UNITED4D - Tak tahu kenapa sabtu sore itu, saya terasa males banget jalan sama pacarku. Niatan sih di rumah saja namun baru jam 5 sore saya sdh jemu dirumah.
Baca Juga :
“Anjrit! Nikmatnya ngapain ya? ” gerutuku dalam hati.
“Sms Siska saja ah.. ” lalu kuambil handphoneku ku ; ‘hai, Sis lagi diapain lo? ’canda ku. Siska rekan kantor ku, kami begitu akrab.
Kebetulan kami keduanya sama sukai travelling, pernah kami jalan bareng ke pulau bali beberapa hari tentu saja tanpa sepengetahuan pacarku. Nikmatnya bila jalan sama Siska, dia cewek yg independent, tdk ingin tergantung pada orang lain. Mungkin saja lantaran mengerti kalau kami tdk ada komitment. -cerita seks paling baru– Saya juga begitu menghormatinya.
Cerita dewasa paling baru, Tdk tidak sering waktu travelling, untuk menghemat cost kami CI bareng, tidur bareng satu ranjang namun belum pernah peristiwa beberapa macam. Memanglah saya akui jika muka dia bukanlah tipeku namun yg lain, bodynya cewek banget! Terlebih payudaranya itu lo, lumayan montok.
‘Tiitt tiitt.. tiitt tiitt’ sms masuk
‘lagi dirumah, mengapa memang? tidak ngapel loe? ’. kubalas
‘lagi cuti nonton saja yuk di Metropole bete nih’kemudian
‘Ayo, jemput gue ya di UKI 30 menit lagi’
‘Ok’, jawabku.
Siska tinggal di daerah Cibinong, saya sendiri belum pernah main ke rumahnya. Kami senantiasa janjian di UKI bila menginginkan jalan bareng. Sesampainya di Metropole film akan segera diputar. Waktu itu, kami nonton film Batman. Saya yg tentukan, Siska nurut saja. Seperti umum nonton ya nonton namanya sama rekan. Film usai jam setengah sepuluh.
“Laper banget nih makan yuk” ajak ku.
Lalu kami menuju ke samping bioskop lantaran ada yg jual ikan bakar, lumayan enak. Usai makan,
“Kemana lagi nih Sis, ingin balik loe? ”
“Sms Siska saja ah.. ” lalu kuambil handphoneku ku ; ‘hai, Sis lagi diapain lo? ’canda ku. Siska rekan kantor ku, kami begitu akrab.
Kebetulan kami keduanya sama sukai travelling, pernah kami jalan bareng ke pulau bali beberapa hari tentu saja tanpa sepengetahuan pacarku. Nikmatnya bila jalan sama Siska, dia cewek yg independent, tdk ingin tergantung pada orang lain. Mungkin saja lantaran mengerti kalau kami tdk ada komitment. -cerita seks paling baru– Saya juga begitu menghormatinya.
Cerita dewasa paling baru, Tdk tidak sering waktu travelling, untuk menghemat cost kami CI bareng, tidur bareng satu ranjang namun belum pernah peristiwa beberapa macam. Memanglah saya akui jika muka dia bukanlah tipeku namun yg lain, bodynya cewek banget! Terlebih payudaranya itu lo, lumayan montok.
‘Tiitt tiitt.. tiitt tiitt’ sms masuk
‘lagi dirumah, mengapa memang? tidak ngapel loe? ’. kubalas
‘lagi cuti nonton saja yuk di Metropole bete nih’kemudian
‘Ayo, jemput gue ya di UKI 30 menit lagi’
‘Ok’, jawabku.
Siska tinggal di daerah Cibinong, saya sendiri belum pernah main ke rumahnya. Kami senantiasa janjian di UKI bila menginginkan jalan bareng. Sesampainya di Metropole film akan segera diputar. Waktu itu, kami nonton film Batman. Saya yg tentukan, Siska nurut saja. Seperti umum nonton ya nonton namanya sama rekan. Film usai jam setengah sepuluh.
“Laper banget nih makan yuk” ajak ku.
Lalu kami menuju ke samping bioskop lantaran ada yg jual ikan bakar, lumayan enak. Usai makan,
“Kemana lagi nih Sis, ingin balik loe? ”
“Abis ingin kemana lagi? namun gue ingin nginep di tante gue di rawasari” jawabnya.
“Emang lo sendiri ingin kemana? ”
“Lagi males balik nih, CI yuk? ” jawabku asal.
“Orang hilang ingatan! Seperti tempat tinggal loe jauh saja. Memang tidak dicariin orang tempat tinggal? ” seru nya.
“Yeeee.. dibilangin lagi males balik, jika orang tempat tinggal mudah deh. Ingin kan? ” saya sedikit memelas.
“Ya telah deh, kebetulah gue juga belum telpon tante gue jika ingin nginep. Ingin CI di mana memang? ” tanyanya lalu.
“Deket sini saja, gue ambillah motor gue dahulu ya…”
5 menit lalu kami tiba di satu hotel di bilangan Cikini. Sesungguhnya saya sdh sekian kali CI di hotel itu dgn pacarku serta kelihatannya Siska faham bakal hal semacam itu. Lantaran waktu petugas loby tawarkan antar. Saya katakan, ’gak butuh mas, terima kasih’. Saya gandeng Siska menuju lift untuk naik ke lantai 3.
“Udah kerap ke sini ya? ” tanyanya saat ada di lift.
“Gak juga sihhh! ” jawabku.
“Emang lo sendiri ingin kemana? ”
“Lagi males balik nih, CI yuk? ” jawabku asal.
“Orang hilang ingatan! Seperti tempat tinggal loe jauh saja. Memang tidak dicariin orang tempat tinggal? ” seru nya.
“Yeeee.. dibilangin lagi males balik, jika orang tempat tinggal mudah deh. Ingin kan? ” saya sedikit memelas.
“Ya telah deh, kebetulah gue juga belum telpon tante gue jika ingin nginep. Ingin CI di mana memang? ” tanyanya lalu.
“Deket sini saja, gue ambillah motor gue dahulu ya…”
5 menit lalu kami tiba di satu hotel di bilangan Cikini. Sesungguhnya saya sdh sekian kali CI di hotel itu dgn pacarku serta kelihatannya Siska faham bakal hal semacam itu. Lantaran waktu petugas loby tawarkan antar. Saya katakan, ’gak butuh mas, terima kasih’. Saya gandeng Siska menuju lift untuk naik ke lantai 3.
“Udah kerap ke sini ya? ” tanyanya saat ada di lift.
“Gak juga sihhh! ” jawabku.
Sesampainya di kamar, saya meghidupkan AC, TV serta mencari channel yg menarik. Siska tampak menyesuaikan dgn ruang kamar. Dia buka hordeng, melihat-lihat keluar sebentar serta menutupnya lagi. Kubuka soft drink yg pernah kubeli saat di lobby.
“Mau? ” kutawarkan ke Siska.
Diambilnya sekaleng soft drink dari tanganku, diminumnya seteguk.
“Gue mandi dahulu ya, tubuh sepertinya lengket nih” ucapnya lalu.
“Gue juga, mandi bareng yuk” ujarku.
Dia mencibir,
”Dasar! memang berani? ” tanpa ada melihatku dia jalan ke kamar mandi serta tutup pintu.
Saya melanjutkan nonton tv sembari duduk di atas kasur. Mataku kearah tv namun tdk dgn otakku. 3 menit perang batin, pada akhirnya saya mengambil langkah ke kamar mandi, ku ketuk pintu kamar mandi.
“Sis gue masuk ya.. ” ujarku.
“Mau ngapain? Gue telah bugil nih” jawabnya dgn nada sedikit bergetar.
“Ya ingin mandi lah” jawabku sembari memutar anak pintu.
Nyatanya pintunya tdk dikunci. Kulihat Siska ada di bawah shower siap untuk mandi namun badannya ditutup handuk, matanya melotot kearahku. Kuhampiri dia. Kami bertatapan. Waktu bertatapan, saya buka baju serta celana jinsku, demikian juga underware. Kutarik perlahan-lahan handuk dari badan Siska. Siska tdk melawan, keliahatannya sdh pasrah dgn kehendakku.
Kami sekalipun tdk bicara cuma bertatapan tanpa ada berani lihat kearah lain. Kami sdh telanjang bulat. Kuraih kran shower, kuputar sedikit. Air memancar pelan, Siska tercekat. Dibilas rambut sebahunya dgn tangannya. Saya ambillah sabun, kutarik badannya ke depan menjauhi shower serta mulai menyabuni badannya sisi belakang. Siska diam saja namun kurasakan badannya bergetar.
“Mau? ” kutawarkan ke Siska.
Diambilnya sekaleng soft drink dari tanganku, diminumnya seteguk.
“Gue mandi dahulu ya, tubuh sepertinya lengket nih” ucapnya lalu.
“Gue juga, mandi bareng yuk” ujarku.
Dia mencibir,
”Dasar! memang berani? ” tanpa ada melihatku dia jalan ke kamar mandi serta tutup pintu.
Saya melanjutkan nonton tv sembari duduk di atas kasur. Mataku kearah tv namun tdk dgn otakku. 3 menit perang batin, pada akhirnya saya mengambil langkah ke kamar mandi, ku ketuk pintu kamar mandi.
“Sis gue masuk ya.. ” ujarku.
“Mau ngapain? Gue telah bugil nih” jawabnya dgn nada sedikit bergetar.
“Ya ingin mandi lah” jawabku sembari memutar anak pintu.
Nyatanya pintunya tdk dikunci. Kulihat Siska ada di bawah shower siap untuk mandi namun badannya ditutup handuk, matanya melotot kearahku. Kuhampiri dia. Kami bertatapan. Waktu bertatapan, saya buka baju serta celana jinsku, demikian juga underware. Kutarik perlahan-lahan handuk dari badan Siska. Siska tdk melawan, keliahatannya sdh pasrah dgn kehendakku.
Kami sekalipun tdk bicara cuma bertatapan tanpa ada berani lihat kearah lain. Kami sdh telanjang bulat. Kuraih kran shower, kuputar sedikit. Air memancar pelan, Siska tercekat. Dibilas rambut sebahunya dgn tangannya. Saya ambillah sabun, kutarik badannya ke depan menjauhi shower serta mulai menyabuni badannya sisi belakang. Siska diam saja namun kurasakan badannya bergetar.
Perlahan-lahan kusapukan sabun ke sisi depan badannya. Buah dadanya.. seperti sangkaanku besar sampai bergelayut indah. Pelan sekali kusapukan buah dadanya dgn kedua tanganku. Tiba-tib kedua tangannya mendekap ke-2 tanganku, bukanlah untuk menghindar namun turut menyeka perlahan-lahan payudaranya. Matanya terpejam nikmati usapan yg kami kerjakan. Putingnya mulai mengeras bersamaan dgn mengerasnya k0ntolku.
Sesudah kurasa cukup menyabuni payudaranya, tanganku mulai merayap kebawah. Tangannya juga dilepaskan membiarkan saya menyabuni daerah perut. Dari perut saya geser kebalakang menyeka pantatnya. Kutarik pantatnya, pada akhirnya kamipun berpelukan sembari saya menyeka serta menyabuni pantatnya. Tangannya mulai aktif turut menyabuni badanku sisi belakang. Pada akhirnya kami sama-sama menyeka, meremas badan kami.
Nafas kami mulai memburu, menginginkan rasa-rasanya kusudahi permainan ini serta selekasnya menyetubuhinya. Namun akal sehatku tidak tega lantaran mengerti kami tdk ada prinsip. “Ah, bagaimana entar saja! ” fikirku. Kuputar badannya membelakangiku, kusabuni meqinya. Bulunya begitu lebat, kuusap-usap bibir meqinya. Dia mulai mendesah.
“Ahhhh…Iwan…. ” kata pertama terucap sesudah sekian waktu kami nikmati mandi bareng tanpa ada berbicara.
“Kenapa Sis? ” bisikku.
“Aahhhhh…nikmat.. terus.. ” desahnya.
Meqinya makin becek serta akupun mulai terangsang hebat. Kudorong dia ke shower untuk mencuci badan kami. Sesudah badan kami bersih dari sabun, saya mulai menciumi pipinya menginginkan saya mencium bibir namun saya masihlah terasa risih pada status kami waktu itu. Dari bibir saya turun menciumi lehernya, badannya menggelinjang. Dari leher saya selalu turun kebuah dadanya. Kuciumi, kugigit bertukaran. Sesaat tangan kanan ku merambah meqinya kembali, masihlah becek serta hangat. Kuusap Clitnya dgn jari tengahku, badannya bergetar.
“Ahhhhh…Wan…” cuma itu yg terucap.
Badannya mulai bergerak menyeimbangi gerakan jariku di clit-nya. Matanya sayu. Tangan kiriku memilin puting kirinya, sesaat mulutku menghisap puting kanan.
“Shit! Wan.. lo apaan gue?? ” desahnya.
Saya semakin semangat serta mulai mencolok meqinya. Awalannya Siska nikmati, namun waktu ruas kedua jari tengahku mulai masuk mendadak tangan kirinya menggemgam tanganku serta menahan laju masuk jariku.
“Jangan Wan, sakit. Gue belum pernah seperti gini” katanya tegas sembari menatapku tajam.
“Sory Sis, kita geser ke kasur ya” ujarku sembari menggandeng tangannya.
“Tapi janji janganlah di masukkin ya” jawabnya. Saya diam, kurebahkan dia dikasur.
Sesungguhnya tadi dia nyaris klimaks jika saja dia tdk terasa sakit. Saya jongkok di tepi kasur, ku kangkang kedua kakinya. Saat ini meqi dgn bulu lebatnya ada pas didepan mukaku. Dia berupaya bangkit.
Sesudah kurasa cukup menyabuni payudaranya, tanganku mulai merayap kebawah. Tangannya juga dilepaskan membiarkan saya menyabuni daerah perut. Dari perut saya geser kebalakang menyeka pantatnya. Kutarik pantatnya, pada akhirnya kamipun berpelukan sembari saya menyeka serta menyabuni pantatnya. Tangannya mulai aktif turut menyabuni badanku sisi belakang. Pada akhirnya kami sama-sama menyeka, meremas badan kami.
Nafas kami mulai memburu, menginginkan rasa-rasanya kusudahi permainan ini serta selekasnya menyetubuhinya. Namun akal sehatku tidak tega lantaran mengerti kami tdk ada prinsip. “Ah, bagaimana entar saja! ” fikirku. Kuputar badannya membelakangiku, kusabuni meqinya. Bulunya begitu lebat, kuusap-usap bibir meqinya. Dia mulai mendesah.
“Ahhhh…Iwan…. ” kata pertama terucap sesudah sekian waktu kami nikmati mandi bareng tanpa ada berbicara.
“Kenapa Sis? ” bisikku.
“Aahhhhh…nikmat.. terus.. ” desahnya.
Meqinya makin becek serta akupun mulai terangsang hebat. Kudorong dia ke shower untuk mencuci badan kami. Sesudah badan kami bersih dari sabun, saya mulai menciumi pipinya menginginkan saya mencium bibir namun saya masihlah terasa risih pada status kami waktu itu. Dari bibir saya turun menciumi lehernya, badannya menggelinjang. Dari leher saya selalu turun kebuah dadanya. Kuciumi, kugigit bertukaran. Sesaat tangan kanan ku merambah meqinya kembali, masihlah becek serta hangat. Kuusap Clitnya dgn jari tengahku, badannya bergetar.
“Ahhhhh…Wan…” cuma itu yg terucap.
Badannya mulai bergerak menyeimbangi gerakan jariku di clit-nya. Matanya sayu. Tangan kiriku memilin puting kirinya, sesaat mulutku menghisap puting kanan.
“Shit! Wan.. lo apaan gue?? ” desahnya.
Saya semakin semangat serta mulai mencolok meqinya. Awalannya Siska nikmati, namun waktu ruas kedua jari tengahku mulai masuk mendadak tangan kirinya menggemgam tanganku serta menahan laju masuk jariku.
“Jangan Wan, sakit. Gue belum pernah seperti gini” katanya tegas sembari menatapku tajam.
“Sory Sis, kita geser ke kasur ya” ujarku sembari menggandeng tangannya.
“Tapi janji janganlah di masukkin ya” jawabnya. Saya diam, kurebahkan dia dikasur.
Sesungguhnya tadi dia nyaris klimaks jika saja dia tdk terasa sakit. Saya jongkok di tepi kasur, ku kangkang kedua kakinya. Saat ini meqi dgn bulu lebatnya ada pas didepan mukaku. Dia berupaya bangkit.
Baca Juga : Perselingkuhan Yang Tak Terduga
“Santai saja Sis, gue janji tidak bakal sakit lagi” dia menurut serta rebahan lagi. Saya mulai dgn meniup niup meqinya, dia mulai gelisah kembali. Kepalanya terangkat lihat kearahku. Untuk menenangkannya kupegang kedua tangannya dgn tanganku. Perlahan-lahan kusapukan lidahku ke meqi dari bawah selalu keatas perlahan-lahan. Kepalanya bangkit lagi.
“Ouwwwwhh My God! ” desisnya.
“Hmmmmm cewek yg religius ternyata” fikirku.
Saya mulai intens menyapu meqinya, kusibakkan rambut lebatnya. Tangannya meremas sprei. Kepalanya bergerak kekiri kekanan.
“Akh…Nikmat banget sich Wan…Mmmmmppphhhhh” badannya bergetar hebat.
Saya semakin semangat, kucucuk-cucuk clitnya dgn mulutku. Benar saja waktu saya mulai mengulum clitnya tiba2 tangan kanannya menjambak rambutku membenam kepalaku ke meqinya. Badannya bangkit serta menegang. Matanya terpejam rapat. “
Ahhh…Aduuuhhhhh…Aduchhhh…” jeritnya lirih. , Tidak lama kemudian di terlepas jambakannya serta rebahan kembali. Dadanya naik turun, nafasnya memburu. Saya naik keatas, dia tutup mukanya dgn kedua tangannya. Kuusap rambutnya, perlahan-lahan kubuka tangannya.
“Kenapa Sis? Enak gak” tanyaku.
“Nikmat Gila! ”jawabnya sembari tertawa.
“Sis, gue terusin ya…”ujarku.
“Gimana? loe belum ya? ” tanyanya.
“Gue tempelin k0ntol gue ya di meqi lo, tidak sakit kok” jawabku.
“Ywdah deh”..
Saya mulai mengambil posisi seperti orang ingin senggama. Kuletakkan k0ntolku di celah meqinya. Siska pasrah saja. Saya mulai menggerakkan pelan-peln. Meqinya mulai becek lagi meskipun terlebih dulu telah basah. Perlahan-lahan namun tentu badannya turut bereaksi bahkan juga Siska mulai mendesah kembali. Saya mulai mendayung, gerakan Siska juga semakin instens. Tangannya mulai menghadap kan pantatku untuk bergerak selaras denganya. Birahikupun semakin mendekati puncak. Dan…Siska bakal orgasme lagi.
Tangannya semakin keras menggerakkan pantatku. Siska diambang orgasmenya, gerakannya tdk teratur. Tdk sesuai lagi dgn gerakanku. Waktu saya mendayung ke belakang, Siska mencapai pantatku serta menariknya kedepan bersamaan dgn orgasmenya. Celakanya k0ntolku jadi melesak masuk ke meqinya…dalam…masuk semuanya! Kepala Siska mendongak ke belakang.
“oooogggghhhhh….. ” desahnya.
Saya sekuat tenaga menahan untuk tdk keluar waktu itu. K0ntolku makin berdenyut serta Siska mulai rasakan jika k0ntolku ada didalam meqinya. Anehnya dia tdk rasakan sakit, mungkin saja lantaran sdh sangat becek meqinya.
“Masuk ya Wan…? ” bisiknya.
“Iya.. loe sih sangat semangat…” jawabku dgn suara bergetar sembari menahan orgasme.
Kucabut perlahan-lahan, peret serta berdenyut menyebabkan sensasi mengagumkan. Siska menahan nafas serta mendesah. Waktu ujung k0ntolku keluar, kuraih k0ntolku serta muntahlah semuanya spermaku di perut Siska. “Akhhh.. ” desisku. Kurebahkan badanku disebelahnya serta kamipun tertidur. Esok paginya waktu saya terbangun kudapati Siska sdh bangun serta baru usai mandi.
“Kok tidak bangunin gue? Kan kita dapat mandi bareng lagi” ujarku.
“Justru itu yg gue jauhi, entar jika gue ketagihan bagaimana? ” cibirnya.
“Ga apa-pa lagi gue ikhlas kok melayani, hehehehehehe” jawabku.
“Iya enak di loe, selalu gue bagaimana? sudah ah janganlah dibicarakan. ”
“Cepet mandi terus kita sarapan serta anter gue ke tante gue ya. ” jawabnya serius.
“oke boss” gurauku.
Akupun mandi lalu sarapan di kantin hotel. Waktu sarapan kami semakin banyak diam. Sesungguhnya banyak yg bakal saya sampaikan, setidaknya kata maaf namun saya tahu waktu itu dia sendiripun mungkin saja tengah bingung dgn peristiwa semalam. Usai sarapan kami CO serta antar Siska hingga depan komplek rumah tantenya, itupun keinginan dia. Mulai sejak itu kami tdk jalan bareng lagi paling sms an saja. Hingga akhir saya menikah dgn pacarku.
“Ouwwwwhh My God! ” desisnya.
“Hmmmmm cewek yg religius ternyata” fikirku.
Saya mulai intens menyapu meqinya, kusibakkan rambut lebatnya. Tangannya meremas sprei. Kepalanya bergerak kekiri kekanan.
“Akh…Nikmat banget sich Wan…Mmmmmppphhhhh” badannya bergetar hebat.
Saya semakin semangat, kucucuk-cucuk clitnya dgn mulutku. Benar saja waktu saya mulai mengulum clitnya tiba2 tangan kanannya menjambak rambutku membenam kepalaku ke meqinya. Badannya bangkit serta menegang. Matanya terpejam rapat. “
Ahhh…Aduuuhhhhh…Aduchhhh…” jeritnya lirih. , Tidak lama kemudian di terlepas jambakannya serta rebahan kembali. Dadanya naik turun, nafasnya memburu. Saya naik keatas, dia tutup mukanya dgn kedua tangannya. Kuusap rambutnya, perlahan-lahan kubuka tangannya.
“Kenapa Sis? Enak gak” tanyaku.
“Nikmat Gila! ”jawabnya sembari tertawa.
“Sis, gue terusin ya…”ujarku.
“Gimana? loe belum ya? ” tanyanya.
“Gue tempelin k0ntol gue ya di meqi lo, tidak sakit kok” jawabku.
“Ywdah deh”..
Saya mulai mengambil posisi seperti orang ingin senggama. Kuletakkan k0ntolku di celah meqinya. Siska pasrah saja. Saya mulai menggerakkan pelan-peln. Meqinya mulai becek lagi meskipun terlebih dulu telah basah. Perlahan-lahan namun tentu badannya turut bereaksi bahkan juga Siska mulai mendesah kembali. Saya mulai mendayung, gerakan Siska juga semakin instens. Tangannya mulai menghadap kan pantatku untuk bergerak selaras denganya. Birahikupun semakin mendekati puncak. Dan…Siska bakal orgasme lagi.
Tangannya semakin keras menggerakkan pantatku. Siska diambang orgasmenya, gerakannya tdk teratur. Tdk sesuai lagi dgn gerakanku. Waktu saya mendayung ke belakang, Siska mencapai pantatku serta menariknya kedepan bersamaan dgn orgasmenya. Celakanya k0ntolku jadi melesak masuk ke meqinya…dalam…masuk semuanya! Kepala Siska mendongak ke belakang.
“oooogggghhhhh….. ” desahnya.
Saya sekuat tenaga menahan untuk tdk keluar waktu itu. K0ntolku makin berdenyut serta Siska mulai rasakan jika k0ntolku ada didalam meqinya. Anehnya dia tdk rasakan sakit, mungkin saja lantaran sdh sangat becek meqinya.
“Masuk ya Wan…? ” bisiknya.
“Iya.. loe sih sangat semangat…” jawabku dgn suara bergetar sembari menahan orgasme.
Kucabut perlahan-lahan, peret serta berdenyut menyebabkan sensasi mengagumkan. Siska menahan nafas serta mendesah. Waktu ujung k0ntolku keluar, kuraih k0ntolku serta muntahlah semuanya spermaku di perut Siska. “Akhhh.. ” desisku. Kurebahkan badanku disebelahnya serta kamipun tertidur. Esok paginya waktu saya terbangun kudapati Siska sdh bangun serta baru usai mandi.
“Kok tidak bangunin gue? Kan kita dapat mandi bareng lagi” ujarku.
“Justru itu yg gue jauhi, entar jika gue ketagihan bagaimana? ” cibirnya.
“Ga apa-pa lagi gue ikhlas kok melayani, hehehehehehe” jawabku.
“Iya enak di loe, selalu gue bagaimana? sudah ah janganlah dibicarakan. ”
“Cepet mandi terus kita sarapan serta anter gue ke tante gue ya. ” jawabnya serius.
“oke boss” gurauku.
Akupun mandi lalu sarapan di kantin hotel. Waktu sarapan kami semakin banyak diam. Sesungguhnya banyak yg bakal saya sampaikan, setidaknya kata maaf namun saya tahu waktu itu dia sendiripun mungkin saja tengah bingung dgn peristiwa semalam. Usai sarapan kami CO serta antar Siska hingga depan komplek rumah tantenya, itupun keinginan dia. Mulai sejak itu kami tdk jalan bareng lagi paling sms an saja. Hingga akhir saya menikah dgn pacarku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar