UNITED4D - Kisah nyata ini terjadi tahun 2014 lalu. Waktu itu aku dan teman-teman mengadakan pesta di sebuah hotel berbintang di Jakarta. Waktu itu aku emang lagi nggak ada pacar alias kosong. Udah lama juga sih sekitar hampir 2 tahun. Bagaimana coba rasanya ? sepi sekali.
TANTEKU YANG SELALU MEMAKSAKU
Salah satu temanku membawa saudaranya yang katanya baru pulang liburan sekolah di Amerika. Sebutlah namanya Marta. Aku dikenalkan oleh temanku itu. Kami ngobrol-ngobrol cukup lama juga. Marta itu kulitnya antara kuning dan coklat, badannya ramping pokoknya kayak gitar spanyol. Payudaranya tidak terlalu besar dan tidak kecil, yah sedanglah. Waktu pertama lihat, aku udah tertarik ama dia. Wajahnya lumayan lah, pokoknya aku tertarik.
Malam itu dia pakai pakaian ketat rok mini terusan. Waktu ngobrol, dia bilang ingin melihat lihat harga makanan dilantai bawah. Teman-temanku langsung teriak-teriak "temani Marta tuh ke bawah". Akhirnya aku menemani dia kebawah. Dia jalan nempel ke aku, lalu bilang "gandeng aku dong" Aku gandeng tangannya, aku merasakan aliran darah yang cepat ke jantungku, rasanya aku udah melayang dan kemudian aku ereksi. Tanganku dimain-mainkan dan kemudian diusap-usap ke daerah dadanya dan selangkangan. Aku nggak tahan lagi rasanya. Dia bilang "Vin, ahh enak deh".
Kemudian kami makan di restoran bersama teman-temanku. Selama makan, kakinya mendarat di selangkanganku dan memijat-mijat kemaluanku. Tentu saja aku konak. Itu semua terjadi di bawah meja, teman-temanku nggak ada yang tahu. Kemudian kami berdua jalan memisah dari teman-temanku yang lainnya. Kami naik lift, tapi nggak mencet tombol lantai. Ketika lift kosong, dia bilang "sekarang ngapain ya?".
Aku yang udah nggak tahan langsung menabrak dan menciumi dia dan menjilati lehernya, Marta cuma bisa mengerang dan berdesah desah "aahhh… uhhhh… Vin… aaahhh…”. Nafasnya semakin menderu. Tapi akhirnya ada orang yang menyetop lift. Kemudian kami keluar dari lift dan menuju tangga darurat lalu memulainya lagi.
Aku jilati dadanya, lehernya dan kemudian dia membuka pakaiannya. Wah nggak pake pakaian dalam sama sekali dan payudaranya menggelantung dengan puting yang coklat, langsung aku lahap, aku lumat, aku emut-emut kedua belah teteknya. Marta mengerang-ngerang, “aahhh Vin… terus Vin… aaahhh… uhh…” dan mencakar-cakar punggungku. Aku semakin buas, aku nggak tahan lagi, aku pelorotin bajunya dan terlihat vagina dan jembutnya yang lebat. Aku jilati memeknya yang udah basah dari tadi. Marta menegang dan berteriak “auuuuhhhhhhhhh…” dan menjambak-jambak rambutku.
Marta minta agar memeknya dimasukin penisku secepatnya, aku pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Akhirnya aku buka celanaku, aku usap-usap penisku ke memeknya dia. Dengan perlahan aku masukkan penisku ke memeknya, lalu aku genjot memeknya dengan gerkan maju mundur. Aku percepat goyanganku sembari melumat lehernya, rasanya aku benar benar nggak tahan. “Vin terus Vin…” katanya. Kami berciuman sambil bergoyang seperti memompa-mompa. Akhirnya Marta menegang lagi untuk kedua kalinya, aku semakin percepat goyanganku sampai akhirnya terasa ada yang mau keluar dari penisku. Aku keluarkan penisku dari memeknya dan menyemprotlah maniku diantara payudara Marta, “ooohhhhh…” aku berteriak kecil "Martaaaaaa…", kemudian dia mengelap dadanya dengan tissu yang dibawanya, nggak ada mani yang masuk ke vaginanya. Dia bilang jangan bilang siapa-siapa, juga dengan sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar