UNITED4D - Jilbabku menjulur menutupi setengah
dadaku Aku selalu mengenakan baju kurung longgar dengan bawahan rok
semata kaki Kedua kakiku senantiasa terbalut oleh kaus kaki Aku menjanda
sejak 3 tahun yang lalu, akibat konflik yang tidak terselesaikan dengan
mantan suamiku.
Baca Juga :
KUPERKOSA PNS CANTIK
Setelah usia pernikahan kami menginjak 1
tahun, mantan suamiku mulai menunjukkan watak aslinya Ia mulai suka
bermain tangan ketika marah Begitu pula, ia tidak pernah memberiku
nafkah, karena dia seorang pengangguran Secara umum, ia bukan laki-laki
yang bertanggung jawab
Pada akhirnya, ia pun menceraikanku,
setelah berselingkuh dengan wanita lain Pada saat itu aku sedang
mengandung anak hasil perkawinanku dengannya Kekalutan yang kualami
akibat perceraian itu membuatku mengalami depresi selama beberapa bulan,
hingga akhirnya aku menyadari bahwa aku harus bangkit
Perlahan-lahan akupun mulai bangkit, dan
melupakan perceraian tragis yang menimpa diriku Aku ingat, bahwa aku
harus menghidupi anakku Akupun pun bekerja pada sebuah biro konsultasi
psikologi, mengingat aku adalah sarjana psikologi Bisa dikatakan,
penghasilanku hanya pas-pasan untuk menghidupi diriku dan anakku Pada
saat ini, anakku yang berusia 4 tahun kutitipkan pada neneknya di kota
Yogyakarta
Sedangkan aku sendiri bekerja di kota
Semarang, sebuah kota di Jawa Tengah Di kota tersebut aku tinggal di
kamar kost sederhana Setiap akhir pekan aku mengunjungi anakku di rumah
neneknya Banyak pria yang mengatakan bahwa aku memiliki wajah yang
cantik dan keibuan Dengan balutan jilbab yang selalu ku kenakan, aku
menjadi nampak anggun di mata para pria Di samping itu, tak ada
tanda-tanda bahwa aku adalah seorang ibu beranak satu Banyak yang
mengagnggap aku masih gadis
Tinggi badanku adalah 165 cm Ukuran
payudaraku tidaklah besar, hanya 32B, akan tetapi, pantatku bulat, padat
dan membusung Walaupun sudah beranak 1, aku memiliki perut yang datar
Hal ini tercapai karena aku memang rajin berolah raga Tak heran,
meskipun statusku janda beranak 1, masih banyak pria yang mengharap
cinta dariku Akan tetapi, pada saat itu, aku belum berfikir untuk
menjalin hubungan yang serius dengan seorang priapun
Hal ini disebabkan karena masih ada
sisa-sisa trauma akibat perceraian yang menyakitkan tersebut Aku
memiliki pandangan bahwa semua pria adalah pendusta Untuk apa aku
menikah lagi kalau hanya untuk bercerai lagi Sudahlah… aku sudah merasa
hidup bahagia sebagai single parent
Tak dapat kupungkiri bahwa aku
merindukan pelukan pria Tentu saja, karena aku pernah merasakan manisnya
seks, maka akupun seringkali merindukannya Hingga saat ini, aku masih
kuat untuk menahan hasrat itu, sehingga aku tidak terjerumus dalam seks
bebas
Di samping dalam rangka menjaga norma
dan keyakinan yang aku anut, aku juga harus menjaga imejku sebagai
seorang wanita berjilbab yang selalu berpakaian rapih dan sopan
Sejujurnya, aku seringkali bermasturbasi untuk mengurangi hasrat seksku
tersebut Herannya, semakin sering ku bermasturbasi, keinginanku untuk
disetubuhi oleh pria justru semakin menggebu-gebu
Masturbasi hanya mengurangi hasratku
untuk sementara, hanya pemuasan kebutuhan biologis semata, namun
kepuasan psikologis tidaklah aku dapatkan Adapun alat yang sering ku
pakai untuk bermasturbasi adalah buah mentimun Uhhh… sungguh
beruntungnya buah mentimun itu
Sementara para pria yang mengharap cinta
padaku saja belum ada yang berhasil menikmati jepitan lubang di pangkal
pahaku, tapi buah mentimun silih berganti telah menyodok berkali-kali
Terkadang diam-diam aku melakukan masturbasi sambil menonton film porno
di komputerku ketika di kost sendirian
Dengan status jandaku, tentu saja ada
beberapa pria yang menganggap diriku adalah perempuan gampangan, yang
butuh dibelai Dengan demikian, ada beberapa pria yang sering melakukan
perilaku yang menjurus pada pelecehan seks, dari verbal hingga pada
sentuhan fisik
Salah satunya adalah bosku, seorang
Cina, yang sekaligus pemilik dari biro konsultasi tempatku bekerja
Dengan pura-pura tidak sengaja, ia terkadang meremas pantatku atau
tetekku Aku sebenarnya risih dengan hal itu, dan tidak krasan untuk
bekerja di situ
Ia seakan tidak peduli bahwa aku adalah
seorang wanita berjilbab yang selalu sopan dalam berpakaian dan
berperilaku Ia bahkan pernah menempelkan penisnya di belahan pantatku
ketika aku sedang membungkuk, karena membetulkan mesin printer di kantor
Aku terkejut, karena di sela-sela pantatku terasa ada batang keras yang
menekan
Aku pun lalu segera menghindar Aku tidak
bisa marah padanya, karena aku masih berharap untuk bisa bekerja di
biro miliknya tersebut Aku hanya menampilkan ekspresi muka tidak suka,
sambil pipiku memerah karena malu Ia hanya tersenyum mesum sambil pergi
berlalu Ia nampak paham sekali bahwa aku memang sedang butuh untuk terus
bekerja di bironya
Sungguh aku sangat benci dan jijik
dengan perilaku bosku tersebut Bosku tersebut seorang pria Cina berusia
40 tahunan Ia telah berkeluarga, dan keluarganya tinggal di luar Jawa
Namanya Pak Tan Ia memiliki tinggi 160 cm, dengan badan yang agak gemuk
perut yang buncit Ia nampak gempal
Pada suatu hari, aku menerima kabar dari
ibuku yang tinggal di kota Yogyakarta, bahwa anakku sakit keras, hingga
harus opname Bahkan dokter menyatakan bahwa anakku harus dioperasi
secapatnya, kalau tidak, bisa fatal
Untuk biaya operasi tersebut butuh uang
sebanyak lima juta rupah Orang tuaku menyatakan bahwa mereka telah
kehabisan dana untuk biaya pengobatan anakku Sementara, aku sendiri
sudah kehabisan uang karena kini sudah tanggal tua
Uang hanya cukup untuk menyambung hidup
beberapa hari Aku pun bingung, harus mendapatkan uang darimana lagi
Masih banyak hutangku pada kawan-kawanku, sehingga aku segan untuk
berhutang lagi pada mereka Satu-satunya yang bisa aku lakukan adalah
mengeluh pada Pak Tan Tapi aku merasa ngeri, karena itu berarti
memberinya kesempatan untuk melecehkanku secara seksual
Aku pun menjadi ragu Akan tetapi, karena
aku sudah sangat panik, akhirnya aku beranikan diri untuk mengungkapkan
hal itu pada Pak Tan Dengan perasaan tidak karuan, aku memberanikan
diri untuk menuju ruang Pak Tan
Saat itu, aku mengenakan jilbab warna
pink sepanjang lengan, dengan baju kurung yang sewarna, serta rok
panjang hitam dari bahan kain yang lemas Dengan demikian, celana dalamku
agak tercetak di permukaan luar rokku
Tok… tok tok tok… suara ketukanku di kamar kerja Pak Tan
“Masuk” aku dengar suara pak Tan berseru dari dalam ruangan
Aku pun membuka pintu Pak Tan yang
sedang duduk di belakang meja kerjanya menatapku dengan tatapan
mesumnya, yang seolah menelanjangi tubuhku
“Silahkan duduk”, katanya mempersilahkanku untuk duduk
“Ada apa cah ayu?” dia bertanya padaku dengan nada menggoda
“Ada apa cah ayu?” dia bertanya padaku dengan nada menggoda
Sambil menunduk, akupun mengatakan keperluanku pada pak Tan sambil terbata-bata
“Mmmaaaff Pak, anak saya sedang sakitt kerass…”
Keringat dinginku mulai mengucur…
“Terus???” Pak Tan bertanya dengan nada sedikit ketus
“Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak Untuk pengobatan anak saya Saya sudah tidak ada uang ”
“Mmaksud saya, saya mau pinjam uang sama bapak Untuk pengobatan anak saya Saya sudah tidak ada uang ”
Ketika aku berkata seperti itu, pak Tan hanya mengangguk-amgguk dengan tatapan melecehkan
“Sofiii, dengan berat hati saya katakan ke kamu, kalo saya tidak ada uang yang bisa saya pinjamkan ke kamu…?”
“Tolonglah saya pak, anak saya sakit berikan saya lima juta rupiah saja… nanti bisa dipotong gaji saya” kataku menghiba
“Tolonglah saya pak, anak saya sakit berikan saya lima juta rupiah saja… nanti bisa dipotong gaji saya” kataku menghiba
Air mataku mulai mengalir dari sudut-sudut mataku
“Kamu tau kan, biro ini sedang kekurangan modal”, kata pak Tan dengan datar dan tenang
“Jumlah klien kita semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro juga sedikit ”
“Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu” kata pak Tan
“Jumlah klien kita semakin sedikit, makanya pemasukan ke biro juga sedikit ”
“Ya sudahlah, aku bisa usahakan uang itu” kata pak Tan
Kemudian ia membuka laci mejanya dan
mengeluarkan beberapa gepok uang 50ribu rupiahan Ia pun memberikanya
padaku Setelah dihitung, ia telah memberikan uang padaku sebanyak 6juta
rupiah, lebih banyak dari harapanku Pak Tan berkata, Uang itu boleh kamu
pinjam dulu Kamu nggak usah mikirin ntar gimana mengembalikannya
“Udah, cepet, kamu bawa pulang… kamu tunggu anak kamu sampe operasinya selesai… kamu boleh libur…”
Dengan perasaan senang dan rasa terima
kasih yang tidak terkira, aku pun berpamitan dengan pak Tan dengan
menyalami tangannya Aku pun bersyukur, operasi anakku berjalan dengan
lancar Setelah itu, aku kembali bekerja di kantor Pak Tan Semenjak itu,
Pak Tan semakin menjadi-jadi dalam melecehkanku secara seksual
Karena hutang budiku padanya, aku pun
tak bisa berbuat apapun selain pasrah dengan perlakuan Pak Tan Setiap
kali berpapasan denganku, ia tak akan membiarkan pantatku lolos dari
jamahannya Seringkali, ia mengejutkanku dari belakang dengan cara
meremas pantatku
Aku hanya bisa menjerit kecil Semakin
lama iapun semakin berani untuk menjamah tubuhku yang lain Payudaraku
dan pangkal pahaku pernah diremasnya Yang aku heran, dia tetap paling
suka meremas pantatku, walaupun ia sesungguhnya dapat dengan bebas untuk
menjamahi payudara dan pangkal pahaku Ketika aku sedang berdiri di
dekatnya, ia mengajakku ngobrol sambil jarinya menelusuri belahan
pantatnya
Dengan perasaan malu aku ingin
menghindari setiap perlakuannya, namun ku tak berdaya Sungguh, aku
merasa menjadi seorang perempuan murahan yang bisa dinikmati oleh pria
Cina itu demi sejumlah uang Sungguh kontras dengan penampilanku yang
selalu berjilbab sopan ini
Suatu ketika, seorang pesuruh kantor bernama Pak Tatang memberitahuku bahwa pak Tan memanggilku untuk datang ke ruangannya
“Mbak, Pak Tan manggil mbak ke ruangnya”
“Huh… ada apa lagi nih??” tanyaku dalam hati Pelecehan apa lagi yang kan aku terima? gumamku
“Mhhh… iya pak… Nanti saya ke sana…
“Cepet ya mbak, Pak Tan minta mbak datang cepet… ” kata pak Tatang sambil berlalu
“Iya… iya Pak Tatang” kataku sambil tersenyum pada Pak Tatang
“Huh… ada apa lagi nih??” tanyaku dalam hati Pelecehan apa lagi yang kan aku terima? gumamku
“Mhhh… iya pak… Nanti saya ke sana…
“Cepet ya mbak, Pak Tan minta mbak datang cepet… ” kata pak Tatang sambil berlalu
“Iya… iya Pak Tatang” kataku sambil tersenyum pada Pak Tatang
Hari itu aku mengenakan jilbab warna
krem yan menutupi dua bukit mungilku, dengan baju kurung dan rok panjang
Dengan gontai dan perasaan yang tidak tenang akupun datang ke ruang Pak
Tan
Tok… tok… tok ku ketuk pintu ruang Pak Tan
“Masuk” terdengar teriakan Pak Tan dari dalam ruangan
Aku pun masuk, dan Pak Tan
mempersilahkanku duduk Dengan senyum jahat tersungging di bibrnya, ia
menatapku dengan pandangan nafsu Aku hanya menunduk dengan muka yang
malu bercampur cemas
“Mhhhhh, begini Soffi… , saya cuma mau
informasikan ke kamu, kalau hutang kamu ke kantor sudah jatuh tempo
Kantor butuh uang itu segera Kamu bilang mau angsur hutang kamu, tapi
sampai sekarang, sudah tiga bulan, kamu sama sekali belum angsur Saya
udah kasih kamu keringanan looo… ” Pak Tan berkata dengan nada serius
Jantungku berdetak keras, memompa
darahku cepat sekali Wah, celaka… pikirku Aku jelas tidak mampu untuk
membayar hutangku Bahkan untuk mengangsur pun aku tidak mampu Kini
hutang itu telah ditagih Ohhhh… betapa malang nasibku, jeritku di hati
“Mhhhh… mmaaf pak, saya belum mampu membayarnya…” jawabku terbata-bata
“Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup”
“Kebutuhan saya banyak sekali, dan uang gaji saya saja tidak cukup”
Tak terasa, air mataku mulai meleleh
“Iya, saya tau… tapi masalahnya, kantor
ini juga butuh biaya Kan sudah aku bilang, kalau biro ini lagi seret
Klien kita semakin sedikit?” suara Pak Tan mulai meninggi
Air mataku pun semakin deras mengalir
Tak sadar aku mulai sesenggukan Dengan ujung jilbabku aku usap air
mataku Pak Tan masih nampak cuek, sambil sesekali melirikku Sorot
matanya menunjukkan kelicikan
“Hmmmmm… apapun kamu harus membayar hutang kamu… Atau kita selesaikan saja secara hukum??” ancam Pak Tan
Aku semakin panik dengan ancaman itu…
“Ssaya mohon jangan pak Saya pasti akan bayar Saya masih punya anak pak… ” kataku tersedu-sedu
“Trus, kamu mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang?”
“Beri saya waktu barang satu minggu, saya bisa usahakan” jawabku putus asa
“Trus, kamu mau bayar pake apa? Kamu bilang nggak punya uang?”
“Beri saya waktu barang satu minggu, saya bisa usahakan” jawabku putus asa
Satu minggu pun aku tidak yakin akan mendapatkan uang sejumlah itu
“Wah… wah… aku meragukan kamu bakalan
sanggup membayar Paling hanya menunda waktu Gak ada gunanya Saya nggak
akan kasi keringanan lagi”
“Sssayaaa mohon pakkk” aku berusaha menahan tangisku agar tak semakin keras
“Mhhhhh… baik… baik… Aku bisa kasih kamu solusi Supaya kamu bisa lunasin utang kamu”
“Sssayaaa mohon pakkk” aku berusaha menahan tangisku agar tak semakin keras
“Mhhhhh… baik… baik… Aku bisa kasih kamu solusi Supaya kamu bisa lunasin utang kamu”
Aku agak lega mendengar ucapan Pak Tan Aku memandanginya dengan pandangan bertanya
“Mhhhhh… boleh tau apa solusinya pak?” ungkapku
“Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu” kata pak Tan sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi
“Kamu bisa bayar hutangmu dengan tubuh molek kamu itu” kata pak Tan sambil melirik padaku dengan sorot mata birahi
Bagai disambar petir, aku terkejut mendengar ucapan Pak Tan Aku kehabisan kata-kata
“Nggak, nggak mau” jawabku sambil menangis
“Kamu bisa apa… ? Kalo kamu nggak bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hukum Aku akan laporkan kamu ke polisi” ancam pak Tan
“Kamu bisa apa… ? Kalo kamu nggak bayar sekarang, ya diselesaikan lewat hukum Aku akan laporkan kamu ke polisi” ancam pak Tan
Dia sungguh lihai mempermainkan
perasaanku Aku merasa semakin putus asa Aku hanya bisa menangis Tangisku
yang tertahan pun mulai keluar juga Namun Pak Tan tetap tak peduli Aku
hanya tertunduk sambil menangis Air mataku telah basahi jilbabku
“Hehehe… lagian, kamu kan sudah lama
jadi janda Masa sih, ga kangen sama kontol? Kamu puas, hutangmu lunas…
Tawaran menarik kan? goda pak Tan
“Kamu tinggal ngangkang aja, biar
memekmu disodok pake kontol-kontol lelaki birahi Dengan tubuh kaya kamu,
gak sulit kok kamu dapet duit banyak heheheh… Apalagi yang jilbaban
kaya kamu, pasti banyak peminatnya ”
Tanpa ku sadar, pak Tan telah berdiri di
sampingku, dan tanpa basa-basi, ia pun menarik tanganku hingga aku
berdiri Aku ingin menolak dan lari, namun aku sadar bahwa aku tidak lagi
punya kuasa Bahkan pada diriku sendiri Kini aku telah dikuasai oleh pak
Tan Aku hanya pasrah ketika ia menarik tubuhku hingga berdiri
Dengan penuh birahi, pak Tan menariku ke
dalam pelukannya Dengan rakus pak Tan melumat mulutku dengan mulutnya
Tangannya menjamahi dua payudaraku yang masih tertutup jilbab itu
Kurasakan perut buncit pak Tan menekan tubuhku
“Mhhhh… mphhhhhh… ” aku berusaha meronta, menghindari ciuman pak Tan
Namun mulutnya terus mengejar mulutku
Dengan kasar dibaliknya tubuhku hingga aku membelakanginya Lalu
ditekannya tubuhku hingga perutku menempel di tepi mejanya Tanganku
berpegangan pada meja agar menopang badanku
Kini aku dalam posisi agak membungkuk,
dengan pantat yang membusung kearah pak Tan Kini pantatku begitu bebas
untuk dijamahinya Dengan kasar ia meremas pantatku Aku merasakan ada
sesuatu yang mengganjal di pantatku
Ohhh, ternyata itu adalah penis pak Tan yang sudah menegang dan mengeras
Sambil menggesek-gesekkan penisnya di
pantatku, salah satu tangan pak Tan juga meremasi bongkahan pantatku
yang montok dan padat itu, sedang tangan yang lain kini telah
mencengkram salah satu payudaraku yang masih tertutup jilbab Jilbab itu
menjadi kusut akibat remasan tangan pak Tan Aku merasakan bahwa tangan
pak Tan telah mulai menyusup masuk ke balik jilbabku yang menutup dadaku
Ia meremasi payudaraku dari balik baju kurungku
“Mhhhh… ahhhh… ohhhhh… ” jeritan-jeritan
kecil terlontar dari mulutku ketika pak Tan menyentil ujung payudaraku
dengan keras, sementara penisnya yang masih berada di dalam celana itu
menekan pantatku ke depan
Tangan yang satunya kini telah
meremas-remas pangkal pahaku Mulut pak Tan dengan rakus menggigit
leherku yang masih tertutup jilbab warna krem itu, hingga nampak basah
bekas gigitan Kepalaku yang tertutup jilbab krem itu hanya bisa
menggeleng-geleng, dan terkadang menengadah ke atas, setiap kali pak Tan
menyodokkan penisnya ke pantatku
Kini tangan pak Tan mulai menarik
ritsleting baju kurungku yang ada di punggungku Dengan trampil tangannya
menurunkan baju bagian atas baju kurung itu, dan menyampirkan jilbabku
ke pundak Kini pundak dan punggung putihku pun terbuka Tak lama
kemudian, aku merasa bahwa pengait braku di bagian belakang telah
terbuka
Secara umum, bagian atas tubuhku telah
setengah terbuka, dan dua payudaraku yang tak seberapa besar itu
menggelantung di atas meja Dengan rakus pak Tan menciumi dan menjilati
punggungku, hingga basah oleh liurnya Kedua tangan pak Tan pun tak
henti-hentinya meremas dan memilin dua putting mungilku yang berwarna
coklat muda itu
“Ahhhhhhh… udahhh… lama aku menunggu saat ini…” bisik pak Tan di telingaku yang tertutup jilbab itu
“Mhhhh… ohhhhh… mhhhhhh… ” desahku
“Mhhhh… ohhhhh… mhhhhhh… ” desahku
Walaupun aku telah lama tidak menikmati
sentuhan pria Sungguh, aku tetap tidak bisa menikmati perlakuan pak Tan
itu Aku justru merasa terhina, karena penis seorang pria yang bukan
suamiku kini sedang menggesek-gesek pantatku yang masih tertutup rok itu
Selama ini hanyalah mantan suamiku yang
pernah menikmati bibirku, menghisap dua putingku yang sedang mengeras,
dan menyodokkan penisnya di lubang surgaku yang basah Saat ini, seorang
pria yang bukan suamiku dengan bebas dapat menikmati pantatku, dan
tangannya dengan bebas memilin dan meremas puting payudaraku Ohhh,
betapa malang nasibku
Aku dengar suara ritsleting celana pak
Tan Tak lama kemudian pak Tan pun membalikkan tubuhku hingga posisiku
berhadapan dengannya Terlihatlah pemandangan yang membuatku takjub Penis
pak Tan yang menjulang sepanjang 17 cm
Jauh lebih besar daripada milik mantan
suamiku Dengan rakus pak Tan pun menghisap putting payudara kiriku,
sementara tangan satunya memilin dan meremas payudaraku yang kanan
Terasa gigitannya pada payudaraku, yang kemudian disentakannya hingga
aku menjerit
“Aahhhhhhhhh”
Pantatku kini bersandar pada tepi meja, dengan posisi tangan menekan meja di belakang tubuhku
“Mhhh… ahhhhh… ” jeritan dan rintihan yang keluar dari mulutku semakin membakar birahi pak Tan
Pak Tan seringkali menyampirkan kembali
ujung jilbabku yang turun hingga menutupi dadaku ke pundakku Pak Tan pun
kemudian mengangkat rokku keatas Nampaklah dua kaki dan paha mulusku
telanjang, dan secarik kain celana dalam di pangkalnya
Salah satu tangan pak Tan memegangi
ujung rok ku agar tak turun, sementara tangan lain melebarkan dua
pahaku, hingga pangkalnya yang masih terutup celana dalam itu semakin
menganga Kurasakan benda keras mulai menyusuri belahan kemaluanku Salah
satu tangan pak Tan menuntun benda keras itu agar menggesek-gesek dengan
belahan vaginaku yang tertutup celana dalam itu
“Ohhhhh… ” walau aku berusaha mengingkarinya, tak dapat kupungkiri bahwa sensasi gatal di vaginaku mulai kurasakan
Aku pun mulai merasa lemas dan birahi
Aku berada dalam dilema Aku dipaksa untuk menikmati perlakuan pak Tan,
walaupun sesungguhnya aku enggan Tangan pak Tan pun mulai mencari-cari
ritsleting rokku, dan segera melepasnya
Kini bagian bawahku telah benar-benar
telanjang, hanya celana dalam putihku yang masih melindungi lubang
kehormatanku Sedangkan kepalaku dibiarkanya tetap berjilbab, dan
payudaraku telah menggelantung indah dengan bekas gigitan dan basah air
liur pak Tan
Dengan kasar pak Tan menarik jilbabku
hingga aku terjatuh dalam keadaan bersimpuh Dihadapanku kini sebatang
penis pak Tan yang tegang dan mengeras itu Sambil mengarahkan kepalaku
dengan tangannya keaarah penisnya, pak Tan mengatakan
“Ayo… kulum kontol bapak…!!!”
Dengan perasaan jijik, akupun memenuhi
permintaannya Kepalaku yang tertutup jilbab itu nampak maju mundur
Sementara payudaraku tengah bebas menggelantung, dan bagian bawahku
telah telanjang, hanya celana dalam yang tersisa
“Mmphhhhh… mhhhhh…” lenguhku saat penis pak Tan menerobos mulutku
Pak Tan menyuruhku menjilati ujung
penisnya hingga lubang kontolnya Uhhhh… aku merasa ingin muntah Mulutku
pun penuh oleh penisnya Tak satu jengkalpun bagian penisnya yang tidak
berkesempatan menikmati pelayanan bibir dan lidahku Bahkan testisnyapun
turut aku jilati Dengan perasaan muak, aku terpaksa melakukan hal itu
Setelah puas, pak Tan memintaku berdiri
Dengan kasar ia mencengkram pantatku yang masih tertutup celana dalam
itu, dan menariknya hingga posisiku membelakanginya Ia menarik turun
celana dalamku, hingga kini tak ada lagi yang melindungi lubang
kehormatanku Pak Tan pun berlutut di belakangku Kini ia menguakkan
bongkahan pantatku lebar- lebar Kini, lubang anus dan kemaluanku telah
mengarah tepat di depan wajahnya
Tiba-tiba aku merasakan sensasi hangat
di permukaan anusku Ternyata Pak Tan telah menjilati anusku Sensasi geli
kurasakan menjalar dari anus ke seluruh badan Tubuhku terasa lemas
setiap kali lidah pak Tan menyentuh permukaan anusku Aku heran, dia
tidak merasa jijik Setelah ia puas, lidahnya pun berpindah ke belahan
lubang vaginaku Ia menguakkan bibir bagian luar vaginaku
Tak lama kemudian, ia pun menjilati
seluruh permukaannya Klitorisku tak luput dari jilatan dan gigitan
lembutnya Aku semakin pasrah dengan perlakuan Pak Tan Kurasakan vaginaku
semakin basah, baik oleh air liur pak Tan maupun cairan cinta yang
keluar dari dalam vaginaku
“Ohhhhhh… mphhhhhh… ampuuunnnn… jangan diteruskannnnn… ” racauku
Slurp… slurppp… terdengar sedotan pak Tan di permukaan vaginaku semakin bernafsu
Tak lama kemudian pak Tan pun berdiri Ia
menarik pinggulku ke belakang, hingga pantatku dan vaginaku semakin
terkuak lebar Tiba-tiba, aku rasakan sebatang penis yag keras telah
melesak masuk ke dalam liang kenikmatanku dari bagian belakang Aku
merasakan pedih pada dinding vaginaku saat batang penis pak Tan
bergesekan dengan dinding liang kenikmatanku, yang selama ini terjaga
dari penis pria selain suamiku
“Ahhhhhhhhhhhhhhhhh… ” lengkinganku saat penis pak Tan disodokkan dengan keras
Rasanya lubang vaginaku hampir terbelah
“Ouhhhh… Sofiiii… memekmu enak banget…
udah lama bapak nggak ngrasain memek kaya punyamu… mhhhh… ouhhhhh…
akhhhhhh… ” racau pak Tan sambil menggenjot lubang memeku
“Cepok, cepok, cepok…” suara pinggul pak Tan saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya
“Cepok, cepok, cepok…” suara pinggul pak Tan saat bertumbukan dengan bongkahan pantatku yang sedang membusung ke arahnya
Aku sedang dinikmati dengan posisi doggy
Aku heran, ia nampaknya memang begitu terobsesi dengan pantatku, hingga
selama memakaiku pun ia lebih banyak meremas pantatku daripada dua
payudaraku
“Ohhhh… mhhhh… oughhhhh… ” badanku bergoncang-goncang
Kepalaku yang berjilbab itu hanya mampu
menggeleng dan mendongak ke atas Payudaraku bergoyang seiring hentakan
penis pak Tan di dalam liang kenikmatanku
“Mmhhhhhh… ahhhhhh… mhhhhh… ” rintih dan jeritku setiap kali penis pak Tan melesak dalam vaginaku
“Soffff… memekmu masih serettttt… ” racau pak Tan
“Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng… ouhhhh… Bapak ketagihan diservis sama tempikmu… enak bangetttt… walaupun janda tapi tempikmu masih nggigit”
“Mhhhh ouhhhhh… akhhhhhhh… ” jawabku dengan desah dan rintih
“Soffff… memekmu masih serettttt… ” racau pak Tan
“Kepalamu berjilbab bikin aku tambah ngaceng… ouhhhh… Bapak ketagihan diservis sama tempikmu… enak bangetttt… walaupun janda tapi tempikmu masih nggigit”
“Mhhhh ouhhhhh… akhhhhhhh… ” jawabku dengan desah dan rintih
Masih dalam posisi dogi, pak Tan
tiba-tiba menarik penisnya keluar dari vaginaku Kini tubuhku yang lemas
hanya bisa terbaring tengkurap diatas meja Kepalaku yang masih berjilbab
aku sandarkan di meja, sedang dua tanganku terentang berpegang pada
tepian meja Sementara itu, aku merasakan cairan dingin di anusku Aku
hanya bisa pasrah
“Mmhhhh… silitmu kayanya masih prawan nihh… sini, biar bapak prawanin”
Aku ketakutan, dan berusaha menolak
“Udahhh, jangan nolak… kok beraninya kamu nolak permintaan bapak…”
Akupun pasrah Cairan itu adalah cairan
pelumas Aku merasakan kepala penis pak Tan mulai menempel di lubang
matahariku Perlahan-lahan, kepala penis itu mulai menguakkan lubang
matahariku Kurasakan kepala penis itu semakin dalam masuk ke dalam
anusku Rasanya sungguh perih, walaupun telah dibantu oleh cairan pelumas
itu Pak Tan pun mulai mempercepat genjotannya dalam anusku
“Akhhhhh… ouhhhhh… ” terasa panas di dinding anusku akibat gesekan penis pak Tan itu
“Oouhhhhh… sakkkkiiiiittt… ahhhh akhhhhhh… ” jeritku
“Oouhhhhh… sakkkkiiiiittt… ahhhh akhhhhhh… ” jeritku
Sambil menggenjot anusku, kedua tangan
pak Tan meremasi kedua payudaraku Bahkan satu tangan pak Tan menarik
ujung jilbabku ke belakang, hingga kepalaku terdongak keatas
“Mhhh ohhh… akhhhhh… ” jeritku kesakitan
Pak Tan nampaknya telah hampir klimaks
Iapun segera menarik penisnya dari anusku Seperti kesetanan ia melompat
ke atas meja lalu membalikkan tubuhku hingga terlentang di atas meja
Kini posisinya duduk berlutut dengan penis yang mengarah ke wajahku Dua
pahanya mengangkangi wajahku
“Akhhhhhhhhhhhhhhh……… ” teriakan pak Tan yang telah klimak itu
Crott……… crorttt… crottttt… cairan putih
kental yang berbau tak sedap itu pun menyembur ke wajah dan mulutku Aku
hanya memejam, agar cairan itu tak masuk ke dalam mataku Sebagian telah
tertelan Jilbabku basah oleh cairan kental berbau amis itu, begitu pula
baju kurungku Kulihat pak Tan terengah-engah setelah mencapai klimaks
Aku hanya terlentang lemas setelah satu jam ia menikmati semua lubang
kepuasan di tubuhku
“Tempik sama silitmu memang hebat Sof…
Bapak ketagihan buat make kamu Selama setahun bapak cuma bias ngremesin
pantatmu, sambil bermimpi suatu saat bisa njebol lubang silitmu… ” kata
pak Tan
Aku sebetulnya merasa tersinggung dengan
ucapannya Harga diriku telah hilang sekarang Kini aku harus siap untuk
dinikmatin kapan saja oleh pak Tan Aku tak bisa berbuat apa-apa kini
Setelah beristirahat selama 30 menit, sambil aku menangis sesenggukan,
aku pun minta ijin kepada pak Tan untuk membersihkan diri di kamar mandi
yang ada di ruangnya
“Oohhhh, tidak usah… kamu kan capek sekarang saatnya kamu yang dilayani” kata pak Tan
“Maksud bapak?” jawabku
“Biar pak Tatang saja yang bersihkan tubuh Sofi… heheheh”
“Maksud bapak?” jawabku
“Biar pak Tatang saja yang bersihkan tubuh Sofi… heheheh”
Ouhhhh… laki-laki gila… belum puas ia
menghancurkan kehormatan dan harga diriku kini aku harus rela dijamah
oleh satu pria lagi Nampak Pak Tan menelpon dengan HPnya, menyuruh pak
Tatang masuk sambil membawa ember air hangat dan lap basah
Tak lama pak Tatang pun masuk Ia sungguh
terkejut melihatku dalam keadaan berjilbab, namun dengan baju kurung
yang terbuka setengah, hingga payudaraku menggelantung indah, dan bagian
bawah yang telah telanjang bulat
“Lhoooo, mbak Sofi?” tanya pak Tatang keheranan
Aku hanya tertunduk malu, sementara aku tahu bahwa mata pak Tatang tidak lepas memandang tubuh telanjangku
“Tenang pak Tatang”, kata pak Tan pada pak Tatang
“Mbak Sofi barusan kerja keras, jadi dia
sekarang gerah dan capek… hehehehe… makanya dia kepengen bersihin
badannya Kan kasian, daripada dia bersihin badannya sendiri, kan lebih
baik diladenin sama pak Tatang… hehehh…”
“Maksud bapak?” tanya pak Tatang masih kebingungan
“Maksudnya ya tolong pak Tatang ngelapin tubuhnya mbak Sofi, terutama bagian lubang tempik sama silitnya itu Gimana pak Tatang?”
“Maksudnya ya tolong pak Tatang ngelapin tubuhnya mbak Sofi, terutama bagian lubang tempik sama silitnya itu Gimana pak Tatang?”
“Haaaaa, bapak beneran?” tanya pak Tatang tidak percaya
“Beneran… sudah, nggak usah banyak omong… bapak mau ga?” tanya pak Tan
“Mauuu… mau… iya pak… mau… ” sorak pak Tatang
“Ya udah sana…” pak Tan menyahut
“Ayoooo, sini mbak Sofi… cah ayuuu… biar bapak ngelapin tempikmu” seru pak Tatang kegirangan
“Beneran… sudah, nggak usah banyak omong… bapak mau ga?” tanya pak Tan
“Mauuu… mau… iya pak… mau… ” sorak pak Tatang
“Ya udah sana…” pak Tan menyahut
“Ayoooo, sini mbak Sofi… cah ayuuu… biar bapak ngelapin tempikmu” seru pak Tatang kegirangan
Aku hanya menunduk Tapi badanku sudah
terlalu lemah, sehingga aku hanya bisa pasrah saat pak Tatang
menggandengku menuju kamar mandi Ia pun melucuti seluruh sisa pakaianku
termasuk jilbabku, sehingga aku telanjang bulat Dengan lap basah, ia ia
mulai membasuh tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki Saat
menggosok liang vaginaku, ia pun berkomentar
”Wahhhh, tempiknya mbak Sofi ini masih sempit yah” sambil jarinya meyentil-nyentil klitorisku
“Beda sama tempiknya lonte lokalisasi udah pada lower”
“Beda sama tempiknya lonte lokalisasi udah pada lower”
Aku hanya terdiam sambil menahan
tangisanku Pak Tatang memelukku dari belakang Satu tangannya meremasi
payudaraku, sedang tangan lainya sibuk menggosok vaginaku
“Mbak, yang bagian dalem tempik mbak
belum dibersihkan, biar kontol bapak nanti yang gosokin bagian dalem
tempiknya mbak… hahahaha”, kata pak Tatang
Pak Tan berdiri di pintu kamar mandi senyum-senyum melihat ulah pak Tatang kepadaku
“Kontol bapak udah ngaceng niyy Wahhh…
mimpi apa bapak semalem selama ini bapak cuma mbayangin ngentu mbak
Sofi… impian bapak jadi kenyataan”
“Pak Tatang, itu jilbabnya dipakein lagi Lebih ngacengin kalo make jilbab”
“Siapp bosss…” kata pak Tatang
“Pak Tatang, itu jilbabnya dipakein lagi Lebih ngacengin kalo make jilbab”
“Siapp bosss…” kata pak Tatang
Setelah selesai membersihkan diriku, aku
pun disuruhnya lagi memakai jilbab, namun dengan tubuh yang telanjng
bulat Kini telah kukenakan jilbab warna kremku yang masih ada
bercak-bercak sperma pak Tan
“Pak Tatang, ini uang buat pak Tatang” Pak Tan mengeluarkan uang seratus ribuan dan diberikan pada pak Tatang
“Syaratnya, pak Tatang harus tutup mulut tentang rahasia di kantor ini… ya, sekarang, pak Tatang boleh nikmatin mbak Sofi sepuasnya
“Siap bossss” kata pak Tatang
“Syaratnya, pak Tatang harus tutup mulut tentang rahasia di kantor ini… ya, sekarang, pak Tatang boleh nikmatin mbak Sofi sepuasnya
“Siap bossss” kata pak Tatang
Pak Tatang mendorongku ke sofa di ruang
pak Tan Tanpa basa-basi ia pun mengeluarkan penisnya yang berukuran 20
cm Dengan kasar ia menarik jilbabku hingga kepalaku mengarah ke penisnya
“Ayo,dimut mbak… kontolnya bapak sudah lama nggak dibasahin nih…” kata pak Tatang disambut dengan tawa pak Tan
Tanpa aku sadar, pak Tan telah datang dengan membawa sebuah handicam untuk merekam persetubuhanku dengan pak Tatang
“Hehehe, kamu memang cocok jadi bintang bokep Apalagi bokep cewek berjilbab hehehehe…”
“Mhhhh… oukhhhhh……” kepalaku yang berjilbab itu maju mundur mengulum penis pak tatang yang keras
“Mhhhh… oukhhhhh……” kepalaku yang berjilbab itu maju mundur mengulum penis pak tatang yang keras
Laki-laki duda berusia 50 tahun itu
nampak merem melek menikmati kulumanku Ia duduk di sofa, sedangkan aku
kini tersimpuh di lantai ruang itu
“Ohhh… mbak Sofi… ohhhh… kuluman mbak lebih enak dari lonte pelabuhan hhhhhh… mhhhh ”
Setelah puas dengan mulutku, pak Tatang
menyuruhku untuk terlentang di sofa Dengan rakus, ia pun mengulumi
payudaraku, dan menggigit-ggit putingnya yang mungil kecoklatan itu…
“Owhhhh… mhhhh… pak Tatang… sakkkittttt… ”
Pak Tatang semakin liar, mengulum
putingku Satu tangannya memilin-milin payudaraku yang lain, sedang
tangan satunya lagi memainkan klitorisnya Kini aku merasakan kegelian,
kurasakan jari-jari pak Tatang menusuk-nusuk liang vaginaku
Pak Tatang kemudian melebarkan kedua
pahaku dan blessssssssssssssssss… penis pak Tatang pun terjepit dalam
liang nikmatku Tubuhku terguncang-guncang, sementara tangan pak Tatang
sibuk memilin-milin putingku
”Oohhhh, mbak Sofi… tempikmu enak banget… bapak belum pernah ngrasain tempik kaya punya mbak Sofi…”
Tiba-tiba pak Tatang menghentikan
genjotannya, dan menarik penisnya Ia membalik tubuhku hingga tengkurap,
lalu menyuruhku menungging Aku hanya pasrah mengikuti arahan pak Tatang
Dalam posisi menungging, sekali lagi pak Tatang menyodokkan penisnya
dalam liang nikmatku
Dengan sodokan-sodokanya yang keras,
tubuhku pun terguncang-guncang Tangannya meremasi payudaraku dan
sesekali menampar paha dan pantatku hingga terasa pedih Aku
diperlakukannya seperti seekor kuda tunggangan atau sebuah boneka seks
Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan itu
“Mhhhh,… tempik lonte jilbaban ternyata enak… mhhhh…ouhhhh” racau pak Tatang saat penisnya terjepit dalam liang kenikmatan
Pak Tatang yang telah lama menduda, dan
selama ini memuaskan hasrat seksnya dengan pelacur pelabuhan, yang tentu
saja tua-tua dan tidak higienis Kini penis pak Tatang berkesempatan
untuk menikmati liang vagina seorang wanita muda berjilbab, yang liang
vaginanya selalu terjaga dan terawat
Bahkan pria kaya dan tampan pun belum
tentu kuijinkan untuk bisa menjepitkan penisnya dalam lubang vaginaku,
kecuali menikahiku, namun kini, seorang pesuruh kantor yang tua malah
berkesempatan menikmati liang vagina miliku dengan gratis… ohhhhh…
nasibku…
Bukan hanya liang vaginaku, penis pak
Tatang pun kini telah merasakan pula jepitan lubang anusku Kali ini
tidak terlalu sakit… justru anehnya, akupun mulai menikmati permainan
pak Tatang Pak Tatang menarik penisnya, lalu menarik jilbabku hingga
kepalaku mendekat kearah penisnya Tangan satunya sedikit mencekik
leherku, sehingga mulutku terbuka, dan
“Akhhhhhh… ” teriakan pak Tatang saat orgasme
Crotttt… croootttttt… croottttt… cairan
putih hangat masuk seluruhnya ke mulutku Bukan hanya itu, pak Tatang pun
menyuruhku untuk menelan semua spermanya Hueekkkkkkk… rasanya muak
sekali Namun aku terpaksa nampak sisa-sisa sperma mengalir dari
sela-sela bibirku, hingga menambah noda di jilbab kremku
Sisa-sisa sperma yang ada di lantai dan
sofa pun harus kujilati pula Semua adegan itu direkam oleh pak Tan Pak
Tan mengancam, jika aku melaporkan kejadian ini pada polisi, atau tidak
mau menuruti kehendaknya, maka video itu akan tersebar
Kejadian di kantor saat itu barulah
sebuah awal penderitaanku Pak Tan ternyata menjualku pada para pria
hidung belang, bukan sekedar untuk membayar hutangku, namun juga untuk
membiayai bironya yang hampir bangkrut itu
Dengan jilbab di kepala dan wajahku yang
keibuan, banyak bos-bos yang rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk
diberikan pada pak Tan, demi memperoleh kesempatan menjepitkan penisnya
ke dalam liang vagina dan anusku, dengan tetap mengenakan jilbabku Aku
heran, beberapa orang yang memakaiku justru lebih suka menganalku
disamping menyodok vaginaku
Bahkan pak Tan pernah sekedar iseng
mengumpankanku pada sekelompok supir truk yang sedang mabuk, sehinga aku
disetubuhi beramai-ramai di atas bak truk Dia memasangiku kamera kecil,
sehingga ia bisa merekamnya dari mobilnya yang parkir di suatu tempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar