UNITED4D - Setelah aqu pindah kontrakan, aqu banyak murung. Aqu always teringat Martinah. Untuk menghilangkan pikiran itu, aqu konsentrasikan pada pelajaran. Akhirnya aqu lulus dgn nilai memuaskan. Sangat memuaskan.
Baca Juga :
Ketagihan ML Dengan Adik Kandung Sendiri
Sekarang aqu harus bisa sekolah ke STM. Aqu ingin bisa bekerja untuk
meringankan beban orang tuaqu. Oh ya, Warungku selain menjual rokok,
barang-barang pokok seperti sabun, beras, dll juga sekarang telah
menjadi warung makan. Ini berkat kepandaian bapakku mengelola keuangan.
Kalo dulu uangnya hanya disimpan oleh ibu. Terkadang bapakku juga
menerima pesanan pembuatan lemari dari kayu atau memperbaiki mesin mobil
yg rusak.
Akhirnya aqu bisa diterima di STM Negeri di daerah Santa, Kebayoran.
Dikeranakan sewaktu test masuk, aqu termasuk 10 besar, maka otomatis aqu
mendapat bea siswa selama 1 tahun. Ini bisa dipertahankan asal aqu
selama sekolah bisa mendapat rangking di kelas. Minimal rangking
3.Martinah, lihatlah prestasiku, seharusnya aqu berbagi kebahagiaan ini
dgnmu.
Akhirnya aqu sekolah di STM itu tanpa bayar malah dibayar sebagai uang
saqu. Bapak ibuku sangat bangga dgn hal itu. Bapak Ibu sering cerita
kepada orang-orang yg datang minum kopi. Aqu telah bisa melupakan
Martinah. Mungkin kerana kawanku lelaki semua.
Pada akhirnya, sewaktu aqu kelas 2, sewaktu umurku 17 tahun, aqu
mendapat tawaran dari tetanggaqu Om Candra untuk mengajari Matematika
anaknya yg kelas 2 SMP. Kerana ibuku cerita bahwa nilai Matematikaqu di
ijasah SMP adalah 9. Dia cerita kalo anaknya lemah di Matematika dan
IPA. Sedangkan nilai untuk pelajaran IPS adalah lumayan.
Aqu belum menyggupinya, kerana aqu belum pernah mengajar kecuali pada
Martinah. Hingga suatu sewaktu dia membawakan raport anaknya. Aqu kaget
sekali ternyata nilai raport untuk Matematika-nya tak pernah lebih dari
5. Sedangkan Fisika-nya paling tinggi adalah 6, yg lain 7 dan 6.Tak ada
yg 8. “Ini pasti naik kelasnya dikatrol,” batinku. Aqu kasihan sekali
akhirnya kusanggupi. Kulihat photonya, namanya, umurnya dll. Siti
MaeSerah 13 tahun. “Hmm.. cantik juga,” batinku.
Setelah perjanjian mengenai target, berapa dia membayarku serta
jadwalnya, akhirnya les privat tersebut akan dimulai bulan depan. Satu
minggu 3 kali masing-masing selama 2 jam. Dimulai jam 4 sampai jam 6
sore. Selasa, kamis dan sabtu setiap pulang sekolah. Matematika, Fisika
dan Kimia. Ibu sangat bangga kerana yg diajari adalah anak orang kaya yg
terpandang di daerahku.
Aqu harus membaca kurikulum Matematika dan Fisika untuk SMP. Kubeli
bukunya di tukang loak di daerah cipete lalu kubuat daftar pengajaran
serta daftar kemajuan. Akhirnya sewaktu itupun tiba.
Dgn naik sepeda kebanggaanku (kubeli sepeda bekas murah dan
memperbaikinya), sampailah aqudi rumah Om Candra. Dgn sedikit grogi,
kuketok rumahnya. Akhirnya pembantunya yg keluar.
“Mas Pri yaa. Ayo masuk Mas,” kata Siti nama pembantunya. Wah, rumahnya
besar banget. Aqu celingak celinguk mengagumi rumah itu. Lalu aqu
diantarkan ke ruang belajar di lantai atas. Sementara itu di atas meja
telah terhidang segelas kopi buah dada dan pisang goreng.
Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya seorang perempuan keluar dari
kamarnya. Aqu melongo melihatnya. Ini bidadari atau apa..? Cantiknya
melebihi yg ada diphoto raportnya. Martinahku yg cantik kalah jauh bila
dibandingkan dia. Dia memakai baju terusan warna krem. Matanya bulat,
hidungnya mancung, bibirnya tipis, alisnya cukup tebal, giginya putih
berbaris rapi, rambutnya sebahu, kulitnya putih, tinggi semampai,
dadanya telah menonjol cukup besar. Maklumlah sekolahku yg STM semuanya
lelaki dan lingkungan rumahku adalah lingkungan kampung, maka jarang
sekali kulihat perempuan cantik. Ada yg mulai mengeras.
“Seandainya.. Aahhh.. Ini adalah muridku dan dia bukan levelku,” batinku memperingatkanku.
“Lho, kok bengong Mas.”
“Oh.. eehhh.. Mas lupa kalo yg diajarin itu perempuan. Seingat Mas lelaki,” kataqu mengelak.
“Namanya siapa Mas.. aqu MaeSerah, biasa dipanggil Serah.”
“Aqu Prihatin, biasa dipanggil Pri atau Atin. Panggil aja Mas Pri,” sahutku.
“MaeSerah dipanggilnya Serah..?” batinku.
“Oke bisa kita mulai..? Mau Matematika dulu, Fisika atau Kimia?” sambungku lagi.
“Mmmhh.. matematika aja dulu deh Mas..” sahutnya.
Lalu aqu mulai mengajarkannya. Ternyata Serah bukanlah bodoh tapi kerana
dasarnya kurang, maka kukonsentrasikan dia dulu kepada dasar Matematika
kelas 1 SMP. Baru setelah itu Fisika dan Kimianya.
Setelah beberapa kali pertemuan, akhirnya dia bisa mendalami dan
memahami dasar-dasar Matematika yg merupakan dasar Fisika dan Kimianya.
Ini terbukti kadang-kadang sengaja aqu berbuat salah dan dia
mengkoreksinya. Selebihnya tugasku jadi ringan, kerana tinggal
menerangkan sebentar, dia langsung mengerti. Dan aqu tinggal mengoreksi
saja. Bahkan dia kubekali dua tingkat lebih tinggi dari kurikulum
sekolahnya. Aqu bangga ternyata muridku bukanlah anak yg bodoh.
Aqu jadi tahu segala sesuatu tentang keluarganya. Dia adalah anak kedua
dari tiga bersaudara. Semuanya perempuan. Kakaknya Siti Fatimah, 16
tahun, panggilannya Fatty sekolah di SMA kelas 2 di Jogyakarta. Adiknya
Siti Khodijah, panggilannya Ketty baru kelas 6 SD. Dia sendiri bernama
Siti MaeSerah. Ayahnya adalah seorang Cina keturunan. Bekerja di Mandala
Airways sebagai kepala pemaSerahn. Ibunya adalah orang Pakistan yg
bekerja di kedutaan.
“Pantas aja anaknya cantik-cantik semua.” batinku.
“Udah cantik, kaya lagi.” Mobilnya saja sewaktu itu ada 3 buah.
Ibunya, bapaknya, dan satu lagi untuk antar jemput sekolah anak-anaknya.
Pembantunya ada 3, tukang kebunnya 1, sopirnya 3. Bapaknya berangkat
jam 7 pagi dan pulangnya rata-rata jam 8 malam.Ibunya dua minggu sekali
pergi ke Pakistan. Seringnya 3 hari kadang-kadang pernah sampai 8 hari.
Pergaulannya sangat dibatasi oleh bapaknya. Jadi kalo pulang sekolah
harus pulang, tak boleh ke mana-mana. Kalo mau pergi, malamnya harus
ijin dulu ke bapaknya dan itupun harus diantar oleh sopirnya. Jadi dia
bisa dibilang kesepian untuk anak seumurnya. Walaupun semua fasilitas
dia punya.
Selama mengajar, aqu tak berani kurang ajar padanya. Pertama aqu taqut
targetku supaya raportnya tak merah tak berhasil, kedua kerana aqu
sangat minder dgnnya. Terutama dari segi kekayaan. Walaupun itu milik
orang tuanya. Paling-paling, aqu hanya melirik ke bukit kembarnya dan
menatap wajahnya sewaktu dia menulis, mengintip celana dalamnya sewaktu
dia memakai rok mini.Terkadang malah curi-curi mencium harum rambutnya
sewaktu menerangkan sesuatu. Memang kadang-kaadang kami belajar di meja
belajar atau sambil duduk di karpet. Sepertinya aqu jatuh cinta sama
muridku ini. Tapi terus terang aqu taqut.
Suatu hari, kulihat dia sangat murung. Belajarnya kurang semangat. Wah,
bisa kacau nih. Bisa-bisa aqu nanti tak dibayar sama bapaknya.
Perjanjiannya adalah kalo terima raport nanti masih merah, maka aqu tak
dibayar. Padahal 1 bulan lagi dia mau ulangan umum.
“Serr, kamu kenapa? kok kayaknya ada masalah..?” tanyaqu.
“Ngaak.. tak pa-pa kok.” sahutnya tak bersemangat.
Setelah diplomasi sambil belajar, akhirnya setelah selesai belajar dia
mau juga ngomong. Ternyata dia itu naksir Jack, anak kelas 3 yg jadi
bintang basket di sekolahnya. Sedangkan Jack lebih memilih Susi yg satu
kelas dgn Jack. Oh, masalah cinta monyet toh. Aqu senyum seorang diri.
“Lhoo.. Mas kok senyum-senyum sendiri kayak orang gila. Bukannya bantuin gimana gitu.” gerutunya.
“Wah kalo soal cinta, Mas tak bisa ngapa-ngapain. Mas khan cuman jadi
guru Matematika sama IPA. Kalo ditambahin jadi guru cinta, Mas mau
bantuin,” sahutku bercanda.
“Oke deh, sekarang kalo Mas aqu angkat jadi guru cinta, Mas berbuat apa kalo jadi aqu?” tanyanya.
“Yaa.. tak tahu. Mas khan lelaki,” bantahku.
“Oke deh, kalo lelaki itu ngeliat perempuan dari apanya.”
“Walaupun Mas belum pengalaman sama perempuan, Mas juga sekolahnya di
STM, tapi kerana Mas menang umur dari kamu, Mas coba jelasin semampu Mas
ya.”
Lalu kujelaskan semampuku tentang pandangan lelaki terhadap perempuan.
Kalo lelaki itu melihat perempuan dari penampilannya, bentuk badannya,
kepribadiannya, dll juga kerana sering ketemu. Dia memperhatikanku dgn
seksama. Kami jadi lebih sering beradu pandang, berdebat. Aqu jadi makin
tertarik dgn muridku ini.
Aduh gimana sih nih.. Kok jadinya begini.
“Menurut mas, Serah ini cantik tak?” tanyanya.
“Serah itu perempuan yg tercantik yg Mas pernah liat,” sahutku jujur sambil menatap wajahnya.
“Baygin telah tercantik ditambahin paling…” tambahku lagi.
Wajahnya langsung bersemu merah dan tersenyum. Bukan main cantiknya kalo lagi begitu.
“Bener.. Mas.. kalo badan-ku?” tanyanya lagi sambil berdiri, muter-muter di depanku. Dadanya disorongkan ke depan.
Oh ya, sewaktu itu dia memakai celana pendek agak gombrong, kaos Mickey Mouse sehingga BH-nya membayg sedikit.
“Badan kamu juga bagus banget. Tinggi, sory ya.. dada kamu juga bagus,
bokongmu bulet, kakimu jenjang,” kataqu lagi sambil melihat seluruh
badannya.
Sewaktu aqu bilang dadamu bagus, dia langsung memegang dadanya.
“Mas tak bohong khaannn..?” katanya sambil memegang lenganku ditempelkan
ke dadanya. Lunak dan hangat. Mau tak mau kemaluanku jadi tegang
sewaktu itu.
“Jujur demi Tuhan,” kataqu meyakinkan.
Karena aqu telah tak kuat lagi, aqu minta ijin pulang padanya.
“Yaa.. Mas kok pulang siicchh.”
“Iyaa.. Mas ada perlu. Besok kalo tak ada keperluan, Mas mau nemenin Serah deh..” sahutku.
Aqu bangun agak tertunduk, maklum terpedoku ketekuk.
“Knapa Mass,” tanya Serah.
“Aqu kesemutan nih,” elakku.
Dibantunya aqu berdiri, entah kenapa lenganku menyentuh buah dadanya
lagi dan dia pun tak merasa risih. Teras lunak dan hangat. Makin sakit
rasa terpedoku.
“Udah ya.. sampe besok Sabtu.” kataqu.
Hari Sabtunya aqu datang lagi. Kok rumahnya sepi. Pada kemana..?
Biasanya kalo Sabtu bapak dan ibunya telah pulang. Dan mereka pergi
jalan-jalan malam harinya.
“Pada kemana Serr, kok sepi,” tanyaqu ke Serah sewaktu ketemu.
“Papa tugas ke Palembang 3 hari, Mama ke Pakistan, katanya sih sekitar 4
harian. Si Siti sama Imah izin ke Garut. Tinggal Mang Ujang (sopirnya),
Pak Parno (tukang kebun) sama Bi Inah,” katanya.
Ternyata sopir bapak dan ibunya adalah sopir kantor.
“Mas.. boleh tak hari ini Serah izin tak belajar?” tanyanya.
“Lho.. kok tak bilang kemaren. Mas udah dateng baru bilang. Emangnya kamu kenapa? Sakit..?”kataqu.
“Tak.. tadi aqu pijam video bagus sama Sari (kawannya), dia bilang
nontonnya tak boleh sendirian harus berdua. Tadinya mau nonton sama
Ketty, eehh.. si Ketty pake ikut papa segala.. Ya aqu tunggu Mas dateng
aja.”
“Kamu ada PR tak?” tanyaqu.
“Barusan udah aqu kerjain kok. Coba aja Mas cek..” katanya sambil menyodorkan buku Matematika-nya.
Aqu cek ternyata betul semua.
“Ya udah kalo begitu. Film apa sih, kok nontonnya harus berdua?” tanyaqu
sambil melihat ke judul filmnya. American Angel terbaca disampulnya.
Tak ada gambar.
“Terima kasih ya Mas. Yuuk.. ke kamar Serah. Videonya ada di sana.” katanya sambil menggandeng tanganku ke kamarnya.
Kamar Serah ternyata besar sekali. Ada rak yg penuh dgn boneka, ada TV
besar, ada stereo set lengkap, ada AC-nya, ada kamar mandinya, meja
belajarnya bagus, tempat tidurnya luas (ukuran kingsize) dan ada
pintunya ke balkon. Eh.. ada teleponnya lagi. Bukan main. Rumahku sama
kamarnya masih luas kamarnya. Aqu keliling terkagum-kagum.
“Kalo si Ketty tidurnya di mana?” tanyaqu.
“Lho.. Ketty khan kamarnya di sebelah.. Mas belum tahu ya.” katanya sambil memasukkan video ke playernya.
Aqu makin kagum aja, kamar segini luas dipake sendiri. Bermimpi pun aqu
tak pernah punya kamar seperti ini. Apalagi membaygkan. Taqut tak
kesampaian. Aqu duduk di karpet bersandarkan tempat tidur melihat ke TV.
Mana gambarnya?
“Oh yaa.. Mas mau minum apa? Bi Inah lagi tidur katanya dia lagi masuk angin.” tanyanya sambil keluar kamar.
“Air putih aja deh,” jawabku taqut ngerepotin dia.
Oh ya, aqu lupa. Sewaktu itu Serah tumben memakai daster agak tipis.
Biasanya dia memakai celana pendek sama kaos. Dasternya itu lho yg tak
nahan. BH sama celana dalamnya terbayg. Dia masuk sambil membawa sebotol
air dan gelas, lalu ditaruh di meja belajarnya.
“Kalo haus ambil sendiri ya Mass, aqu taruh di sini,” katanya lalu mem-play-kan videonya.
“Pantesan dari tadi tak ada gambarnya.” gumanku dalam hati.
Dia duduk di sebelahku. Tercium harum badannya. Bau sabun mandi. Oh, ternyata dia habis mandi. Pantes kelihatan segar.
“Mas, tadi khan guru sejarahku tak masuk, lalu aqu ke kantin sama
temen-temen. Mereka cerita tentang pacar mereka, pengalaman mereka
pacaran. Aqu malu lho.. Mas, masak cuman aqu aja yg tak punya pacar.”
“Lho.. emang kamu belum punya pacar?” pancingku.
“Ihh.. Mas ngledek. Ya belum doongg..”
“Mau tak jadi pacar Mas,” godaqu.
“Emangnya Mas juga belum punya pacar?” tanyanya.
“Siapa yg mau sama Mas, orang jelek miskin gini.” kataqu merendah.
“Tapi Serah kan belum punya pengalaman pacaran, Mas..”
“Emang Mas udahh. Mas khan juga belum pernah.” sahutku.
Hening sekejap. Sementara di TV ada adegan orang ciuman.
“Mas, apa enaknya sih ciuman seperti itu?” katanya sambil matanya menatap TV.
“Dibilang Mas belum pernah.. ya.. mana tahu rasanya..”
“Kayaknya sih enak, liat tuh sampe merem-merem segala,” sambungku.
Hening lagi, yg ada adalah adegan yg kian merangsang di TV. Si lelaki
sedang bergelut sambil melucuti pakaian perempuannya, begitu pula
sebaliknya. Mereka saling melucuti. Lalu mereka saling meremas. “Aaahh..
ohhh.. sshhh.. shshshs..” begitu suara di TV. Kurasakan nafas Serah
semakin cepat. Lalu menyandarkan kepalanya ke pundakku. Kakinya yg tadi
diselonjorkan, kini ditekuk. Kemaluanku mulai menegang. Ketika si
perempuan sedang mengulum kemaluan lelaki, siSerah mendesah, “Ihhh..”
Aqu tak tahu apa maksud desahannya. Jijik atau apa.
Tiba-tiba Serah berbisik, “Mass.. ajarin Serah ciuman doongg..”
“Supaya Serah tak malu kalo cerita sama temen-kawan.” sambungnya.
“Si Rina malah buah dadanya pernah dicium sama pacarnya.. seperti yg divideo itu,” katanya menambahkan.
Aqu seperti mendapat durian runtuh. Disewaktu kemaluanku keras, nafsuku
naik kerana adegan TV, ada yg minta dicium, Bidadari lagi.
“Mumpung sepi tak ada orang nihh.” batinku.
Kurangkul dia, lalu kupangku menghadapku. Serah pasrah saja terhadap apa
yg kulaqukan. Kucium pipinya, matanya, hidungnya. Dia menikmati semua
yg kuberikan. “Aaahh.. Maassss.. hmmm..”Kuelus-elus punggungnya,
kupegang bokongnya sambil kuremas. Bulat dan keras. Tangannya pun mulai
memeluk pinggangku. Kukecup bibirnya. Mula-mula dia tak membuka
mulutnya. Hanya bibir kami yg bertautan. Kumainkan lidahku, akhirnya
mulutnya terbuka. Lidahku dan lidahnya saling membelit. Terasa manis
ludahnya. “Ternyata muridku pintar sekali belajar. Dia mengikuti apa yg
aqu laqukan.” Kucoba meraba buah dadanya. Dia tersentak. Tapi ciumanku
tak kulepaskan. Tangannya memegang tanganku tapi tak ditarik hanya
dipegang saja. Pertanda dia pun menikmatinya. Kuremas dari luar perlahan
bukit kembarnya.
“Aaahh.. Maasss..” desahnya.
Kuberdirikan dia, kuplorotkan dasternya. Dia kaget sekali. Langsung
kucium lagi bibirnya, tangan kiriku meremas-remas bokongnya, tangan
kananku meremas buah dadanya. Lama-kelamaan dia telah tak peduli lagi
dgn badannya yg setengah telanjang. Hanya dgn BH dan CD cream-nya.
Kudorong dia ke tempat tidur. Tanganku sekarang berusaha memegang buah
dadanya dari balik BH-nya. Kuangkat BH kirinya, kupegang langsung ke
putingnya yg menonjol. “Aaacchhh.. Masss.. sshhh.. ssshh..” desahnya
disela-sela nafasnya yg memburu. Sambil menatap matanya yg mulai sayu,
tangan kananku mencoba melepas BH-nya. Tak ada penolakan sama sekali.
Bukan main muridku ini.
Sekarang terpampanglah sepasang bukit kembar yg sangat indah. Putingnya
yg coklat muda tampak menonjol di bukitnya yg putih. Kukecup putingnya,
dia menggerinjal. Kucium buah dada kirinya sambil kuremas buah dada
kanannya. “Aaacchhh.. Masss.. sshhh.. ssshh.. aaduuhhh..” kedua
tangannya menjambak rambutku. Kulirik dia, ternyata dia sedang melihat
ke TV dimana sedang ada adegan orang sedang bersebadan. Tanganku segera
mengusap-usap pahanya, turun ke dengkul, naik lagi. Kuusap-usap
kemaluannya dari luar CD-nya. Telah basah. Kumasukkan tangan kananku ke
dalam CD-nya. Bulu rambutnya masih sedikit. Kuusap-usap bibir
kemaluannya. Lalu kumasukkan jari tengahku ke lubangnya. Becek banget
ya.
Kerana kurang leluasa, kubisikkan, “Serr, Mas sayg banget sama Serah..”
“Mas.. Seeerraaa.. jugaaa sayaaaannngg Masss..” desahnya.
“Mas buka yaa..”
Dia menatapku tajam. Tapi tanganku mulai menurunkan CD-nya. Dia tak
menolak, bahkan membantuku dgn menaikkan bokongnya. Setelah CD-nya
terbuka, tampaklah seonggok daging ygindah sekali bentuknya. Agak
tembem. Kucium perlahan. Baunya segar sekali. “Maasss.. aaahh..”
desahnya keras sambil bokongnya terangkat ke atas.
Kemaluanku sakit kerana tegangnya telah maksimum dan terjepit celana.
Aqu berdiri melepaskan semua pakaianku. Dia hanya memandangiku sayu.
Bugillah kita berdua di kasur yg luas.
Kubenamkan wajahku di sela-sela pahanya yg membuka. Kujilati seluruh
permukaan kemaluannya. Kumasukan lidahku mencari kacang kedelenya.
Begitu tersentuh. Dia menggelinjang keras.”Aduuuhh.. Massss.. aaahh..
ennnaaakkk.. Masss.. terusss.. terruusss.. ooohh..gelliii.. Masss..
oohhh..” Sambil bokongnya goyg kiri dan kanan, naik dan turun.
Tak lama kemudian, tiba-tiba dia menekan kepalaqu dan menjepit dgn
pahanya. “Aaahh.. Maasss..” Serah berteriak keras sekali. Dan, “Syur..
syurrr..” mengalirlah cairan kenikmatan dari lubang kemaluannya ke mulut
dan lidahku. Hidungku pun kena cipratannya. Kujilat. Ah, rasa itu
kembali kurasakan. Setelah sekian lama tak kurasakan. Kuhayati rasanya.
Kok yg ini lebih manis dari punya Martinah yg pernah kurasakan, kujilati
seluruhnya sampai bersih tak tersisa. Serah makin berteriak, “Masss..
uudaaah.. Mass geli..”
Lalu aqu naik, kupeluk dia dgn mesra. Kemaluanku yg masih tegang, menyenggol pahanya. Kutempelkan ke mulut kemaluannya.
“Ohhh.. Masss..” desahnya lirih.
“Seerr, Mass masukkan boleehhh?” tanyaqu sambil menatap wajahnya memohon persetujuannya.
Dia hanya mengangguk lemah. Hebat sekali muridku ini. Apa kerana dia keturunan Pakistan ya sehingga nafsunya besar.
Kukangkangkan pahanya. Kupegang kemaluanku, kuarahkan ke sana. Terasa hangat kepala kemaluanku menyentuh bibir kemaluannya.
“Pelan-pelan yaa Masss..” pintanya.
“Tentu dong Sayaaangg..” jawabku mesra.
Kudorong sedikit, meleset. Kudorong lagi, nah mulai masuk kepalanya.
Kulihat dia meringis-ringis, kutahan sebentar sampai dia tak meringis
lagi. Kutekan perlahan-lahan, dia meringis lagi. Sewaktu kulihat telah
sepertiganya masuk, kutarik sedikit, tekan sedikit, tarik sedikit
perlahan-lahan dgn penuh perasaan.
Kutekan lebih dalam. Telah setengahnya masuk.
“Aaahh.. Masss.. saakiiitt.. Masss.. aduuuhh.. ssshh..” Kutahan,
kudiamkan sebentar lalu kutarik lagi. Maju mundur perlahan-lahan.
“Adduuhh..enaaakkk.. Masss.. aahhh.. shhshshsh.. Ayooo.. Masss.. hmmm.. yg.. dalam.. Masss.. aahhh..”
Kerana telah ada lampu hijau, kutekan dgn sekuat tenagaqu. “Blesss..” kemaluanku seperti menabrak kain tipis yg langsung sobek.
“Auuwww.. Masss.. sakiiitt.. periihhh.. Masss.. aduuhhh..” teriaknya. Aqu tak peduli kerana situasi rumah yg sepi.
“Ooohhhh.. selaput dara.. aqu berhasil menembusmu,” batinku. Seluruh kemaluanku seperti dipijit dan diremas mesra.
Aqu diamkan beberapa sewaktu sampai kemaluannya bisa menerima kehadiran
kemaluanku dan dia tak merasa kesakitan lagi. Sementara itu dia melirik
lagi ke TV. Sewaktu itu di TV sedang ada adegan doggy style. Aqu
merasakan kedutan-kedutan halus di kemaluanku. “Udah sewaktunya nich..”
batinku.
Kucabut perlahan-lahan lalu kutekan lagi dgn sangat perlahan. Berulang-ulang.
“Ohhh.. Masss.. ooohh.. aaahh.. enaaakkk.. Masss.. oohhh.. aduuuhh..
aahhh..” desahnya. Rupanya rasa sakitnya telah hilang, berganti dgn
kenikmatan. Bukan main rasanya. Sempit sekali kemaluan si Serah ini.
Jepitannya terasa di seluruh kemaluanku. Ketika kutarik, sepertinya
kemaluannya tak rela. Nyedot rasanya.
Lama-lama kupercepat sedikit demi sedikit. Setelah terasa sangat licin.
Makin cepat dan makin cepat. Kulihat kepalanya bergoyg kiri ke kanan.
Buah dadanya bergoyg-goyg indah. Ah, indahnya pemandangan itu.
“Aaahhh.. cepet Mas.. cepet.. Masss.. yg dalem Mass.. ayooo.. Mas.. yg dalem Maasss..”
Bokongnya kini telah bisa mengimbangi gerakanku ke kiri dan ke kanan.
Kemaluanku seperti dipelintir rasanya. “sudah masuk semua kok masih
teriak-teriak yg dalem, “batinku. “Dalem sekali lubang kemaluannya yaa.”
Memang aqu tak merasakan kepala kemaluanku menyentuh apa-apa.
Kupercepat sampai mentok. Ah, nikmat rasanya.
Kira-kira 10 menit, dia mulai ngomong yg tak jelas. Kupercepat lagi
sekuatku sampai pinggangku agak sakit. Tiba-tiba kakinya membelit
pinggangku. Bokongnya ke atas, lalu diputar-putar dgn cepat.
“Aaacchhh.. Masss.. aquuu.. udaahhh..” Aqu yg tadinya juga telah mau
sampai, digoyg seperti itu, mau tak mau bobol juga pertahananku.
” Maasss.. juugaaa.. aahhh..” teriakku sambil menekan kemaluanku agar masuk lebih dalam.
“Crooott.. croottt.. crooott..” ada 5 atau 6 kali kemaluanku menembakkan
air maniku di lubang kemaluan Serah. Lalu aqu terkulai lemas tak
bertenaga di sebelahnya.
Kami berpelukan erat sekali.
“Kamu hebat sekali Ser..” kataqu.
“Mas juga hebat..”
“Terima kasih ya, Serah..” kataqu sambil mencium keningnya.
“Serah yg terima kasih sama Mas, Mas mau ngajarin Serah. Serah jadi tau kalo bercinta itu nikmat sekali..”
Kita berdua lalu tidur telanjang berpelukan di bawah selimut tebalnya.
Sorenya aqu bangun kerana aqu merasa lapar dan dingin. Rupanya aqu telah
tak berselimut lagi. Kupandangi Serah-ku yg masih tertidur dgn pulas.
Kulihat ada lendir kemerahan dekat kakinya. “Oh darah perawan..”
pikirku. Kecantikannya sangat alami. Kecantikan seorang perempuan belia
yg baru berumur 13 tahun, tapi ingin merasakan nikmatnya bercinta.
Kuselimuti dia. Sementara itu gambar TV-nya telah berwarna biru.
Pertanda videonya telah habis.
Gimana nih.. Aqu lapar. Di rumah orang lagi. Biasanya aqu disuguhi
pisang goreng dan kopi buah dada. Aqu memakai bajuku, dan berjalan di
sekeliling kamarnya, mematikan TV. Kuperhatikan foto-fotonya di atas
meja belajarnya. Masih lebih cantik orangnya daripada fotonya. Beruntung
aqu menemukan biskuit di atas meja belajarnya. Lumayan buat mengganjal
perut.
Tak lama Serah bangun. Menggeliat-geliat sebentar. Lalu memanggilku.
“Udah lama bangunnya, Mas..?”
“Yaahhh.. lumayanlah. Ini biskuitmu aqu makan. Abis laper sihh.”
“Makan aja tak apa-apa kok Mass.” katanya sambil bangkit dgn telanjang bulat. Lalu memakai pakaiannya.
Kalo aqu boleh menilai, Serah pantas mendapat nilai 10. Kerana aqu
sampai sewaktu ini belum pernah melihat perempuan yg lebih cantik dari
dia. Apalagi badan-nya.
“Serah ke bawah dulu ya Mass. Serah juga lapar.”
Kira-kira 1 jam kemudian, Serah datang dgn membawa 2 piring nasi goreng
yg baunya membuat perut keroncongan. Lalu kami makan berdua.
“Enak betul nasi gorengnya. siapa yg masak..?” tanyaqu.
“Serah sendiri Mas.”
“Lho.. Bi Inah ke mana?”
“Tak tau tuh. Biasanya kalo sore dia suka ngobrol sama temen sebelah.”
Makin sempurna saja nih si Serah. Cantik, pintar, bisa masak.
“Mass, mandi yuukk..” ajaknya, “Badan Serah lengket semua niicchh..”
Rekan pembaca yg budiman, beberapa hari yg lalu aqu dan Serah masih ada
jarak yg memisahkan. Antara murid dan guru. Sekarang setelah kami
berhubungan badan, dia tanpa malu-malu malah mengajakku mandi bersama.
Keadaan telah berbalik 180 derajat.
Setelah melepaskan semua baju kami, lalu berbugil ria masuk kamar
mandinya. Busyet.. kamar mandinya ada perahunya (bath tube). Ada air
panasnya lagi. Setelah menyetel agar air hangatnya pas, kita berdua
mandi di shower. Saling menyabuni, membuat kemaluanku mengeras lagi.
Ketika aqu sedang menyabuni buah dadanya, sengaja kuremas-remas sampai
bukit kembarnya mengeras dan putingnya menonjol. Dia mendesah,
“Aaahh.. Massss.. teruusss.. Masss enaaakkk.. Massss..”Lalu kusiram,
setelah bersih kusedot kedua bukit kembarnya bergantian. Sementara
tanganku menyabuni kemaluannya. Dia semakin belingsatan.
“Maasss.. ooohh.. Maasss.. aaahh..”Kusiram kemaluannya, lalu aqu jongkok di hadapannya. Kujilat bibir kemaluannya.
“Ooohh.. aaahh.. Masss.. diapain Maaass..” Lalu kaki kirinya naik ke
bath tube, makin jelaslah isinya. Merah muda bagus sekali. Aqu sampai
berdebar-debar memandangnya.
Kemudian kusentuh kedelenya.
“Auww.. Masss..” Lalu kucium dgn penuh perasaan. Kujilat perlahan, dia
makin menggelinjang tak karuan. Kerana taqut jatuh, dia lalu tiduran di
dalam bath tube sementara bokongnya berada di pinggir bath tube. Makin
terkuak lebarlah kemaluannya. Kuserbu dgn jilatan-jilatan ganas.
“Ohh.. aahhh.. sshhhh.. aaahh.. ooohh.. Masss.. aduuuhh..” suaranya meracau.
Aqu ingin merasakan cairannya yg manis. Maka kupercepat jilatanku di
kedelenya. Akibatnya bokongnya makin bergerak kian kemari. Tangannya
menjambak-jambak rambutku. Tak lama kemudian,
“Aaahh.. Maasss..” dan, “Suurrr.. syuurrr..” mengalirlah air
kenikmatannya. Rasanya gurih sekali. Manis, sedikit asin seperti tajin.
Ah, segarnya. Kuhirup semuanya sampai tetes terakhir. Akhirnya dia
tiduran di bath tube.
Lalu aqu mandi. Menyabuni seluruh badanku. Ketika aqu akan menyabuni kemaluanku yg sedang tegang, dia bangkit.
“Mas, biar Serah aja yg nyuci.. Masss..”
Dia jongkok di depanku. Dipandangi dgn seksama kemaluanku.
“Mass.. sebesar ini kok bisa masuk ya..” sambil menggenggamnya. Lalu disabuni batangku.
“Ohhh.. nikmatnya.. aaahh..” Lalu tangan kirinya memegang kantong pelirku. Sambil meremas perlahan.
“Kalo yg ini isinya apa Masss? kok isinya lari-lari sihh..” tanyanya.
“Itu adalah pabrik air mani, Sayg.” kataqu.
“Ooo..”
“Serah tadi siang liat tak di TV yg perempuan menghisap punyanya lelaki?” tanyaqu.
“Liat Mas.. enggg.. Mas mau Serah menghisap punya Mas..?” tanyanya.
“Ya.. kalo Serah tak keberatan,” sahutku.
“Eee.. gimana yaa..” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke kemaluanku.
Diciumnya kemaluanku perlahan, kerana wangi habis disabuni, dia
sepertinya menikmati sekali. Lalu digesek-gesekkan ke pipinya, matanya,
lehernya sambil matanya terpejam. Lama, dia melaqukan itu. Punyaqu
berontak semakin tegang.
“Aaahh.. Masss.. punya Mas.. hangat..” desahnya.
“Ayooo doonnggg.. dihisaaap..” pintaqu.
Dgn taqut-taqut kepala kemaluanku dicium. Lalu batangnya balik lagi ke
kepalanya. Lidahnya dgn ragu-ragu dikeluarkan. Mulai menjilat kepala
kemaluanku. Lidahnya yg agak kasar itu menggaruknya.
“Aaahh.. yaaa.. begitu.. yaa.. yaaaa.. aduuuhh.. enaknya.. aaahh..” Aqu
mendesah nikmat. Lalu lidahnya mulai menelusuri batangnya hingga kantong
pelirku. Kantong pelirku dihisapnya.
“Aduuuhh.. enaknya.. aaahh..” desahku makin keras.
Lalu dgn menatapku, mulutnya terbuka sedikit dan mengemut kepala
kemaluanku. Hangat terasa kemaluanku. Maju mundur maju mundur sambil
tetap menatapku. Dan.. dia mulai menghisap. Bukan main, muridku ini
cepat belajar. Jauh lebih pandai dari Martinahku dulu. Kalo Martinah
dulu, hisapan pertama, kemaluanku kena giginya. Tapi Serah..? Aqu yakin
sekali kalo dia baru pertama melaqukannya. Kok bisa..?
Hisapannya makin lama makin cepat dan kuat. Kupegang kepalanya agar dia
lebih dalam menghisap. Dan kulihat separuh kemaluanku masuk. Bukan main,
Martinah dulu hanya sanggup menelan kepalanya saja.Kemaluanku
sepertinya telah tak sanggup menahan sensasi luar biasa yg diterimanya.
Kerana selain dihisap, Serah juga memainkan lidahnya di kepala
kemaluanku. Rasanya berkedut-kedut. Makin lama makin cepat, makin cepat
makin cepat dan..
“Aaahh..” aqu menjerit keras. Lalu,
“Crooott.. croottt..” air maniqu muncrat ke mulutnya.
“Aaahh.. aduuhhh..” aqu terduduk lemas. Kemaluanku pun melemas.
Kulihat sebagian air maniqu mengalir keluar dari sela-sela bibirnya. Dia
sepertinya sedang bingung merasakan rasa dari air maniku.
“Masss.. Airnya tertelan tak pa-pa?”
“Tak apa-apa Sar.. Ditelan malah enak kok..”
“Enaakk apa tak?” tanyaqu.
“Enak Mas.. seperti air santan kental agak asin.”
“Itu proteinnya sama dgn 10 telor ayam kampung lho..”
Setelah agak mendingan kami mandi bersama lagi kerana tadi keringetan.
Sewaktu aqu mengeringkan badannya dgn handuk, Serah memandangku agak
lama. Buah dadanya menegang keras, putingnya mulai menonjol lagi.
Nafasnya sedikit memburu. Nah lho, mau apa lagi dia. Dia menarik
tanganku keluar dari kamar mandi. Aqu langsung didorong sampai
terlentang di tempat tidur. Diraihnya kemaluanku yg masih lembek.
Diurut-urut, dipijat, sampai akhirnya mulai mengeras sendiri.
“Hore.. kerasss lagiii..” teriak Serah kegirangan. Lalu tanpa ragu-ragu,
diemut lagi kemaluanku dgn ganas. Dihisap dgn keras. Kerana aqu taqut
air maniqu keluar sia-sia, maka dgn cepat kutarik badannya ke atas
tempat tidur. Kubanting agak keras, lalu kukangkangkan kakinya. Kucium
bibir kemaluannya, kujilat klitorisnya. Ternyata kemaluannya telah agak
basah. Kujilat terus sambil kutekan lidahku ke klitorisnya.
“Aaahh.. ssshh.. ssshh.. ayoo.. Masss.. cepeettt.. Masss..” Aqu tak perduli, terus saja kujilati klitorisnya.
Tiba-tiba dia bangun, aqu ditindihinya, dikangkanginya. Tangannya
memegang kemaluanku, lalu diarahkan ke kemaluannya. Digerak-gerakkan
agar pas dgn lubangnya, lalu perlahan-lahan bokongnya diturunkan.
“Aaahh.. Masss..” sewaktu kepala kemaluanku mulai masuk. Dgn sangat
perlahan dia menurunkan bokongnya, sampai kemaluanku masuk seluruhnya.
Seluruh batang kemaluanku serasa diremas oleh lubang basah hangat.
“Aaahh.. Serah.. sshhh..”
Lalu dia diam sebentar. Aqu kaget ketika dia entah sengaja tak
menggerakkan urat-urat kemaluannya. Seluruh batang kemaluanku seperti
dipijat. Diremas-remas oleh urat kemaluannya yg cukup kuat.
“Aaahh.. Serah.. kamu apaiiinn.. hhhggghh..” Dgn perlahan, sambil
menggerak-gerakkan urat kemaluannya, Serah mengangkat bokongnya. Gila
rasanya. Kemaluanku seperti ditarik. Sensasinya sampai ke ubun-ubun
kepalaqu. Seluruh badanku merinding tak sanggup menahan sensasi
itu.Setelah kira-kira tinggal kepalanya saja yg terjepit, dgn perlahan
pula diturunkan bokongnya. Ini juga, dia mengedut-ngedutkan urat
kemaluannya. Aqu tak sanggup mengungkapkan dgn kata-kata apa yg sedang
kurasakan.
Hebatnya, selama dia melaqukan hal tersebut, matanya terus memandangiku.
“Gimana Masss.. enaaakkkk?” katanya.
“Aduuuhh.. Serah.. Mas bisa matii.. keenakan.. niihhh..”
“Tolong dooonngg.. jangan siksa Mas seperti inii..” rintihku.
“Aaacchhh.. sshhh.. aaahhh.. ooohh..” Serah mendesah-desah sambil
berpikir ini pasti bakat alaminya. Kerana dia baru sekali ini
bersenggama. Keturunan? Tak tahu aqu..
Mungkin kerana kasihan padaqu atau kenapa, lalu dia mempercepat gerakan
naik turunnya. Makin lama makin cepat. Buah dadanya yg bergoyg-goyg,
segera kuremas dgn keras untuk mengimbangi rasa geli dan ngilu di
kemaluanku.
“Aduuuhh.. saaakiitttt.. Maasss.. Jangan keras-keras doonngg..”
erangnya. Siapa yg perduli, lha wong aqu aja juga disiksa begini.
Disiksa?
Tak lama rasanya pertahananku mau jebol.
“Seeerr.. aquuu.. maauuu.. nyaaammpeee.” lalu
“Croottt.. crooott..” air maniku muncrat ke kemaluannya. Sedikit yg
keluar, kerana telah duakali. Tapi kerana Serah belum sampai dia terus
saja naik turun di atas badanku.
“Seeerr.. udaaahh.. Masss.. ngaakk taahaannn..” aqu berteriak kerana
rasa geli dan ngilu yg tak tertahankan. Aqu kelojotan. Wah, Ini tak bisa
dibiarkan pikirku.
Lalu kucabut kemaluanku dan kubalikkan badannya, segera saja lidahku,
menerjang dan menjelajah lubang kemaluannya. Kuhajar habis-habisan
daging sebesar kedele itu dgn jilatanku yg ganas.
“Aaahhh.. Masss.. aaahh.. ooohh.. yanngg keeraass.. Maasss.. yg.. cepaaat Masss..” sambil tangannya menekan kepalaqu.
“Rasanya kok aneh begini? Ini pasti dari air maniku.” pikirku. Lidahku
sampai pegal tapi dia kok belum sampai juga yah. Kupercepat dan
kuperkeras semampuku. Tak lama kemudian…
Kakinya menjepit kepalaqu, tangannya semakin keras menekan kepalaqu, bokongnya dinaikkan.Dan…
“Aaahhh.. Maasss.. aquuu.. nggaakk.. kuaaatt..” lalu,
“Syurr…” Akhirnya keluar juga cairan kenikmatannya. Tak banyak. Aqu hisap semua.
“Aaahh..” aqu tergeletak lemas di sebelahnya. Selesai telah tugasku.
Malam itu aqu dipaksa menginap di kamarnya. Serah seperti anak kecil yg
menemukan mainan baru. Bukan main nafsunya seksnya. Kami main sampai
kira-kira jam 2 malam. Semua posisi yg bisa kami laqukan, kami laqukan.
Berdiri, jongkok, nungging, di karpet, di tempat tidur, di meja belajar.
Dan sepertinya Serah tak pernah merasa puas, yg kuingat dia sampai 5
kali orgasme. Sedang aqu sampai habis rasanya cadangan air maniqu.
Terkuras habis. Entah berapa kali aqu orgasme. Aqu merasa tak punya
tulang lagi. Lemas sekali. Habis siapa yg sanggup menolak permintaan
bidadari? Mungkin ini adalah sensasi yg terindah, selama hidupku.
Aqu bangun pukul 8 pagi esok harinya, dan langsung pulang kerana taqut
orang tuaqu mencariku. Dan aqu janji nanti sore akan kembali lagi.
Sejak sewaktu itu, dgn alasan telah mendekati ulangan umum, maka jamnya
ditambah 1 jam menjadi 3 jam setiap pertemuan. Dan ruangan belajarnya
pun pindah ke kamarnya. Setiap pertemuan, always kami isi dgn
pertempuran dahsyat. Dan herannya kami tak pernah bosan dan tak pernah
puas. Untuk mengimbangi Serah, aqu harus banyak olahraga dan minum
telor. Serah pun makin terlihat cantik.
Pernah suatu kali disewaktu kami sedang bertempur, adiknya mendadak
masuk ke kamarnya. Dia menjerit lalu lari keluar. Aqu dan Serah
sama-sama kaget. Untungnya si Ketty taqut sekali sama kakaknya sehingga
tetap menjadi rahasia bertiga. Sehingga orang tuanya tak mengetahui
skandal kami.
Sewaktu pembagian raport tiba, aqu deg-degan sekali. Ternyata.. nilai
Matematika, Fisika dan Kimianya adalah 8. Bahkan dia bisa masuk 10
besar. Orang tuanya sangat bangga padaqu. Aqu diberi uang banyak.
Selanjutnya kami membuat perjanjian, untuk semester depan agar aqu
mengajar dia lagi. Selama kurang lebih 2 minggu aqu tak bertemu Serah
kerana orang tuanya mengajaknya liburan ke Bali. Walaupun aqu sekarang
tak mengajar Serah, tapi aqu sering mengunjunginya kalo orang tuanya
sedang tak berada di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar