Kamis, 01 Juni 2017

MEMUASKAN ANAK TETANGGA YANG CENTIL

 
UNITED4D - Setelah aku ketrima kerja akhiernya aku harus ngontrak disebuah rumah yang letaknya sangat berdempet-dempetan antara satu dengan yang lain. Pertama kali aku kontrak aku merasa sungkan karena aku tidak mengenal siapapun yang ada disitu, namun setelah beberapa minggu aku sudah mempunyai tetangga yang sangat akrab denganku, tepatnya sebelah rumahku. 
 
Baca Juga :

KISAH BERCINTA DARI SEBUAH PERSAHABATAN


Namanya adalah mbak Maya dan mas Dedi, mereka berdua adalah sepasang suami istri yang baru saja menikah kurang lebih 6 bulan. Mas wido bekerja disebuah perusahaan kontraktor dan mbak Maya nganngur saja dirumah.
 
mbak Maya umurnya masih muda sekitar 27 tahun, terlihat dari bentuk tubuhnya yang masih aduhai dan juga wajahnya yang manis sekali, apalagi ketika mbak Maya tersenyum, membuat aku klepek-klepek. Mbak Maya juga mempunyai dua buah payudara yang sangat enak dilihat karena sangat kencang dan juga lumayan besar sekiutar 36B. sungguh sebenarnya aku suka dengan mbak Maya, namun mau gimana lagi sementara ini aku hanya bias melihat bodynya yang seksi itu saja.
Singkat cerita, suatu hari aku memilih cuti kerja karena badanku terasa pegal-pegal, mungkin karena terlalu ngejar lembur. Aku pun berniat ke warung untuk membeli balsem urut, dan didepan ada mbak Maya sedang menjemur pakaian.
“mas Ido ga kerja?”
“enggak mbak, badan saya pegel-pegel soalnya, lagi izin cuti.”

Saat itu mbak Maya memakai kaos longgar yg tipis, sehingga agak menjiplak sketsa bra yg ia pakai, belum lagi tetes-tetes air cucian yg membasahi bajunya, semakin menambah jelas guratan bra yg ia kenakan. Buat ukuran wanita sudah menikah dan punya anak balita, body mbak Maya ini masih bisa dibilang menggairahkan.
“oh, mau dipijitin mas?”
waduh! dipijitin !
“wah ga usah lah mbak, ga enak, saya beli balsem aja deh.”
“saya ada balsem mas, kalo mau nanti saya pijitin deh sehabis jemur pakaian ya.”

Wah sepertinya niat-niat jahat sudah terkumpul di otak ku, aku terus membayangkan, bagaimana caranya nanti mbak Maya memijat tubuhku sambil terus berlanjut memijit penis ku ! hahahaha!
Selesai ia menjemur pakaian, ia pun segera menyambangi kontrakan ku. Akupun tanpa ragu segera melucuti pakaianku sambil terus memutar otak bagaimana pijat memijat ini bisa menjadi aktivitas yg ‘lebih menyenangkan’.
“mbak emang biasa mijitin si mas ya?”
“ah enggak juga mas, mas Dedi mah jarang minta dipijitin, paling saya mas yg minta dia pijit-pijit hihihi”

wah, si mbak sudah mulai menjurus – jurus nih fikirku.
“wah asik nih ye main pijit-pijitan, bikin bujangan ngiri aja si mbak”
“hihihi yaudah biar ga iri nanti mas Ido pijitin saya juga ya weeee”

eaaaaaaa ! sudah semakin memancing – mancing dia.
“ah, saya sih mau aja, tapi nanti bisa-bisa ditempeleng mas Dedi saya mbak”
“hihi ya jangan bilang-bilang mas, coba mas balikin badannya”

aku kun membalikan badanku yg tadinya terlungkup menjadi terlentang, sementara mbak Maya kini memijit dada dan perutku. Jujur saja, otong ku langsung berdiri ketika mbak Maya lebih seperti mengelus-elus perut ku ketimbang memijit. 
“mas, jeans nya buka aja, sekalian paha sama kakinya saya pijit”
“oke deh mbak”

Seperti sudah saling menerima sinyal masing-masing, aku pun tanpa malu melepas celanaku hingga tersisa tinggal celana dalam ku. Mbak Maya pun terlihat sering mencuri-curi pandang ke arah penis ku yg masih terbungkus celana dalam. Aku sengaja terus menikmati pijatan dan sentuhannya agar otongku semakin tegap dan semakin membuat mbak Maya salah tingkah.
Kepala mbak Maya semakin menunduk mendekati penisku. Sambil terus memijit pahaku dengan balsem, aku terus meikmati pijatan tangan lembutnya. Karena jarak kepala dan penisku yg semakin dekat, sesekali ku angkat pinggulku agar menyentuh bibirnya, bukannya menghindar ia malah ikut menggesek2 penisku dengan bibirnya. Ah! ini sih sudah kena, tinggal eksekusi saja!
“sebentar ya mas, saya cuci tangan dulu, kayaknya kalo mau mijitin yang itu ga bisa pake balsem, nanti panas, pake sabun lebih pas, hiihi”
Kena fikirku.
Seraya mbak Maya berjalan kearah kamar mandi kontrakanku, aku sudah tak sabar lagi, langsung saja ku ikuti dia dan ku peluk dari belakang.
“emhh, masss”
ku gerayangi payudaranya yg montok, tangan ku yg satunya meraba kearah vaginanya. Ternyata vaginanya sudah basah sejak tadi. Terasa bulu-bulu kasar menghiasi vagina nya. Kubalikan badannya kulumat habis bibirnya
“mbak jangan bilang-bilang mas Dedi ya, mbak juga mau kan?”
“iya mas,hmmhhh hmmmmmhhh”

Dikamar mandi kecil itu kulucuti semua pakaian mbak Maya hingga ia terlanjang bulat, kujilati payudara dan putingnya, kuplintir-plintir sampai dia merem melek. semakin turun ke bawah, tak luput vagina yg dikelilingi bulu-bulu jembut nya pun ku jilati.
“ahhhhh, emmmhhhhh”
Terlihat sekali mbak Maya menikmati permainanku. Ia langsung menarik badanku dan melucuti celana dalam yg kupakai. Tanpa basa basi dia kulum habis penisku yg sudah menegang merah. Nikmat sekali kuluman mbak Maya ini, pasti mas Dedi ga bosan-bosan ML sama mbak Maya.
Aku lalu duduk di pinggirian bak mandi, ku angkat badan mbak Maya.
“mbak aku masukin aja langsung ya?”
“iya mas, ayo”

tanpa kesulitan, dengan sekali gerakan penisku habis ambles di vagina mbak Maya yg lembab. Sambil terus menggoyang goyangkan penisku didalam liang kenikmatannya, aku pun terus mencumbu punduk mbak Maya yg putih harum.
“ahh ahhh ahhh”.
sekitar 15 menit kami habiskan di kamar mandi, terlihat wajah mbak Maya sudah klimaks tapi aku tidak ingin cepat-cepat mengakhiri semua ini. ku gendong dia ke kasur dan kulanjutkan permainan kami. Dikasur kami habiskan lebih dari 3 gaya, aku tak peduli mbak Maya sudah mengerang-erang menyerah karena permainan ku yg maksimal. Aku terus memo,pa penisku di vaginanya tanpa ampun.
“ahh mass, aku udah ga kuat massssss, ahhhhhh”
Mbak Maya sudah 2 kali klimaks, sedangkan aku masih kokoh bertahan dan mengoyak ngoyak vagina nya yang sepertinya belum pernah mendapatkan kenikmatan ini sebelum nya.
Akhirnya di klimaks nya yg ketiga, kami bersamaan mencapai puncak kenikmatan. dengan dahsyat ku roketkan spermaku didalam vagina mbak Maya.

“ahhhhhhhhhh”
Kami pun terkulai lemas di kaskur kontrakan kecil itu.
Sejak kejadian itu, jika aku kerja shift 3 selalu kusempatkan ML dengan mbak Maya dipagi hari. tak terhitung entah sudah berapa kali kami ML. Kini mbak Maya tengah mengandung seorang anak lagi, entah itu buah percintaan dari Mas Dedi atau dari aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar