UNITED4D - Aku seorang wanita karir masih single umurku 30 tahun, berikut ini adalah cerita pengalamanku yang tidak bisa terlupakan pada saat aku berlibur ke Bali. Langsung saja aku akan berbagi pengalamanku berikut ini.
Baca Juga :
CINTA PERTAMAKU YANG BERGELORA
Hari menunjukan sudah pukul 18.00. Badan terasa capak setelah seharian berbelanja. Aku kembali ke hotel di kawasan Nusa Dua. Sambil rebahan aku menelpon massage service yang terdapat di directory menu di kamar hotel. Setelah menerangkan harga dan paket massage yang ada, aku memutuskan untuk mengambil pijat tradisional selama 2 jam di kamar, karena badan sudah letih dan malas untuk jalan ke luar lagi.
Si operator menanyakan padaku, aku mau dilayani sama male/female masseur, karena ingin mencoba sensani baru aku pesan dengan male masseur. Setelah selesai telpon memesan massage service dengan malas aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk shower air panas. Sambil memejamkan mata aku berdiri di bawah pancuran shower dan membiarkan badanku di siram oleh air hangat yang terasa sangat menyegarkan badan.
Hampir 20 menit aku di kamar mandi, tiba-tiba bel kamar hotelku berbunyi. Dengan tergesa-gesa aku mengeringkan badan, menutupi badanku dengan handuk dan membuka pintu. Ternyata massage service yang aku pesan sudah datang, sambil berpegangan pada handuk aku mempersilakan dia masuk ke dalam.
“Maaf ya bu, mengganggu mandinya….” ujarnya sambil permisi masuk kamar.
Kesan pertama terlihat orangnya sangat sopan, penampilan tidak terlalu macho, body biasa saja tidak terlalu atletis, Orangnya tinggi, kulitnya hitam bersih (tidak ada kumis/jenggot) dan mempunyai rambut pendek cepak. Dia mengunakan baju kaos berwarna putih dan celana panjang putih yang longar (diikat dengan tali di pinggang).
Tanpa menunggu lama si therapist menyuruhku untuk langsung tidur dengan posisi tengkurap dengan cukup pantat saja yang di tutupi dengan handuk di atas tempat tidur, sementara dia pergi ke kamar mandi untuk mempersiapkan peralatannya atau mungkin cuci tangan dan lain lain.
Sambil ngobrol ternyata si therapist asli orang Jawa yang merantau ke Bali. Dia memijat seluruh badanku dengan minyak aroma therapy. Setelah bagian punggung selesai, si therapist permisi untuk memijat di bagian pinggul dan paha dalam akupun mempersilakan.
Kemudian dia mengoleskan minyak massage ke seluruh bagian pinggul, paha, selangkangan dan bahkan sampai ke sekitar lubang anus dengan lembutnya. Pada saat pijatannya sampai di area pangkal paha aku merasakan geli-geli enak, dengan tidak sadar kakiku makin terbuka dan membuatku agak terangsang. Kadang jari-jari si therapist tak sengaja menyentuh memek dan klitorisku.
Hampir 30 menit si therapist memijat dibagian sensitif ku. Membuatku merasa keenakan sampai aku merem melek dibuatnya. Lalu si therapist bertanya padaku apakah mau di lanjutkan dengan kissing massage. Aku sendiri gak tau apa itu yang dimaksud kissing massage. Tanpa aku tanya, si therapist menjelaskan, ternyata kissing massage adalah seluruh badan akan diciumi dan dijilati dengan lembut dari ujung jari kaki sampai ke ujung rambut.
“Buseeeet….” kataku dalam hati. Karena aku kepingin mencoba sensasi baru maka tawaran itu langsung aku iyakan.
Si therapist bertanya dan minta ijin kepada, apakah dia boleh melepas seluruh pakaiannya. Karena penasaran akupun bilang oke, maka si therapist pun langsung melepas seleur pakaian yang dia kenakan di depanku. Begitu telanjang terlihat badannya sangat sexy dan sopan. Setelah seluruh pakaiannya terlepas, dia lalu melipatnya. Pas di hadapanku terlihat kontol yang sudah setengah ereksi, dengan bulu yang sudah di trim dengan rapih.
Dan lalu si therapist naik ke atas tempat tidur dan mulai menciumi dengan lembut, tengkuk, punggung, pinggul, paha, betis, kemudian kaki ku di tekuk, diangkat dan ditaruh di antara paha dan badan si therapist sambil menghisap jari kaki ku satu persatu dia kulum dengan lidahnya.
Kemudian mulut dan lidah si therapist naik lagi ke bagian sensitif sekitar pangkal paha. Kali ini dia menjilati dan memasukan lidahnya ke dalam anusku. Sensasinya sangat luar biasa sampai aku berteriak dan mendesah.
Setelah bagian belakang selesai dia therapist, kini aku disuruh untuk berbalik badan, seluruh badanku sampai gemetaran dan lemas.
Sambil berlutut dan tersenyum kecil si terapist mohon ijin untuk memulai kissing massage dibagian depan tubuhku. Menurut ku sikap si therapist ini sangat sopan sekali, sehingga aku merasa nyaman.
Dia mulai menciumi dan menjilati lembut di daerah dadaku, ingin rasanya aku mendekap badan si therapist ini. Aku menikmatai setiap ciumannya sambil mendesah pelan. Si therapist pun tetap tenang medengar desahanku, karena aku sangat penasaran aku lalu memberanikan diri untuk memegang batang penisnya. Ternyata batang penisnya sudah tegang dan bergoyang-goyang mengantung di antara dua kaki yang sedang berlutut.
Kupegang dan kuelus perlahan namun reaksi si therapist tetap saja diam sambil terus menciumi dan menjilati tubuhku. Kucoba meremasnya, si therapist meringis sambil menahan sakit. Dia pasrah dengan apa yang aku lakukan terhadap batang penisnya. Dia tetap saja terus menjilati tubuh saya. Jilatannya pelan-pelan turun ke perutku dan bagian atas memekku sambil terus berlutut dan memberikan akses batang penisnya kepada tangan dan jariku.
Lama-lama aku tak kuat menahan birahiku, lalu aku menjambak rambut si therapist dan mengarahkan kepala dan mulutnya agar menjilati klitorisku yang sudah sangat bernafsu. tak lama kemudian aku mencapai klimaksku. Aku menjerit sambil menekan kepala si therapist agar menekan lidahnya ke klitorisku. Mungkin ini adalah orgasme yang paling sensasional yang pernah aku alami.
Si therapist lalu kembali pada posisi semula sambil menundukan kepalanya dan mulai memijat tanganku seolah tidak terjadi apa-apa, tadinya aku sempat malu pada saat orgasme, namun karena sikap profesional si therapist aku merasa relax dan santai.
Si therapist memcah keheningan dan bertanya padaku, apakah ada lagi yang bisa dia lakukan, pada saat itu karena sudah lemas dan relax, maka aku cuma bilang bahwa aku ingin tidur, maka si therapis dengan perlahan memakai bajunya kembali dan memberikan tagihan yang untuk di tanda tangani, aku bingung harus kasih tip berapa, akhirny aku kasih dia 500 ribu, si therapist hanya tersenyum, dan dia menawarkan lagi service massage untuk hari berikutnya.
Dia menawarkanku, kalau aku mau dia akan membawa peralatan ekstra, Akupun bertanya padanya peralatan apa yang dia maksud?
Setelah dia menerangkan, ternyata dia adalah seorang pemijat yang suka melayani dan disiksa oleh pasiennya yang kebanyakan orang asing. Dan peralatan ekstra yang dia maksud adalah alat yang digunakan untuk menyiksa seprti tali tambang, borgol, cambuk, pecut, rotan, penis karet dan yanglainnya.
Setelah pertemuan itu, akujadi ketagihan. Aku kerap membookingnya seharian untuk kusiksa dengan tangan terikat untuk memuaskanku.
Pernah suatu hari aku menyuruhnya untuk menjilati memekku selama 3 jam sambil berlutut di bawah, sedangkan aku duduk santai sambil merokok dan menonton tv.
Kalau aku kepengin pipis, kusuruh dia membuka lebar mulutnya dan aku kencing di mulutnya. Dengan tega dia meminum air kencingku dan membersihkan kembali memekku dengan lidahnya.
Aku sangat menikmatai setiap deshan yang dia keluarkan ketika kusiksa, biasanya kusuruh dia untuk nungging dan pantatnya kupukuli dengan rotan sampai merah membiru, sesekali kucolok lubang pantatnya dengan rotan tersebut.
Aku berubah menjadi egois dalam permainan ini, aku tak peduli apakah dia merasa kesakitan atau tidak. Yang penting aku merasakan enak dan puas. Bermain sex dengan permainan ini membuatku seakan menjadi kuat dan perkasa.
Selama liburan di Bali aku hampir sering membooking si therapist ini. Setelah liburan selesai, aku balik ke Jakarta, aku mencoba mencari si therapist seperti yang pernah kutemukan di Bali, tapi di Jakarta aku belum juga menemukan.
Bila ingat permainan sex yang pernah kualami di Bali, aku jadi horny. Pernah suatu ketika karena sudah tak tahan lagi, aku menelpon si therapist kusuruh dia mengambil cuti selama seminggu dan kusuruh dia untuk datang ke Jakarta untuk melayani sex ku. Tentunya semua ongkos dan penginapan selama dia di Jakarta aku yang menanggungnya. Bagiku uang sudah taka da artinya lagi buatku disbanding dengan kenikmatan yang kudapatkan.
Selama seminggu aku dilayani oleh si therapist, hubungan kami tetap professional, dia juga selalu menjaga agar kami tidak saling jatuh cinta.
Permainan yang kami lakukan hampir tiap hari selama seminggu sangat melelahkan. Aku meluapkan semua gejolak birahiku, aku merasa puas dengan keegoisanku tersebut. Selama permainan sex kami, aku hanya beberapa kali membuatnya orgasme itupun juga bukan aku yang melakukannya. Aku hanya menonton dia melakukan masturbasi tentunya dengan seijinku. Biasanya aku mengijinkannya bila dia sudah sangat memuaskanku dan patuh akan perintahku.
Kusuruh dia berdiri diatas meja penndek dan masturbasi di sana, kemudian spermanya di tamping ke dalam gelas biar tak berceceran dimana-mana. Lalu kuperintahkan dia untuk meminum spermanya sendiri sampai gelasnya bersih. Setelah dia puas dengan masturbasi yang dia lakukan dia akan tersenyum padaku dan mengucapkan terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar