UNITED4D - Setahun telah kejadian yg tragis itu lewat dan kini aqu telah mulai bisa melupakan bayg-bayg peristiwa itu, aqu telah kembali ceria dan telah mau bergaul dgn lingkungan di sekitarku.
Baca juga :
Baca juga :
Diperkosa Preman
Namaqu Lisa kini umurku 28 tahun dan aqu masih bekerja di tempat yg sama seperti setahun yg lalu, walaupun aqu masih agak syok dgn kejadian setahun yg lalu, tapi aqu tetap merawat diriku sendiri, teman-teman kantorku bilang, sekarang aqu terlihat makin cantik dan seksi, memang aqu merasa bangga dgn kecantikan yg kumiliki, kulit yg putih mulus, buah dada yg besar dan badan yg seksi, aqu ingin selalu terlihat cantik, walaupun kenyataannya aqu telah tak perawan lagi akibat perkosaan yg kualami setahun yg lalu.
Waktu ini Bernike pun bekerja di kantorku, aqu sengaja merekomendasikan Bernike ke atasanku agar dia di terima bekerja di kantorku, supaya aqu mempunyai teman untuk ngobrol dan berbagi cerita, walaupun begitu, kita tak lagi pernah membicarakan peristiwa yg tragis itu.
“Ke.. Ada karyawan baru lho.. Di kantor kita” ujarku pada Bernike yg waktu itu sedang membereskan meja kerjanya.
“o.. Ya.. Perempuan.. Cowok..?” tanya Bernike.
“Ada dua orang Ke.. Dan semuanya perempuan, kita yg ditugasin ngasih training kerja ke mereka hari ini..” jawabku, sembari memperhatikan Bernike yg hari ini terlihat sangat cantik dgn pakaian kerjanya, Bernike waktu ini mengenakan rok span pendek warna biru dgn blus putih dan blazer senada roknya, dia juga melingkari lehernya yg jenjang dgn syal kecil berwarna biru muda, Bernike memang sangat cantik, apalagi rambutnya sekarang telah panjang.
“Kapan mulainya Kak Lisa..?” tanya Bernike lagi, sembari mengenakan sepatu hak tingginya.
“Ya sekarang non.. Cepetan siap siap..” seruku.
Singkat cerita, kita telah bertemu dan berkenalan dgn kedua pegawai baru itu. yg pertama namanya Alfa, umurnya 28 tahun sama dgn umurqu. Wajahnya lumayan cantik dgn rambut ikal sebahu, Alfa berkacamata, tapi itu malah membuat wajahnya semakin menarik, tingginya sama dgnku, sekitar 165 cm, badannya padat berisi. Waktu ini Alfa mengenakan rok putih pendek dan kemeja biru, khas pakaian kerja.
Pegawai yg kedua, Sandra, wajahnya biasa biasa aja dan kulitnya sedikit gelap, tapi bentuk badannya.. Ya ampun.. Seksi banget, postur badan Sandra lumayan tinggi dgn kaki yg jenjang dan pinggul yg kecil, dibalut rok pendek berwarna hitam, benar benar seksi, apalagi buah dadanya juga termasuk besar untuk perempuan se umurnya, seperti hendak menyembul keluar dari blus hitamnya yg ketat.
Waktu itu kita ditugaskan untuk memantau proyek pembangunan gedung yg dikerjakan oleh perusahaan kita, jaraknya lumayan jauh, sehingga kita harus segera berangkat.
Waktu telah menunjukan jam 11 siang waktu kita tiba di proyek pembangunan itu, dan kita langsung menemui dua orang pimpinan proyek di situ, namanya bapak Marcel dan Paul, sebelumnya aqu memang telah membuat janji dgn mereka.
“Kita makan siang dulu yuk..” ajak Pak Marcel kepada kita.
“Astaga..!! Telah jam 12 rupanya..” seruku.
Aqu memang tak sadar karena asyik membicarakan pekerjaan dgn mereka.
“Iya nih Kak Lisa.. Kita kan telah laper.. Iyakan..” seru Bernike sembari melihat ke arah Alfa dan Sandra, yg langsung di sambut oleh anggukan kepala mereka berdua.
Akhirnya kita berlima pergi ke restoran pilihan Pak Marcel.
“Gimana..? Enak kan makanan di sini.. Saya biasa makan siang di sini dgn Pak Paul” komentar Pak Marcel.
“Iya.. Makanan disini nggak bikin bosen” sambung Pak Paul sembari terus mengunyah makanannya.
“Wah pinter juga nih Pak Marcel milih tempat makan..” jawabku sembari meminum jus jeruk kesukaanku, sementara Bernike, Alfa dan Sandra masih tetap sibuk menikmati makanan mereka masing masing.
Tapi mendadak aqu merasa kepalaqu pusing dan mataqu berkunang kunang setelah meminum jus jeruk tadi.
“Permisi.. Saya mau ke toilet dulu..” ujarku sembari mencoba berdiri dan berjalan ke arah toilet, tapi rupanya aqu telah tak kuat lagi menahan pusing yg menyerang kepalaqu, aqu langsung ambruk, beruntung Pak Marcel dgn sigap langsung menangkap badanku agar aqu tak jatuh ke lantai, aqu masih sempat mendengar Pak Marcel memanggil namaqu sebelum akhirnya aqu tak sadarkan diri.
“.. Oughh..” aqu mulai siuman dari pingsanku, tapi aqu merasakan badanku kelu dan pegal, rupanya kedua tanganku terikat ke sebuah tiang yg berada di belakangku dan mulutku di plester dgn lakban, rupanya waktu ini aqu berada dalem sebuah ruangan yg mirip gudang atau bengkel yg entah berada di daerah mana, dalem keadaan masih setengah sadar samar-samar aqu melihat di depanku, Paul dan Marcel sedang menggumuli badan Sandra yg masih pingsan di atas kap mobil kijang perusahaanku, seketika itu juga aqu terkesiap, darahku seperti berhenti mengalir dan jantungku pun seperti berhenti berdetak, aqu terbayg kembali kejadian setahun yg lalu waktu kita diperkosa oleh orang orang yg tak kita kenal.
Waktu itu tampak kulihat Paul sedang merobek blus hitam Sandra dgn pisau, lalu memotong bra nya sehingga buah dada Sandra yg besar langsung mencuat ke luar, Paul tampak sangat bernafsu sekali memandangi buah dada Sandra yg telah terbuka itu.
“Gila Cell.. Toketnya gede banget..!!” seru Paul kepada Marcel sembari mulai meremas dan menciumi buah dada Sandra, tapi waktu itu Marcel tak menjawab karena sedang sibuk menciumi kemaluan Sandra yg telah terbuka lebar, waktu itu badan Sandra telah benar benar dalem keadaan bugil, mendadak Marcel berdiri dan menurunkan resleting celananya sendiri, lalu mengeluarkan gagang kemaluannya, kemudian Marcel memposisikan badannya di antara selangkangan Sandra, dan mulai menempelkan dan menggesek gesekan kemaluannya di bibir kemaluan Sandra.
“Gua telah nggak tahan lagi ni Ul..” gumam Marcel sembari berusaha memasukkan kemaluannya ke dalem lubang kemaluan Sandra yg sempit itu, seketika itu juga Sandra langsung terbangun karena merasakan sakit yg bukan kepalang di kemaluannya.
“Apa yg kalian laqukan.. Hentikann.. Tolonngg..!!” jerit Sandra ketaqutan sembari meronta ronta, tapi dgn sigap Paul langsung memegang ke dua tangan Sandra dan membekap bibir perempuan itu dgn mulutnya sendiri, sehingga Sandra tak dapat menjerit jerit lagi.
Sandra makin meronta dan melejang lejangkan badannya waktu Marcel mulai mendorongkan lagi kemaluannya ke dalem lubang kemaluan Sandra, sementara Paul masih sibuk mengulum bibir perempuan itu, menggigitnya dan memainkan lidahnya di dalem mulut Sandra, seperempat telah kemaluan Marcel menyeruak masuk di dalem kemaluan Sandra, waktu tiba-tiba badannya menegang, dia langsung mencabut gagang kemaluannya, mengocoknya sebentar lalu menyemprotkan cairan air maninya ke atas perut Sandra, Marcel telah klimaks sebelum sempat menerobos keperawanan Sandra.
“Gila.. Nih perempuan.. Sempit banget.. Gua sampai nggak tahan.. Gantian elu deh Ul..” ujar Marcel sembari bertukar posisi dgn Paul.
“Pasti bisa gua perawanin nih perempuan..” jawab Paul yg mulai mengarahkan gagang kemaluannya ke bibir kemaluan Sandra.
“Jahanam kaliann.. Lepaskan saya.. Lepaskann..!! Bajingan kalian..!!” jerit Sandra, waktu mendadak dari dalem mobil terdengar teriakan minta tolong, Marcel dan Paul saling berpandangan, seketika mereka langsung menghentikan kegiatannya, Marcel langsung menampar wajah Sandra dgn keras sehingga Sandra kembali tak sadarkan diri, sementara Paul langsung menuju pintu depan mobil, membukanya dan langsung menarik badan Alfa yg rupanya telah siuman dari pingsannya.
“Brengsek lu.. Gangguin orang lagi seneng aja” bentak Paul sembari menjambak rambut Alfa dan mencengkeram krah bajunya, kemudian menyeretnya ke arah sebuah meja kayu yg berada di pojok ruangan.
“Hentikann.. Mau di apakan saya..!! jerit Alfa sembari meronta ronta.
Tapi sial bagi Alfa rontaan dan lejangan kakinya justru membuat roknya tersingkap lebar, memperlihatkan paha dan selangkangannya yg putih mulus. Melihat pemandangan yg merangsang itu, Marcel bangkit lagi nafsu birahinya, dia langsung mendatangi Alfa yg waktu itu telah di hempaskan oleh Paul ke atas meja, Alfa masih berusaha berontak waktu Marcel dgn sigap menyergap dan menindih badan Alfa, sementara tangannya dgn ganas berusaha melucuti kemeja biru yg dikenakannya, Marcel dgn kasar menarik dan merobek robek kemeja yg dikenakan Alfa sehingga kancing kemejanya bermentalan kemana mana.gairah bokep
“Jangann.. Tolong.. Lepaskan saya.. Hentikann..!!” jerit Alfa sembari tangannya berusaha menutupi buah dadanya yg terbuka waktu Marcel merenggut branya dan mencampakannya ke lantai.
Marcel yg telah diliputi oleh nafsu bejadnya kemudian menepiskan kedua tangan Alfa dan terlihatlah buah dadanya yg padat itu menyembul ke atas dgn puting susunya yg berwarna coklat muda.
“Ohh.. Ss.. Jangann.. Ss.. Hentikann.. Saya tak mau.. Lepaskan saya..” jerit Alfa dgn suara parau, ketika Marcel mulai menciumi buah dadanya, sementara tangan kanannya aktif bermain diselangkangan Alfa, mendadak Alfa tersentak dan kembali menjerit waktu Marcel dgn kasar merobek roknya dan berusaha merenggut celana dalemnya.
“Jangann.. Jangann perkosa saya.. Lepasskann..!!” jerit Alfa sembari menangis dan meronta sejadi jadinya, kedua tangannya berusaha memukul dan mencakari wajah Marcel, sementara kedua kakinya menendang kesana kemari berusaha menyingkirkan badan Marcel yg menindihnya, sembari mulutnya tetap menjerit-jerit minta tolong.
Merasa kesal dgn kelaquan Alfa yg tak mau menyerah itu, Marcel langsung melaygkan tangannya ke wajah Alfa.
“Brengsek lu, mau main kasar sama gua hah..!!” bentak Marcel sembari mendaratkan tamparannya di wajah Alfa.
Plak.. Plak.. Tangan Marcel yg kasar mendarat dua kali di pipi kiri Alfa yg langsung membuatnya berhenti menjerit, kemudian bukk.. Satu tonjokkan keras menyusul di pipi kanannya membuat perempuan itu langsung pingsan seketika.
Sementara itu Paul sedang sibuk mengerjai diriku, mulutnya berusaha menciumi bibirku, dan tangannya dgn kasar menggeraygi dan meremas remas buah dadaqu, aqu hanya bisa memalingkan wajahku menghindari terkaman mulutnya yg berusaha mencium bibirku.
“Bajingan kau Paul.. Lepasskan aqu.. Atau aqu laporkan ke polisi..!!” Bentakku dgn marah..
“Silahkan.. kalau lu mau mampuss..!!” balas Paul dgn nada mengancam, sembari terus berusaha menciumi bibirku.
“Oke.. Sekarang lu pilih, elu isep punya gua, atau lu gua perkosa” bentak Paul yg membuatku langsung terkesiap dan merinding mendengar tantangannya itu.
“Gua setuju, kalau elu bisa muasin Paul dalem 10 menit, gua nggak jadi perkosa teman lu ini..” sambung Marcel dari pojok ruangan.
Sekilas aqu melirik ke arah Marcel yg masih menggumuli badan Alfa. Waktu itu Alfa masih pingsan, kondisi perempuan itu sungguh mengenaskan, kaca matanya terlepas dan pakaiannya telah compang camping, rok putihnya robek besar di sana-sini, sementara celana dalemnya menggantung di betis sebelah kirinya. Aqu terperangah waktu kulihat Marcel mulai merenggangkan kedua belah kaki jenjang Alfa yg masih mengenakan sepatu hak tingginya itu dan meletakkannya diatas pundak kiri kanannya, sembari tangannya memain mainkan gagang kemaluannya di bibir kemaluan Alfa.
“Biadab kalian.. Bangsat.. Binatang..!!” makiku disela sela gelak tawa mereka berdua..
“Gimana..? Elu setuju nggak Li..?” seru Marcel, sementara Paul terus menertawaiku penuh kemenangan.. Jahanam mereka.. Tapi aqu tak punya pilihan lain.. Dari pada diperkosa oleh mereka.. Pikirku ketaqutan..
“Oke.. Oke.. Ssaaya.. Turutin kemauan kalian..” jawabku panik waktu kulihat Marcel mulai memasukkan gagang kemaluannya ke dalem lubang kemaluan Alfa.
“Tapi kalian harus janji.. Melepaskan kita semua..!!” seruku tergagap.
“Lisaa.. Lisaa.. Lu nggak usah taqut kita ini orang yg tepat janji..”
Balas Paul sembari melepaskan ikatan kedua tanganku, aqu masih mengusap kedua pergelangan tanganku yg terasa kaqu akibat kelamaan di ikat, waktu Paul dgn tergesa-gesa membuka celana panjangnya dan mengeluarkan gagang kemaluannya.gairah perawan
“Cepetan Li.. Waktu terus berjalan.. Nasib teman-teman lu ada di elu” teriak Marcel.
Waktu itu perasaanku sangat galau dan bimbang, bercampur dgn ketaqutan yg luar biasa, seumur hidup aqu belum pernah melaqukan perbuatan seperti itu, mengoral kemaluan laki laki, tapi.. biarlah, demi kebebasan teman-temanku. Walaupun aqu merasa sangat terhina di perlaqukan seperti itu oleh mereka berdua.
Mendadak Paul dgn kasar menarikku dan memaksaqu untuk berlutut di depan selangkangannya kemudian dia mendorongkan wajahku ke arahnya sehingga kemaluannya mengenai bibirku, dgn gemetar kugenggam gagang kemaluan si keparat itu, dan mulai kukocok dgn perlahan sembari memalingkan wajahku menahan perasaan jijik. Tapi rupanya Paul kurang puas, dia lalu menjambak rambutku, sembari satu tangannya memasukan gagang kemaluannya dgn paksa ke mulutku yg kecil.
“Uurrghh..” aqu gelagapan menerima kemaluannya di mulutku.
“Aahh.. Lisaa.. Puasin gua.. kalau nggak.. Ntar elu gua perkosa.. Sshh.. Enak banget Lisaa..” desah Paul meracau sembari memaju mundurkan pantatnya mengocok gagang kemaluannya didalem mulutku.
“Cepet.. Lisa.. Waktunya telah hampir habis lho” ujar Marcel menaqutiku, sembari mendorongkan kemaluannya ke dalem kemaluan Alfa sehingga kepala kemaluannya terbenam di dalem lubang kemaluan perempuan itu.
Aqu makin panik..!! Di tengah tengah keputusasaanku aqu mencoba memaju-mundurkan kepalaqu sendiri mengoral kemaluan Paul, sementara tangan kananku mengocok gagang kemaluannya, berharap dia cepat-cepat mencapai klimaks.
Aqu telah sangat jijik dan hampir muntah, ketika mendadak Paul menjambak dan meremas rambutku dgn keras lalu menarik kepalaqu ke arah selangkangannya.
“Sshh.. Lisaa..!!” Paul menyebut namaqu, sembari membenamkan seluruh gagang kemaluannya ke dalem mulutku, sementara tangannya makin keras menarik kepalaqu sehingga gagang kemaluannya makin menyeruak masuk sampai ke batas tenggorokanku, aqu merasakan cairan hangat menyemprot dan memenuhi rongga mulutku, sebagian langsung masuk melalui kerongkonganku tanpa bisa kucegah, Paul masih sempat menyentakkan kemaluannya beberapa kali, sebelum akhirnya mengeluarkan gagang kemaluannya dari mulutku, aqu langsung terbatuk, nafasku tersengal-sengal berusaha bernafas dgn lega, aqu merasakan sisa sisa cairan air maninya yg hangat keluar dari sela sela bibirku lalu jatuh di atas rok spanku. Waktu itu aqu masih dalem posisi duduk bersimpuh dgn kedua tangan kuletakan di lantai, menopang badanku yg masih lemas karena perlaquan Paul yg beringas itu.
“Oke.. Saya telah turuti kemauan kalian.. Sekarang.. Lepaskan kita semua..” seruku menagih janji mereka.
“Oke.. Oke gua bebasin elu semua.. Tapi setelah inii..!!” seru Marcel sembari menghujamkan kemaluannya ke dalem lubang kemaluan Alfa dan terus mendorongnya sampai terbenam seluruhnya di dalem lubang kemaluan perempuan itu.
“Ugghh..”
Alfa yg masih pingsan itu sempat melenguh pelan waktu kemaluan Marcel dgn paksa menyeruak masuk membobol keperawanannya, bibir kemaluannya sampai ikut melesak masuk tertarik oleh gagang kemaluan Marcel.
“Jahanam.. kalian.. Biadab..!! Lepaskan diaa.. kalian telah janjii..!!” teriakku sangat marah karena telah di perdaya oleh mereka.
Seketika aqu berdiri dan langsung menyerbu ke arah Marcel yg waktu itu sedang asyik menaik turunkan badannya di atas badan Alfa, ingin sekali aqu membunuh bajingan itu sekarang juga, tapi tiba-tiba badanku tertarik ke arah samping, rupanya Paul dgn sigap telah menarik tanganku, dan langsung memelukku dari belakang, aqu berusaha meronta dgn sekuat tenaga melepaskan pelukannya, tapi Paul malah mendorongku sehingga kita berdua terjatuh di atas meja, tepat di depan Marcel yg sedang menggagahi badan Alfa, sekarang posisi badanku jadi tengkurap sementara Paul terus menindihku sehingga aqu sulit menggerakan badanku.
“Lepaskann.. Jahanam..!!” jeritku sembari memaki waktu kurasakan tangan Paul mulai menggeraygi dan meremas remas buah pantatku, kakinya berusaha merenggangkan kakiku sementara tangannya mulai masuk ke selangkanganku, mengusap usap bibir kemaluanqu dari balik celana dalem yg kukenakan, aqu kembali menjerit histeris waktu Paul dgn kasar menyingkapkan celana dalemku ke arah pinggir dan mulai memasukkan jarinya ke dalem lubang kemaluanku.
“Sshh.. Hentikann.. Ssakitt.. Perihh..” rintihku sembari berusaha meronta waktu Paul mulai mengocok jarinya di dalem lubang kemaluanqu, mendadak Paul mengeluarkan jarinya dari dalem kemaluanku, tangannya langsung menjambak rambutku dan menariknya ke belakang, membuat badanku ikut terangkat ke atas, sementara tangan satunya merengkuh badanku sembari tetap menarik rambutku, sehingga posisiku jadi merangkak membelakangi badannya.
“Hentikann.. Sakitt..” jeritku sembari tanganku berusaha menggapai tangannya yg menjambak rambutku, tapi tangannya malah makin keras mencengkeram rambutku sementara tangan yg satunya langsung menyingkapkan rok spanku dgn kasar ke arah atas, kemudian Paul memelorotkan celana dalemku sampai sebatas lutut.
“Jangann.. Jangan.. Perkosa saya..!!” aqu kembali menjerit panik.
“Maaf Lisa.. Gua nggak tahan Liat badan molek lu..” gumam Paul sembari mulai memainkan kemaluannya di kemaluanqu, menggesekannya dan sesekali memutar mutarkannya di bibir kemaluanku.
“Lisaa.. Elu cantik sekali.. Gua masukin sekarang ya..” ceracau Paul sembari mendorongkan gagang kemaluannya ke dalem lubang kemaluanqu.
Aqu hanya bisa memejamkan mata dan menangis waktu kurasakan kemaluan Paul amblas seluruhnya, terbenam ke dalem lubang kemaluanku.
“Ougghh.. Ohh.. Sakitt.. Sshh.. Lepasskann..!!”
Aqu merintih pelan berusaha menutupi hasrat birahi yg bergejolak dalem badanku, waktu Paul mulai memompa badanku, menyentak nyentakkan kemaluannya di dalem kemaluanqu, sehingga membuat badanku menggerinjal dan berguncang maju mundur mengikuti irama pompaannya, sementara tangannya dgn kasar merobek-robek kemeja yg ku kenakan, menarik lepas braqu dan melemparkannya ke lantai, kemudian Paul mulai meremas remas buah dadaqu sembari pantatnya tetap bergerak maju-mundur memompa kemaluanqu.
“Ohh.. Sshh.. Lepasskann.. Jangann.. Shh..” desahku pelan waktu Paul menyebadaniku dari belakang..
Waktu ini posisiku tepat menghadap ke arah Marcel yg masih sibuk menggarap badan mulus Alfa, kemaluannya menghujam keluar masuk di dalem lubang kemaluan Alfa, membuat bibir kemaluannya berwarna kemerahan akibat terus menerus di gesek oleh kemaluan Marcel, buah dadanya tampak menggeletar geletar mengikuti gunjangan badannya yg sedang di genjot oleh Marcel.
Kulihat Alfa mulai membuka matanya dgn perlahan, dia tampak sangat kaget waktu itu, raut mukanya menunjukkan ketaqutan dan kesakitan yg luar biasa.
“Jangan.. Ssakitt.. Ouhh.. Periihh.. Lepaskann..!!” seru Alfa sembari menangis dan meronta ronta, tapi Marcel malah memompanya dgn semakin cepat dan kasar, gagang kemaluannya tampak keluar masuk dgn cepat di dalem kemaluan Alfa, sementara badannya menghimpit dan menindih badan Alfa yg terlentang itu sembari mulutnya berusaha untuk menciumi bibir tipis perempuan itu.
“Toll.. Ongg.. Ssu.. Dd. Ahh.. Lepass.. Kann” jerit Alfa dgn nafas tersengal sengal, aqu sangat kasihan melihat keadaan dirinya, tapi aqu juga tak mampu menolongnya, karena waktu ini aqu juga sedang diperkosa.. Aqu menjulurkan tanganku menggapai tangannya dan menggenggamnya dgn erat, berusaha mengurangi penderitaannya.
Aqu masih menggenggam tangan Alfa dgn erat waktu kurasakan badanku makin terguncang dgn hebat, sementara kudengar Paul menggumam pelan..
“Lisaa.. Gua keluar..” sembari tangannya mencengkeram pinggulku dan menyentak nyentakan pantatnya, membuat gagang kemaluannya makin dalem tertanam di lubang kemaluanqu.
“Ughh.. Keluarkan kemaluanmu.. Keluarkann kemaluanmuu.. Jangan di dalaam..!!” jeritku panik.
Tapi Paul malah makin dalem menghujamkan gagang kemaluannya ke dalem lubang kemaluanku, aqu hanya bisa menangis dan memejamkan mata, merasakan kepedihan yg amat sangat, waktu kurasakan cairan hangat menyembur dan memenuhi lubang rahimku.
“Sorry Li.. Abis tanggung..” sahut Paul tersenyum penuh kemenangan sembari mencabut kemaluannya dari lubang kemaluanqu.
Sementara aqu masih menggenggam tangan Alfa waktu Marcel mulai memacu badan perempuan itu dgn cepat dan kemudian menghentakkan kemaluannya dgn kasar di dalem lubang kemaluan Alfa, badan Alfa melenting ke atas, matanya membeliak dan wajahnya tampak merasakan sakit yg amat sangat, bersamaan dgn itu badan Marcel mengejang, berejaqulasi dan memuntahkan cairan air maninya di dalem lubang kemaluan Alfa.
“Tidaakk..!!” jerit Alfa histeris, waktu cairan air mani Marcel memenuhi lubang rahimnya, tangannya makin kencang menggenggam tanganku sampai akhirnya melemah, badannya lemas, dia tak bisa lagi menjerit dan meronta, Alfa hanya bisa menangis tersedu menyesali tragedi yg menimpa dirinya, Marcel tertawa puas sembari mencabut kemaluannya dari kemaluan Alfa.Halamandewasa
“Ughh..” Alfa merintih lirih.. waktu kemaluan Marcel terlepas dari kemaluannya.. Tampak cairan air mani dan darah perawan Alfa meleleh ke luar dari sela sela bibir kemaluannya.
Badanku telah sangat lemas waktu Paul mengikat kedua pergelangan tanganku, kemudian mengikat kedua belah kakiku ke kaki meja, sehingga posisiku kini terbaring tengkurap dgn kedua belah kaki terpentang lebar karena Paul mengikat kaki kiri dan kananku di kaki meja yg berlainan, lalu Paul mengambil meja yg lain dan meletakkannya di sebelah meja tempatku berbaring.
Beberapa waktu kemudian Marcel membaringkan badan bugil Sandra yg masih pingsan ke atas meja di sebelah kananku, badannya di baringkan terlentang dgn posisi kedua kakinya menjuntai ke lantai, aqu menoleh ke kiri waktu ku lihat Paul sedang membaringkan badan Bernike yg masih pingsan itu ke atas meja di sebelah kiriku, dan mengikat kedua belah kaki Bernike ke kaki meja, posisinya terlentang dgn kedua kaki terpentang sehingga selangkangannya terbuka dgn lebar.
“Putih banget nih perempuan” gumam Paul sembari matanya memelototi paha Bernike yg putih mulus.
Kemudian dia mengeluarkan pisau lipat dari saqu celananya dan mulai merobek blus putih yg dikenakan Bernike, lalu meyelipkan pisaunya ke belahan bra Bernike dan memotongnya hingga putus, kini badan bagian atas Bernike tampak terbuka lebar, memperlihatkan buah dadanya yg putih mulus dgn putingnya yg coklat kemerahan.halamandewasa.com Lalu Paul mengarahkan pisaunya ke sela-sela rok span biru yg dikenakan Bernike dan mulai merobeknya dari atas hingga bawah, kemudian memotong celana dalem perempuan itu dan mencampakkannya ke lantai.
Kini badan Bernike benar-benar telanjang, hanya tinggal syal birunya saja yg masih melingkar di leher jenjangnya, selangkangannya tampak terbuka lebar memperlihatkan kemaluannya yg di tumbuhi bulu bulu halus di sekitarnya.
Paul berjongkok di sisi perempuan itu dan mulai meraba raba bagian vital Bernike, mulutnya menciumi dan mengulum bibir Bernike yg ranum itu, sementara tangannya meremas remas buah dada Bernike sembari sesekali tangannya memilin milin puting perempuan itu, mendadak kudengar Sandra menjerit jerit ketaqutan, rupanya dia telah siuman dari pingsannya. Waktu itu Sandra sedang di kerjai oleh Marcel, mungkin Marcel masih penasaran karena tadi gagal membobol keperempuanan Sandra pikirku, nafas Sandra telihat tersengal-sengal, matanya membeLiak, sementara mulutnya tak berhenti menjerit-jerit.
“Jangann.. Jangan.. Lisaa.. Tolong Sandra Li.. Sakiitt..!!” jerit Sandra sembari badannya meronta berusaha melepaskan diri dari himpitan Marcel yg waktu itu sedang berusaha memasukkan kemaluannya ke dalem kemaluan Sandra, setengah telah kemaluan Marcel melesak masuk ke dalem lubang kemaluan Sandra.
“Gila luh, punya lu emang benar benar sempit..” ujar Marcel sembari terus mendorongkan gagang kemaluannya, membuat Sandra makin mengerang kesakitan, Sandra berusaha menarik badannya sendiri ke atas supaya gagang kemaluan Marcel bisa terlepas dari kemaluannya, tapi rupanya Marcel telah sangat bernafsu, ditariknya pinggang Sandra ke arah badannya, lalu Marcel menghentakkan pantatnya ke arah depan. Dgn sekali hujam amblaslah kemaluannya ke dalem lubang kemaluan Sandra.
“Tak..!! Lepasskan sayaa.. Tolongg..!!” jerit Sandra melolong kesakitan badannya melenting ke atas dan tangannya mencengkeram bibir meja dgn keras. Badannya mulai terguncang guncang dgn keras waktu Marcel mulai memompakan gagang kemaluannya ke dalem kemaluan Sandra sembari tangannya meremas-remas buah dada Sandra dgn kasar, perempuan itu memalingkan mukanya ke arahku, sepertinya dia tak sudi menatap wajah orang yg sedang memperkosanya itu. Sandra menatapku air matanya menetes dari matanya yg sayu, rambutnya yg panjang tergerai tak karuan, sebagian menutupi wajahnya.
“Sshh.. Lisaa.. Sakiitt” gumam Sandra lirih sembari menatap ke arahku dgn pandangan yg nanar dan putus asa, sepertinya Sandra masih tak percaya kalau waktu ini keperempuanannya telah terenggut, sesekali matanya terpejam menahan sakit, waktu Marcel terus menghujamkan gagang kemaluannya dan memompanya dgn kasar.
Sementara di sebelah kiriku, Paul masih sibuk menggeraygi badan mulus Bernike, melumat bibirnya, mengulum dan sesekali menggigit puting buah dadanya, lalu Paul berdiri dan memposisikan badannya di antara selangkangan Bernike, mengeluarkan kemaluannya dan mulai mengesek-gesekannya ke bibir kemaluan perempuan itu.
“Dari dulu gua telah ingin nidurin luh, makanya jangan sombong, gua jebol kemaluan lu sekarang..!!” gumam Paul sembari memandangi wajah Bernike yg cantik.
Lalu Paul meludahi telapak tangannya sendiri dan mengurapinya ke kepala kemaluannya, kemudian dia mulai mengarahkan gagang kemaluannya yg telah licin itu ke dalem kemaluan Bernike dan mendorongnya dgn perlahan, gagang kemaluan Paul masuk sedikit demi sedikit sampai akhirnya amblas seluruhnya ke dalem lubang kewanitaan Bernike, raut muka Paul tampak menunjukkan kenikmatan yg luar biasa, waktu seluruh gagang kemaluannya terbenam di lubang kemaluan perempuan itu, matanya sampai terpejam sementara tangannya menarik syal yg melilit di leher jenjang Bernike.
“Oughh.. Ssakitt..” gumam Bernike mulai tersadar dari pingsannya. Bernike kaget bukan kepalang waktu sadar ada yg menindih badannya, perempuan itu berusaha sekuat tenaga mendorong badan Paul yg menindih badannya, tapi terlambat, gagang kemaluan Paul telah menyeruak masuk dan terbenam seluruhnya ke dalem lubang kemaluannya yg memang telah tak perawan lagi.
“Aahh.. Perihh.. Kak.. Lisaa..!!” keluh Bernike sembari memalingkan wajahnya ke arahku waktu Paul mulai memompa badannya, badan Bernike berguncang beberapa kali sebelum akhirnya Paul menghentikan pompaannya.
“Payah lu Ke.. Cantik cantik tapi telah jebol..” sungut Paul kecewa sembari melepaskan gagang kemaluannya dari dalem lubang kemaluan perempuan itu.
“Ouhh..” Bernike mendesah pelan sembari memejamkan matanya waktu kemaluan Paul terlepas dari kemaluannya.
“Cell, gantian dong.. Gua juga ingin ngerasain perempuan item manis yg seksi itu” ujar Paul sembari menghampiri Marcel.
“oke..” sahut Marcel setuju, lalu melepaskan gagang kemaluannya dari kemaluan Sandra, sekarang gantian Paul yg memompa badan Sandra.
Dia menaikan kedua kaki perempuan itu ke atas pundaknya dan mulai memaju mundurkan pantatnya, membuat Sandra makin menjerit jerit kesakitan karena Paul memompanya dgn sangat kasar. Mendadak aqu merasakan badanku terdorong ke depan dan selangkanganku terasa sakit, rupanya waktu ini Marcel sedang berusaha memasukkan gagang kemaluannya ke dalem lubang kemaluanqu.
“Ouhh.. Jangaann.. Sakitt..!!” aqu melenguh pelan waktu Marcel menghujamkan gagang kemaluannya dan mulai memompa kemaluanqu.
Beberapa waktu kemudian Marcel melepaskan kemaluannya dari kemaluanku dan berjalan menghampiri badan Bernike yg waktu itu kembali menjerit jerit ketaqutan, tapi rupanya Marcel telah tak peduli, dia langsung menyergap badan Bernike dan memasukkan gagang kemaluannya dgn paksa ke dalem lubang kemaluan perempuan itu, kemudian mulai memompanya sembari tangannya memegangi pinggang Bernike
“Oughh.. Perihh.. Sshh.. Sakiitt.. Kak.. Lisaa.. Bernike diperkosa lagi.. Kak.. Sshh” ucap Bernike lirih menatapku sembari menangis.
“Ahh..” aqu terpekik pelan waktu tangan Marcel hinggap di selangkanganku dan mulai memasukan jarinya ke dalem lubang kemaluanqu, aqu berusaha menggeser badanku, menjauhkan kemaluanku dari tangannya, tapi sia sia karena waktu ini kedua tangan dan kakiku terikat dgn erat, aqu hanya bisa menangis dan tertunduk tak berdaya waktu Marcel menyebadani Bernike sembari mengocok lubang kemaluanqu dgn jarinya.
Hari itu kita di perkosa secara bergiliran oleh mereka, bergantian mereka menggarap badanku, badan Bernike, Sandra dan sesekali mereka juga menyebadani badan Alfa yg waktu itu telah kembali pingsan karena tak kuat menahan sakit yg mendera kemaluannya.
Aqu telah sangat lemah waktu kudengar Marcel menggeram di sebelahku, badannya bergetar hebat, dia menghentakan pantatnya ke arah depan, menghujamkan seluruh gagang kemaluannya di dalem lubang kewanitaan Bernike, sementara kedua tangannya mencengkeram rambut Bernike.
“Jangan.. Lepaskan.. Jangan.. didalem..!!” jerit Bernike lemah dan putus asa, kepalanya tertunduk dan tangannya memukul-mukul permukaan meja waktu Marcel memuntahkan seluruh cairan air maninya ke dalem lubang rahim Bernike.
Bersamaan dgn itu kudengar Sandra menjerit histeris, rupanya Paul juga telah berejaqulasi di dalem lubang kemaluannya, cairan putih kental bercampur dgn darah perawan Sandra tampak berlelehan di sekitar bibir kemaluannya waktu Paul mencabut gagang kemaluannya dari lubang kemaluan perempuan itu. Sandra masih menangis sesenggukan waktu mendadak dari arah luar terdengar bunyi gaduh, Marcel yg waktu itu masih membetulkan letak celananya berpandangan dgn Paul.halamandewasa.com Seketika mereka berlari memburu ke arah datangnya suara gaduh tersebut, sewaktu kemudian terdengar jeritan seorang perempuan disertai dgn bentakkan Paul beberapa kali sebelum mereka kembali masuk ke ruangan sembari menyeret badan seorang perempuan yg waktu itu meronta ronta berusaha melepaskan diri.
“Lepaskan.. Lepaskan..” jerit perempuan itu.
Paul dgn reflek membekap mulut perempuan itu sembari memeluknya dari belakang, sementara Marcel sibuk membongkar dan menumpahkan semua isi tas perempuan itu lalu memeriksa barang barangnya satu persatu.
“Namanya Melodie Ul.. Umurnya baru 24 tahun” ujar Marcel menunjukan selembar KTP kepada Paul.
“Ngapain lu disini..?” bentak Paul sembari tangannya melepaskan bekapannya dari mulut Melodie.
“Uff.. Tolong.. Lepaskan saya.. Ssaya hanya lewat..” jawab Melodie ketaqutan.
“Bohong Ul.. Dia pasti telah Liat perbuatan kita tadi..” potong Marcel.
“Terus gimana dong Cell..?” tanya Paul.
“Ya telah kita perkosa aja sekalian..!! Lagi pula sayg kalau perempuan secantik ini kita lepasin..” seru Marcel.
Melodie langsung menjerit ketaqutan mendengar perkataan Marcel, badannya kembali meronta ronta berusaha melepaskan diri dari dekapan Paul.
“Percuma teriak-teriak, nggak akan ada yg denger suara lu di sini..” seru Paul sembari tetap memeluk badan Melodie dari belakang, sementara satu tangannya mulai meremas remas buah dada perempuan itu.
“Jangann.. Lepaskan.. Saya.. Saya.. Mohoon.. Saya masih perawan.. Jangan.. Perkosa sayaa.. Tolongg..!!” jerit Melodie makin ketaqutan. Sembari kedua tangannya berusaha melepaskan dekapan tangan Paul dari badannya.
“Tapi cepetan Ul, entar kita ketinggalan pesawat” ujar Marcel kepada Paul yg waktu sedang menciumi leher dan pundak perempuan itu.
Rupanya mereka berdua telah berencana untuk memperkosa kita dan sekarang mungkin mereka hendak kabur ke luar kota atau bahkan ke luar negeri.. Bajingan mereka.. Pikirku dgn perasaan geram.
“Ya telah.. Langsung lu jebol aja Lex..” jawab Paul.
Lalu tangannya bergerak cepat merobek kaos yg dikenakan oleh Melodie, kemudian merenggut branya hingga terlepas sembari tangan yg satunya tetap memeluk badan Melodie dari belakang, sementara Marcel dgn beringas berusaha melucuti celana jeans yg dikenakan oleh Melodie, memelorotkannya dan menariknya hingga terlepas dari kedua kakinya, sehingga waktu ini Melodie hanya tinggal mengenakan celana dalemnya saja.
Badan mulusnya telah terbuka waktu Marcel mengangkat kedua belah kaki perempuan itu sebatas pinggangnya dan memposisikan badannya diantara selangkangan Melodie, sekarang posisi badan Melodie tampak menggantung di antara badan Paul dan Marcel, Melodie menjerit jerit dan mulai menangis waktu Marcel menyingkapkan celana dalemnya ke arah samping dan mulai menghujamkan gagang kemaluannya ke lubang kemaluan Melodie yg kering kerontang itu.
“Jangan.. Jangan.. Perkosa saya..!!” pinta Melodie memelas sembari meronta berusaha melepaskan badannya dari dekapan Paul, kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sehingga rambut panjangnya yg menjuntai ke bawah itu ikut tersibak.
“Cepetan Cell.. Abis itu gantian gua..” ujar Paul sembari tetap menopang badan Melodie.
“Iya.. Tapi sempit banget nih perempuan..” jawab Marcel sembari terus mendorongkan kemaluannya ke dalem lubang kewanitaan Melodie, membuat perempuan itu makin menjerit dan meronta kesakitan, kakinya melejang lejang berusah lepas dari cengkeraman tangan Marcel, sementara kedua tangannya menggapai dan meraih leher Paul berusaha mencari posisi untuk mendorongkan badannya, tapi semuanya itu sia sia karena tenaga Marcel dan Paul lebih kuat dari tenaganya.
“Arghh.. Saakitt.. Lepaskann.. Sakitt..!!” jerit Melodie parau, lalu menggigit bibirnya sendiri, matanya membeliak menahan sakit yg mendera selangkangannya, seluruh urat-uratnya menegang, kepalanya terdongak dan badannya melenting ke atas sembari kedua tangannya makin erat merangkul leher Paul, waktu Marcel berhasil menghujamkan seluruh gagang kemaluannya dan membenamkannya dalem-dalem ke lubang kemaluannya.
“Periihh..” rintih Melodie pelan sembari menangis meratapi keperempuanannya yg telah direnggut paksa oleh Marcel.
Badan Melodie terguncang-guncang dgn keras, membuat buah dadanya yg indah dan besar itu juga ikut menggeletar waktu Marcel memompanya dgn kasar. Gagang kemaluannya tampak bergerak maju mundur bergesekan dgn celana dalem Melodie yg tersingkap ke samping, mendadak badan Marcel menegang, dia melepaskan kedua tangannya dari kaki Melodie dan langsung merengkuh pinggang perempuan itu, kemudian menariknya ke atas dan mendesakkan badannya sendiri ke arah selangkangan Melodie supaya gagang kemaluannya dapat melesak dan terbenam lebih dalem di lubang kemaluan perempuan itu, Marcel mendengus keras waktu kemaluannya memuncratkan seluruh cairan air maninya ke dalem lubang kewanitaan Melodie.
Melodie hanya melenguh pelan waktu merasakan cairan air mani Marcel memenuhi lubang rahimnya, darah perawan Melodie tampak menetes dari bibir kemaluannya waktu Marcel mencabut gagang kemaluannya dan bertukar posisi dgn Paul yg telah bernafsu untuk menggagahi badan telanjang Melodie.
Paul masih sempat merobek celana dalem perempuan itu dan melemparkannya ke arah Bernike sebelum dia mulai memperkosa dan menyebadani badan indah Melodie..
Akhirnya mereka berdua pergi meninggalkan kita dgn tawa penuh kemenangan, waktu itu kita benar-benar tak berdaya, kita hanya bisa menyesali peristiwa naas ini, menangis dan berpelukan satu sama lain, berharap semoga kita tak sampai hamil akibat perbuatan mereka.
Dalem hati aqu memaki dan menyumpahi mereka, mudah mudahan suatu waktu kelak, anak, istri atau keluarga mereka akan merasakan bagaimana sakitnya diperkosa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar