ucap Intan Sambil terbata bata menahan nafsu.
Makin kupercepat tempo gerakanku, yang pada akhirnya aku sudah tidak kuat lagi. Kurangkul tubuhnya erat-erat, terlihatnya Intan juga sudah pada klimaksnya, akhirnya….
”Aaacchhh.., aacchhh..,”
Kami keluar bersamaan disertai desahan yang panjang. Kupeluk tubuh Intan dengan erat, begitu juga dengan Intan Sambil menikmati sensasi-sensai yang tidak bisa dibayangkan. Dengan posisi aku masih duduk di kasur dan Intan di atasnya, kami berciuman kembali. Lama sekali Sambil mengatakan kata-kata indah.
”Terima kasih In.., Aku sayang Kamu..!” kataku Sambil mencium keningnya.
”Aku sayang Kamu juga Son..!” kata Intan, yang kemudian kami berciuman kembali.
Akhirnya kurebahkan badanku dengan batang kontolku masih menancap di liang senggsamanya, akhirnya kami berdua tertidur lelap sekali.
Bandar Togel Terpercaya, Bandar Togel Online, Agen Togel Terpercaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar